Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 14 Juli 2011

Ritual Tiga (Chapter 2)



Bandara selalu ramai. Tidak pernah sepi. Kim So Eun berjinjit agar dapat lebih jelas memperhatikan penumpang yang berhamburan keluar. Choi Daniel berdiri di sebelahnya sambil mengangkat tinggi-tinggi papan bertuliskan ’PT. Sungkyunkwan’. Kim So Eun menerka-nerka dalam hatinya. Seperti apa rupa Tn. Kim Bum.

Tn. Song Seung Hun bilang, Tn. Kim Bum adalah seorang pekerja yang perfectionist. Dia selalu serius dengan pekerjaannya. Dia selalu melakukan segala sesuatu dengan cermat dan penuh perhitungan.

Kim So Eun merapikan setelan biru tuanya tiga kali dan memeriksa gelung rambutnya tiga kali. Dia harus terlihat profesional dan serius untuk menyambut tamu kehormatan PT. Sungkyunkwan.
Seorang lelaki mendekati Kim So Eun. Dia mengenakan polo-shirt warna kuning.

”PT. Sungkyunkwan?” tanyanya, sambil tersenyum ramah.

Kim So Eun mengangguk, tampak ragu. ”Tn. Kim Bum?”

Lelaki itu mengangguk. Dia mengulurkan tangannya. ”Panggil saja saya Kim Bum,” ujarnya, dengan bahasa Korea yang sempurna.

Kim So Eun tidak terkejut. Tn. Song Seung Hun sudah memberi tahu bahwa walaupun Kim Bum lahir di Amerika, nenek dari pihak ibunya adalah wanita Korea asli. Bahasa Korea merupakan bahasa ibu yang sering digunakannya sehari-hari.

”Selamat datang Tn. Kim Bum. Saya Kim So Eun, personal assistant Anda selama berada di Seoul,” ujarnya, dengan gaya profesional.

”Hai, So Eun...,” sapanya, masih tetap sambil tersenyum ramah.

Kim So Eun mengernyit. Tidak suka dengan nama panggilan yang didengarnya. Itu panggilan kesayangan Kim So Eun. Panggilan khusus orang tuanya....

Kim So Eun menahan diri untuk tidak berkomentar. Bagaimanapun, Kim Bum adalah bosnya. Setidaknya, selama dia berada di Seoul. Dan, seorang bos sebaiknya tidak dibantah.

”Silakan, Tn. Kim Bum. Lewat sini...,” Kim So Eun memimpin jalan menuju tempat parkir.

”Panas sekali, ya, Seoul,” kata Kim Bum, sambil mengipas-ngipas. ”Sudah lama saya tidak ke Seoul. Seingat saya, terakhir kali saya ke sini adalah dua tahun yang lalu. Mengunjungi nenek saya.” Kim Bum tersenyum.

Kim So Eun hanya tersenyum tipis. Berusaha tetap terlihat profesional.

“Saya ingin check in di hotel sebentar. Hanya untuk menaruh barang bawaan saja. Kau bawa bahan untuk meeting nanti, So Eun?”

Kim So Eun mengernyit lagi, panggilan itu! Perlahan –berusaha agar tidak terlalu kentara– dia menepuk punggung tangannya tiga kali, lalu mengeluarkan bahan meeting untuk siang nanti

“Ini bahannya, Tn. Kim Bum.”

“Just call me, Kim Bum,” ujarnya. Suasana sejenak hening. Kim Bum tampak serius mempelajari bahan meeting.

Kim So Eun diam-diam menarik napas lega. Lega karena Kim Bum tampak serius membaca dan untuk beberapa waktu tidak akan bercakap-cakap dengannya.

Kim Bum tersenyum kecil. Hanya butuh waktu sebentar untuk mempelajari bahan meeting siang nanti. Diam-diam dia memperhatikan gadis berpakaian gelap di sebelahnya. Wajahnya cantik, hanya tampak jarang tersenyum. Rambutnya digelung ketat. Bahasa tubuhnya tampak kaku dan konservatif. Selama dia mempelajari bahan meeting, gadis ini mengarahkan pandangannya ke luar jendela. Tampak lega. Tadi, dia sempat menangkap gerakan kecil gadis itu ketika menepuk punggung tangannya tiga kali.

Tn. Song Seung Hun, CEO PT. Sungkyunkwan, sudah mengatakan bahwa yang akan menjadi asisten pribadinya selama dia berada di Seoul, adalah seorang gadis yang teliti, cekatan, dan profesional. Hmm... Tn. Song Seung Hun tidak mengatakan bahwa asisten pribadi ini juga cantik dan... pendiam.

Mobil meluncur pelan, membelah jalan Seoul yang sudah mulai padat. Empat hari lamanya Kim Bum akan berada di Seoul. Mensosialisasikan produk kimia terbaru keluaran Megaparts International Coorporation. Dia juga akan berkeliling, menemani sales engineering dari PT. Sungkyunkwan, menyambangi customer dari PT. Sungkyunkwan. Dia sangat bersemangat menerima tugas ke Seoul. Kota kelahiran Nenek Kim Ja Ok, neneknya. Kalau ada waktu, dia akan berkunjung ke rumah Nenek Kim Ja Ok. Sudah lama sekali dia tidak bertatap muka dengan nenek tersayangnya itu.

Mobil berbelok, masuk ke sebuah hotel.

“Sudah sampai, Tn. Kim Bum,” suara Kim So Eun membuyarkan lamunannya.

Kim Bum tersenyum, merespons perkataan Kim So Eun. Dia memperhatikan gadis itu mengetukkan ujung kakinya cepat-cepat sebelum melangkah keluar. Tuk tuk tuk. Tiga kali.

Aneh...

Kim So Eun mengurus check in hotel dengan cekatan.

“Silakan, Tn. Kim Bum.” Kim So Eun memberikan kartu pass untuk masuk ke kamar.

“Terima Kasih, So Eun.”

Kim So Eun tampak mengernyit ketika mendengar Kim Bum menyebutkan ‘So Eun’. Entah mengapa.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...