Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 12 Juli 2011

Belenggu Jiwa (Chapter 5)



Chapter 5
The Other Woman


Ibu memang tak pernah memperlihatkn tangis ketika kejadian itu. Wanita tersayang itu cuma diam pasrah. Tetapi siapa nyana di dalam hatinya ternyata mengalir darah dan nanah yang berasal dari luka yang teramat parah?! Dan semuanya mencapai puncak ketika pada suatu malam seisi rumah dikejutkan oleh jeritan pembantu rumahnya. Pembantu setia itu kedapatan tengah berdiri gemetar di ambang pintu kamar. Penuh ketakutan. Juga kengerian.

Jiwa Ibu memang sempat tertolong malam itu. Darah yang keluar dari urat nadi pergelangan tangannya yang teriris sempat dihentikan sebelum membuat Ibu meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Tapi toh pada akhirnya sama saja. Toh kenyataan yang tersuguh kemudian tetap membimbing Kim So Eun untuk tiba pada akhir yang giris. Tekanan batin yang dahsyat rupanya memperlihatkan kekuatannya… Keseimbangan jiwa Ibu terganggu!

Setiap hari Ibu melewati waktu dengan pembawaan yang berubah-ubah. Kadang diam tak mau bicara. Kadang menangis, meracau tak henti, atau mengeluh tentang dirinya yang tidak dicintai lagi oleh siapapun. Oh, setiap kali mendengar Ibu mengeluh begitu, hati Kim So Eun yang sudah terluka bagai dijatuhi air cuka bertetes-tetes. Pedih. Membuatnya gagal memendam tangis. Dan itu diiringi tekad untuk melakukan apa saja yang diinginkan Ibu. Termasuk di antaranya agar jangan pernah alpa menjenguk beliau setiap ada kesempatan.

Seperti sekarang!

Kecuali urusan kuliah, tak ada lagi yang bisa menghalangi kepulangannya. Tidak bujukan teman-temannya. Tidak pula seorang Kim Bum! Sebegitu pentingnya sampai kau tak bisa menyempatkan diri untuk pamit pada Kim Bum?

Suara itu mengalun jauh. Meneteskan kekosongan yang dalam di rongga hati Kim So Eun. Dipejamkannya mata. Dibayangkannya raut wajah terkasih itu. Dan hatinya lagi-lagi menangis.

Kim Bum, maafkan aku! batinnya menjerit sakit. Aku tahu kau tersiksa dengan sikapku yang tiba-tiba tak dapat kau pahami sejak tiga bulan ini. Tapi barangkali kau tidak tahu betapa aku pun tersiksa melihat kegigihanmu. Untuk apa semua itu, Kim Bum? Apa gunanya kepenuhmengertianmu selama ini bila semua itu hanya akan berubah seratus delapan puluh derajat begitu tahu dari keluarga macam apa sebenarnya aku berasal!

Sama seperti apa yang dilakukan Jung Il Woo Oppa, kekasih Yoon Eun Hye Eonni.

Dan itu hanya karena sepotong kalimat singkat namun teramat melukai…

"Ibumu gila...."

Ya, Tuhan!

Kim So Eun betul-betul naik darah mendengar penghinaan itu. Nyaris didatanginya Jung Il Woo-keparat-busuk itu. Tapi Kim Hyun Joong Oppa, dengan kebijakan yang entah dari mana datangnya, berhasil membujuknya. Memberinya kekuatan dengan kalimat-kalimat menyejukkan. Dan Kim So Eun terpesona. Si Sulung yang dulu kocak-seenaknya dan kerap membuatnya menangis kini tampak begitu dewasa. Ucapan-ucapannya tenang. Laksana belaian angin pegunungan di pagi hari. Membangunkan kekuatan sekaligus kesadaran yang meskipun terasa pahit namun toh harus dijalaninya.

Ya, Ibu memang gila!

Itu kenyataan.

Tapi ia tak akan pernah rela bila keadaan Ibu dijadikan senjata untuk menoreh luka di hatinya. Terlebih lagi ia tak ingin Ibu dianggap sebagai penghancur kebahagian. Karena itu diputuskannya untuk melepas Kim Bum. Menjauh dari pria terkasih itu. Sebelum ia tahu segalanya. Sebelum ia mengucapkan selamat tinggal, barangkali ada baiknya bila Kim So Eun mendahului. Setidaknya itu tidak akan seberapa menyakitkan.

Egois?

Barangkali.

Tapi bukankah ada saat dimana manusia tak punya pilihan kecuali memenangkan keakuannya?

Bersambung…

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...