Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 22 Juli 2011

The Right Man (Chapter 7)



Kim So Eun benar-benar heran. Bagaimana mungkin seorang laki-laki yang demikian kaya dan terpelajar seperti Kim Hyun Joong dapat membawanya ke tempat semacam ini.

"Aku tidak mengerti," keluh Kim So Eun sepanjang penantian mereka di ruang tunggu yang sempit dan separuh tertutup itu. "Kenapa kau bisa percaya pada hal-hal seperti ini."

Ruangan berukuran empat kali tiga meter itu padat terisi oleh para pengunjung yang sedang menanti giliran masuk. Persis ruang tunggu praktek dokter.

Di dinding tergantung sepotong papan kecil. Jam bicara 4-6 sore. Tapi menilik banyaknya orang yang menunggu, rasanya sampai pukul sepuluh malam pun pasti belum selesai.

Sampai sekarang saja sudah berkumpul lebih dari dua puluh orang. Setiap orang yang masuk rata-rata diberi waktu seperempat jam untuk berkonsultasi.

Sambil mengipas-ngipas kepanasan, Kim So Eun memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Ada yang sedang mengobrol. Ada yang lebih suka membaca majalah. Ada juga. yang sedang termenung seorang diri.

Rasa malunya karena telah sudi datang ke tempat ini berangsur-angsur hilang. Ternyata dia keliru. Orang-orang yang ditemuinya di sini bukan jenis pengangguran atau orang-orang bodoh. Banyak di antara mereka, kebanyakan wanita dewasa, kelihatannya berasal dari kalangan menengah ke atas.

Yang Pria, berpakaian rapi dan bertampang pemimpin. Entah buat apa mereka kemari kalau sudah punya kedudukan bagus seperti itu!

"Banyak yang percaya, mereka mendapat kedudukan tinggi-karena petunjuk Tn. Gong Yoo," sahut Kim Hyun Joong ketika Kim So Eun mengemukakan keheranannya. Lalu untuk apa mereka kemari lagi? Mengucapkan terima kasih? Atau minta kedudukan yang lebih tinggi lagi?"

Kim Hyun Joong mendekatkan mulutnya ke telinga Kim So Eun.

"Lihat lelaki yang duduk di sana itu? Kau tahu siapa dia?" Kim Hyun Joong membisikkan sebuah nama yang membuat Kim So Eun mengerutkan dahinya dengan bingung.

"Dia juga kemari?"

"Kaukira karena apa suksesnya itu?"

"Karena petunjuk Tn. Gong Yoo?"

"Setiap kali dia mau memulai usaha baru, pasti dia ke sini. Dan usahanya selalu sukses. Makanya dia jadi konglomerat!"

"Omong Kosong! Itu kan karena rezekinya sedang bagus!"

"Jika cuma karena kebetulan, masa begini banyak langganan Tn. Gong Yoo? Setiap hari ramai. Sampai-sampai hari Minggu pun penuh sesak!"

"Kau sendiri sering kemari?"

"Setiap memulai film baru."

"Dan filmmu selalu sukses?"

"Kaupikir bagaimana aku bisa seperti sekarang?"

"Ramalannya selalu tepat?"

"Kalau tidak untuk apa kubawa kau kemari?"

Astaga. Kim So Eun menghela napas panjang. Kalau soal dagang dan usaha lain, okelah. Tapi menanyakan soal perjodohan mereka? Sungguh memalukan!

"Semuanya kan tergantung kita sendiri, Kim Hyun Joong," bujuk Kim So Eun setelah sia-sia mengajak Kim Hyun Joong pulang saja. "Untuk apa membuang-buang uang dan waktu di sini?"

"Kau tidak ingin tahu kita bisa menikah atau tidak?"

"Kalau kau mau menceraikan istrimu dan aku sudi menikah denganmu, apa pun kata Tn. Gong Yoo-mu itu, kita toh bisa menikah juga?"

"Tapi umurnya tidak lama seperti pernikahan-pernikahanmu sebelumnya!"

Ya Tuhan! Lagi-lagi Kim So Eun mengurut dada. Jadi perkawinannya selama ini kandas karena dia tidak pernah menanyakan jodohnya terlebih dulu?

"Bagaimana dengan perkawinanmu sendiri?" tanya Kim So Eun penasaran.

“Waktu aku menikah dulu, aku belum kenal Tn. Gong Yoo."

Jadi percumalah menggoyahkan kepercayaan yang telah berurat-berakar di hati Kim Hyun Joong. Memang waktu Kim Hyun Joong mengajaknya kemari minggu lalu, Kim So Eun cuma main-main mengiyakannya. Dia tidak menyangka begini sengsaranya menunggu di sini!

Rasa ingin tahu yang dibawanya dari rumah langsung lenyap begitu melihat penampilan sang ahli nujum. Gambaran seorang kakek berjenggot putih dengan sepasang mata yang telah lamur tapi bersorot bijaksana punahlah sudah.

Dia cuma seorang lelaki sederhana. Umurnya pasti belum lebih dari 40 tahun. Bersih dan rapi seperti kemejanya yang berwarna putih.

Modalnya cuma setumpuk kartu yang sudah dekil. Bukan bola kristal atau alat-alat magis lainnya. Ruang prakteknya memang agak gelap. Tetapi jauh dari kesan menyeramkan.

"Anda sedang banyak pikiran," kata Tn. Gong Yoo begitu tangannya membuka kartu-kartu yang dipilih Kim So Eun. Tidur tidak nyenyak, makan tidak enak."

Tepat, ejek Kim So Eun dalam hati. Kalau tidak masa kemari! Tetapi di depan Tn. Gong Yoo, dia tetap memperlihatkan wajah sepolos-polosnya.

"Rumah tangga Anda sedang terguncang."

Dari dulu juga tidak pernah tenang, keluh Kim So Eun dalam hati.

"Anda sedang bingung memilih dua hal yang sama-sama memberatkan."

Lagi-lagi Kim So Eun menghela napas. Dan dia sadar, helaan napas itu terlalu keras.

"Dalam dua bulan mendatang ini, ada sebuah peristiwa penting dalam hidup Anda. Anda harus bijaksana menghadapinya. Alangkah baiknya bila Anda bicarakan kembali hal itu dari hati ke hati. Tetapi walaupun nanti Anda sudah merasa mantap dengan pilihan Anda, sebaiknya Anda menanyakan lagi pada seorang yang lebih ahli."

Wah, kalau hanya untuk diramal seperti ini tidak perlu jauh-jauh kemari, pikir Kim So Eun jemu. Baca saja di majalah.

"Anda punya lima anak. Benar?"

Eh, pikir, Kim So Eun kaget. Bagaimana dia bisa tahu? Diam-diam Kim So Eun melirik Kim Hyun Joong. Diakah yang memberitahu?

Tetapi Kim Hyun Joong sedang mendengarkan semua kata-kata Tn. Gong Yoo dengan tekunnya. Persis anak sekolah yang sedang menyimak pelajaran dari gurunya.

Wah, seharusnya mereka bawa tape recorder tadi. Supaya bisa ingat semuanya.

"Hati-hati dengan salah seorang anak Anda. Jaga baik-baik dalam bulan-bulan mendatang ini."

"Ada yang sakit?" sela Kim So Eun gemas.

Tn. Gong Yoo memperhatikan kartu-kartunya sekali lagi sebelum menjawab.

"Bisa lebih dari itu. Hati-hati saja."

"Kim Yoo Bin," desah Kim So Eun tak sadar. Dia menoleh kepada Kim Hyun Joong dengan khawatir, tepat pada saat Kim Hyun Joong juga menoleh kepadanya.

O, ada apa dengan dia nanti? Sakitkah? Atau ah, pasti Kim Yo Bin! Siapa lagi? Anak-anaknya yang lain sehat!

"Tapi tahun depan, Anda akan mendapat seorang anak lagi."

“Tidak mungkin!" cetus Kim So Eun kaget. "Saya janda!"

Tn. Gong Yoo mengangkat bahu.

"Kalau begitu mungkin tahun depannya lagi. Pokoknya Anda akan memperoleh seorang anak lagi."

Tahun depannya lagi aku mungkin sudah di dalam tanah, pikir Kim So Eun sesak. Dan dia merasa tangan Kim Hyun Joong meremas-remas jarinya di bawah meja.

"Ada yang hendak ditanyakan?" tanya Tn. Gong Yoo sambil mengumpulkan dan mengocok kartu-kartunya kembali.

“Tentang kami berdua, Tn. Gong Yoo." sahut Kim Hyun Joong cepat. "Kami hendak menikah. Tapi saya sudah beristri. Dan dia tidak mau jadi istri muda. Apakah saya harus menceraikan istri saya?"

Pertanyaan yang bodoh, pikir Kim So Eun gemas. Kenapa harus tanya dia? Tetapi Tn. Gong Yoo tidak berkata apa-apa. Dia cuma mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian dia mulai lagi mengocok kartunya. Dan membukanya satu per satu di atas meja.

"Mmm… orangnya boleh juga," gumam Tn. Gong Yoo, entah kepada siapa. Mungkin kepada dirinya sendiri. Matanya tidak lepas-lepas menatap kartunya. Seolah-olah dia melihat gambar seorang perempuan di sana. "Putih, bersih, rapi. Berambut panjang..."

"Betul, Tn. Gong Yoo!" potong Kim Hyun Joong bersemangat. "Itu istri saya! Kami dapat bercerai?"

"Ya, Anda dapat bercerai. Ajukan saja permohonan cerainya dalam empat bulan ini."

Sekali lagi Kim Hyun Joong meremas jari-jemari Kim So Eun. Kali ini lebih hangat.

"Kami dapat menikah, Tn. Gong Yoo?"

Tn. Gong Yoo mengamat-amati kartunya lagi sebelum menjawab.

"Tidak ada rintangan apa-apa. Semoga Tuhan memberkati kalian."

Tuhan, pikir Kim So Eun bingung. Apakah Tuhan merestui juga tempat-tempat seperti ini?

* * *

Kim Hyun Joong mengemudikan mobilnya seperti orang mabuk. Dia memang minum dua gelas wiski cola tadi. Padahal Kim So Eun sudah mencegahnya.

Kim Hyun Joong mengajaknya makan sebelum pulang ke rumah.

"Harus kita rayakan malam ini," katanya gembira.

Tentu saja mula-mula Kim So Eun menolak. Pikirannya sudah lama sampai ke rumah. Bagaimana anak-anaknya? Masih ngambekkah Lee Young Yoo?

Bagaimanapun Kim So Eun merasa bersalah. Dia sudah berjanji. Dan tidak dapat menepatinya. Betapa murahnya harga sebuah janji!

Tetapi Kim Hyun Joong tetap memaksakan kehendaknya

“Akan kujadikan malam ini malam kenangan bagi kita!" katanya riang.

Dan ternyata kenangan yang dimaksud bukan hanya makan bersama di sebuah tempat yang romantis. Kim Hyun Joong menginginkan yang lain.

"Ke rumahmu? Atau... kita cari tempat lain?"

"Sudah pukul dua belas lewat," sahut Kim So Eun bingung. "Aku khawatir Kim Yoo Bin bangun mencariku...."

Tentu saja bukan Kim Yoo Bin yang dipikirkannya. Kim Yoo Bin tidur di atas bersama neneknya. Kakak-kakaknya tidur di kamar sebelah. Tapi Kim Bum tidur di bawah... di kamar Kim So Eun! Bagaimana menjelaskan hal itu pada Kim Hyun Joong?

"Baiklah, ke rumahmu!" desisnya bersemangat. Dia bersenandung kecil sambil mengemudikan mobilnya dengan sebelah tangan. Tangannya yang lain merangkul bahu Kim So Eun.

"Kalau begini caramu mengemudikan mobil, kita lebih cepat sampai ke rumah sakit daripada, ke rumah, Kim Hyun Joong!"

Kim Hyun Joong tertawa lantang. Euforia-nya pasti karena pengaruh alkohol.

"Jangan ragukan kemampuanku menguasai mobil, Kim So Eun! Mobil adalah istriku yang paling setia!"

"Itu berarti sampai kapan pun aku tetap jadi istri mudamu!" gurau Kim So Eun pura-pura merajuk.

Kim Hyun Joong mengecup dahinya dengan mesra. Dan Kim So Eun merasa pedih. Lelaki ini begitu mencintainya. Bagaimana harus mengatakan padanya tentang benjolan di payudaranya? Tentang operasinya?

Kim Hyun Joong demikian mengagumi payudaranya. Kim So Eun tidak dapat membayangkan jika suatu hari nanti, payudaranya tidak lagi seindah sekarang... atau bahkan... O, betapa terbantingnya harga dirinya sebagai seorang wanita!

* * *

Percuma mencegah Kim Hyun Joong. Dia sudah tidak dapat disuruh pulang lagi. Sesampainya di rumah, Kim Hyun Joong langsung menggendong Kim So Eun turun dari mobilnya.

"Jangan, Kim Hyun Joong," pinta Kim So Eun kewalahan. "Kadang-kadang anak-anak belum tidur...."

"Tengah malam begini?" Kim Hyun Joong menyeringai pahit. "Mereka harus dibiasakan melihat orangtuanya bermesraan begini!"

Tapi anak-anakku tidak mau mempunyai ayah baru lagi, teriak Kim So Eun dalam hati. Kalau mereka melihat ibunya digendong seorang laki-laki....

"Mana kuncinya?" desak Kim Hyun Joong tanpa dapat ditolak lagi.

Terpaksa Kim So Eun menyerahkan kunci rumahnya. Kim Hyun Joong membuka pintu. Mendorongnya dengan kakinya. Dan menggendong Kim So Eun ke kamar.

"Jangan, Kim Hyun Joong," keluh Kim So Eun panik. "Kadang? kadang Kim Yoo Bin tidur di kamarku...."

"Dia tidak akan terjaga," bisik Kim Hyun Joong sambil mengecup bibir Kim So Eun dengan mesra.

Didorongnya pintu kamar. Dan doa Kim So Eun semoga pintu itu terkunci tidak terkabul. Pintu terbuka dengan mudah. Secercah sinar lemah menerangi kamar ketika pintu terbuka. Dan sorot yang redup itu sudah cukup membantu mata Kim So Eun untuk melihat tubuh yang tergolek tenang di atas tempat tidur itu....

Dipejamkannya matanya rapat-rapat. Dan sekujur wajahnya terasa panas. Tetapi Kim Hyun Joong tidak memberi reaksi apa-apa. Mungkin sinar yang sekejap itu tidak sempat dimanfaatkannya. Dan begitu pintu tertutup kembali, seluruh kamar menjadi gelap.

Kim Hyun Joong membawa Kim So Eun langsung ke tempat tidur. Meletakkannya dengan hati-hati. Dan tersentak kaget ketika Kim So Eun menggelinjang bangun seperti dipatuk ular

"Jangan, Kim Hyun Joong," pintanya sungguh-sungguh. Suaranya berbaur antara panik dan takut. "Jangan sekarang...."

"Kenapa?” Kim Hyun Joong menekan tubuh Kim So Eun kembali ke tempat tidur. "Apa bedanya kapan pun kita melakukannya?”

Tetapi Kim So Eun tetap melawan dengan sekuat tenaga. Meskipun dia tidak merasa ada tubuh lain di tempat tidurnya... dia tetap tidak dapat melakukannya! Kim Bum ada di sana. Dan sekarang dia pasti sedang asyik menonton!

Entah di mana dia bersembunyi. Mungkin di kolong tempat tidur. Atau di belakang lemari. Atau... meja kecil di samping tempat tidurnya berderit. Dan Kim Hyun Joong bangkit seperti disengat lebah.

"Siapa?" bisiknya terperanjat.

"Kakiku," sahut Kim So Eun gugup. Dan kesempatan yang sekejap itu dipakainya untuk meloloskan diri. Ketika tangan Kim Hyun Joong terulur untuk menyalakan lampu, Kim So Eun langsung menubruknya.

"Jangan!" serunya panik.

"Ada apa?" sergah Kim Hyun Joong antara terkejut dan heran.

"Kalau terang Kim Yoo Bin bisa terbangun."

"Kim Yoo Bin?" Kim Hyun Joong mengerutkan dahi. "Di mana dia? Ranjangmu kosong...."

"Di ranjang kecil dekat jendela...."

Kacau. Kim So Eun sudah tidak dapat mengatur dustanya lagi.

"Lebih baik kau keluar sebelum dia menangis...."

“Kalau mau menangis, dia sudah menangis waktu kau menjerit tadi!" gerutu Kim Hyun Joong kesal.

"Pulanglah, Kim Hyun Joong."

Kim So Eun memegang tangan Kim Hyun Joong dan menuntunnya ke pintu. Tetapi di pintu Kim Hyun Joong masih berusaha merangkulnya.

"Beri aku seorang anak, Kim So Eun," pintanya lembut.

Kim So Eun merasa parasnya panas. Bukan karena permintaan Kim Hyun Joong. Tetapi karena dia tahu, ada sepasang mata tengah mengawasinya... entah di sudut mana!

"Maafkan aku, Kim Hyun Joong." Kim So Eun melepaskan dirinya. Dibukanya pintu. Didorongnya lelaki itu keluar. "Malam ini aku tidak bisa...."

Dengan lesu Kim Hyun Joong melangkah ke pintu depan. Membuka pintu itu. Dan berjalan ke mobilnya tanpa menoleh lagi.

Kim So Eun cepat-cepat menutup pintu. Dan menguncinya sekalian.

Ketika dia sedang bersandar ke pintu itu sambi menghela napas lega, matanya bersirobok dengan mata Kim Bum.

Bersambung…

Chapter 6
Chapter 5
Chapter 4
Chapter 3
Chapter 2
Chapter 1
Prolog

1 komentar:

  1. WaaaaaaHHHH WaaaaaaaaaHHH...Hyun Joong Lg2 bwt MasalaH sama saya..(???)..awaZ ye kalo bRani Coba2 Soeun..(AutHOr yg Q getOK, karna Dalang Dari smua Crita ini adalaH...YOU..!!hahaha, REader saRap!!)!!!..TerHaru lg wktu Kim BUm dgn HATI nya YG SUPER GEDE ngaJak si NEnek TengiL ma Kim Yoo Bin LIat CindereLLa manggung...AAAAAAAAAAAAAAhhhh..PErfeCt MAn..(BIG HUG bwt My BEoM)..Lanjuuud yeeeHHH
    AuthOOR Sweetyyyy..JadwaL sidangQ rencana Jumat DepaN..huheheheh!!

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...