Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 14 Juli 2011

Ritual Tiga (Chapter 8)



Kim Bum terkejut melihat gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu mengenakan busana yang sangat ketat, berusaha keras mempertontonkan lekuk tubuhnya yang, hmm... memang terlihat indah. Tapi, karena dibalut dengan busana yang terlalu ketat, jadi terlihat murahan!

”Siapa Anda?” tanya Kim Bum, kemudian terbatuk-batuk. Indra penciumannya tercemar oleh bau artifisial yang disemprotkan secara membabi-buta ke seluruh tubuh gadis ini.

Gadis di hadapannya tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putih. Tapi, senyumnya tampak palsu. Tidak tulus.

”Saya Jung So Min. Saya adalah personal assistant-mu, Kim Bum.”

Kim Bum mengernyit. Gadis ini belum berkenalan resmi dengan dirinya, tapi sudah memanggilnya dengan nama saja – tanpa sebutan tuan. Berbeda sekali dengan….

Kim Bum terkesiap. “Di mana So Eun, maksud saya Kim So Eun?” Bukankah Kim So Eun adalah personal assistant-nya? Mengapa kini yang muncul adalah gadis ini?

Gadis di hadapannya mengerucutkan bibirnya, “Kim So Eun meminta saya untuk menggantikannya. Ini berkas laporan kunjungan customer kemarin.” Jung So Min menyerahkan berkas laporan.

”Apa rencanamu untuk hari ini?” tanya Jung So Min, tapi Kim Bum tidak mendengar. Benar apa yang ditakutinya. Kim So Eun menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang terjadi kemarin. Kini dia kembali pada ritual ajaibnya, dan ... menjauhi dirinya. Kembali menutup diri terhadap segala hubungan pertemanan yang ditawarkan.

Hubungan pertemanan?

Benarkah hanya pertemanan yang ditawarkannya?

Kim Bum jadi bertanya-tanya dalam hatinya.

“Apakah hari ini kau ingin bersantai sejenak sebelum mulai beraktivitas?”

Perkataan Jung So Min membuyarkan lamunan Kim Bum. Telinga Kim Bum terasa panas mendengar cara Jung So Min mengatakan ’bersantai’. Apa sebenarnya maksud gadis ini? Apakah dia bermaksud menggoda?

”Coba jelaskan apa yang Anda maksud dengan ’bersantai’?” tanyanya. Ada ketegasan yang sarat dengan kemarahan dalam intonasi suaranya.

Tapi, Jung So Min tidak menyadari intonasi berbahaya dalam suara Kim Bum.

”Ya...,” Jung So Min maju, mencondongkan tubuhnya ke arah Kim Bum. Blusnya yang berpotongan leher rendah mempertontonkan lekuk indah belahan dadanya. ”Mungkin seperti ini....” Jung So Min mengelus lembut lengan Kim Bum dengan payudaranya.

”Tolong. Jaga kelakuan. Anda,” geram Kim Bum. Kali ini suaranya terdengar amat sangat berbahaya.

Jung So Min segera menarik tubuhnya. Kali ini dia dapat merasakan kemarahan dalam nada suara Kim Bum.

”Silakan Anda keluar sekarang juga!” Kim Bum membuka pintu kamarnya. Posisi yang cukup jelas bahwa kehadiran Jung So Min sangat tidak diharapkan.

Bibir Jung So Min bergetar. Dia tidak pernah ditolak oleh laki-laki. Kali ini dia bahkan diusir! Wajah Jung So Min memerah. Menahan rasa malu yang sebenarnya tidak tertahankan.

Kim Bum tidak memandang wajahnya. Tangannya masih memegang kenop pintu.

Jung So Min keluar. Tangisnya hampir tumpah.

Lee Ji Hoon, sopir kantor yang lain, telah menunggu di lobby hotel saat Kim Bum turun beberapa waktu kemudian. Jung So Min tidak tampak lagi. Mungkin dia sudah kembali ke kantor. Baguslah! Kim Bum tidak tahan apabila harus berada dalam satu mobil dengan gadis itu.

Sesampainya di kantor, Kim Bum langsung menghampiri meja kerja Kim So Eun. Dilihatnya gadis itu sedang serius memperhatikan layar komputernya. Ketika jarak Kim Bum hanya dua meja lagi dari meja Kim So Eun, gadis itu bangkit berdiri. Membawa tumpukan berkas yang tebal dan meninggalkan mejanya.

Kim So Eun menghindarinya!

Kim So Eun kembali menutup dirinya lagi. Kembali menghindari segala bentuk hubungan yang ditawarkan orang lain.

“Tn. Kim Bum....”

Kim Bum berbalik. Tn. Song Seung Hun tampak terkejut melihat kehadirannya.

“Anda sudah tidak apa-apa?” tanya Tn. Song Seung Hun dengan khawatir.

“Saya tidak apa-apa. Saya bisa kembali kerja lagi.”

Tn. Song Seung Hun mengangguk-angguk, masih tampak ragu. “Baiklah kalau begitu. Hmm... bagaimana personal assistant Anda yang baru, Jung So Min? Kenapa dia kembali ke kantor sendirian?”

Tn. Song Seung Hun mengalihkan pandangan ke meja kerja Jung So Min. Kim Bum mengikuti arah pandang Tn. Song Seung Hun dan mendapati Jung So Min buru-buru membalikkan badannya, berpura-pura sibuk.

”Maaf, tapi saya merasa kurang dapat bekerja sama dengan Jung So Min. Kalau boleh tahu, mengapa Kim So Eun tidak mau menjadi personal assistant saya? Setahu saya, kami tidak bermasalah.”

Tn. Song Seung Hun menggeleng. ”Entah, dia tidak mengatakan alasan apa pun.”

Kim Bum mengangguk-angguk, ”Kalau begitu, lebih baik saya bekerja sendiri. Hari ini saya minta ditemani oleh Kim Hyun Joong saja,” Kim Bum menyebutkan nama manajer marketing yang lainnya.

Akibat kecelakaan kemarin, Jae Hee masih harus menenagkan diri dan beristirahat di rumah.

”Anda yakin?” Tn. Song Seung Hun masih terlihat ragu. ”Tidak apa-apa kalau memang Anda butuh istirahat terlebih dahulu.”

Kim Bum menggeleng tegas.

Bersambung…

1 komentar:

  1. waw PART INI yg paling menguRas Emosiiii tHoR...
    KonFLIk Bum-Eun-So Min KEREEEEEEN sangad...
    Daebak.daebak.Daebak........
    BeraSa di DepaN TiVi...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...