Title : Cinta Sederhana
Genre : Romance
Author : Sweety Qliquers
Episode : Oneshot
Production : www.ff-lovers86.blogspot.com
Production Date : 03 Maret 2010, 10.21 AM
Cast :
Kim So Eun
Kim Bum
Aku ingin menjadi angin
Menyebarkan semangat tiada henti
Bagi kerapuhan hati
Aku ingin menjadi mutiara
Mempersembahkan yang terindah
Bagi kedamaian jiwa
Aku ingin menjadi pelita
Menebarkan terang yang nyata
Bagi kegelapan sukma
* * *
“Kim So Eun… Selamat Ulang Tahun…” bisik seraut wajah tampan tepat di hadapanku.
“Hmmm…” aku yang sedang lelap hanya memicingkan mata dan tidur kembali setelah menunggu sekian detik tak ada kata-kata lain yang terlontar dari bibir suamiku dan tak ada sodoran kado di hadapannya.
Pagi ini usiaku dua puluh lima tahun. Ulang tahun pertama Sejak pernikahan kami tiga bulan yang lalu. Nothing special. Sejak bangun aku Cuma diam, kecewa. Tak ada kado, tak ada blackforest mini, tak ada setangkai mawar seperti mimpiku semalam. Malas aku beranjak ke kamar mandi. Aktifitas pagi, kami lakukan seperti biasanya. Kuraih lengan suamiku, dan selalu ia mengecup kening, pipi, dan terakhir bibirku. Setelah itu diam tanpa kata. [kayak judul lagu D’Masiv deh hi…hi…]. Tiba-tiba hari ini aku merasa bukan apa-apa, padahal ini hari istimewaku. Orang yang aku harapkan akan memperlakukanku seperti putri hari ini hanya memandangku.
Kubereskan kamarku dan aku kembali berbaring di kasur tanpa dipan. Memejamkan mata, menghibur diri, dan menyenandungkan ‘Happy Birthday to me… Happy Birthday to me… hatiku menangis perih. Tiba-tiba aku terisak, entah mengapa. Aku sedih di hari ulang tahunku. Kini aku sudah menikah. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih baik dari ini. Aku berhak punya suami yang mapan, yang bisa mengantarku kemana-mana dengan kendaraan. Bisa membelikan blackforest, bisa membelikan aku baju hamil di saat aku hamil begini, bisa mengajakku menginap di Resort di malam ulang tahunku. Bukannya aku yang harus sering keluar uang uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilanku yang lebih besar. Sampai kapan aku harus bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku.
“Kim So Eun kau kenapa?” tanya Kim Bum dengan nada bingung dan khawatir.
“Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah kotak warna merah jambu. Ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara kotak itu enggan disodorkannya padaku.
“Selamat Ulang tahun Kim So Eun…” bisiknya lirih.
“Sebenarnya aku mau membangunkanmu semalam dan memberikan kado ini… tapi sepertinya kau capek sekali ya? Ucapnya takut-takut.
Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan sebuah kotak manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membungkus kado seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang.
“Maafkan aku Kim So Eun, aku hanya bisa memberikan ini. Kau tidak menyukainya ya?” ucapnya terbata. Matanya dihujamkannya ke lantai.
Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink. Sepenggal puisi tergores disana…
UNTUK YANG TERCINTA,
KIM SO EUN …
DALAM HATI
Ingin Kukatakan Kisahmu Pada Angin
Agar, dia hembuskan ke tengah padang
Tapi … bibirku kelu, membisu …
Atau aku tuliskan saja pada pucuk-pucuk daun
Agar sinar mentari membiaskannya
Tapi jemariku kaku, membeku …
Dalam hati … hanya dalam hati …
Selalu kupinta, kupinta & akan selalu kupinta …
Agar api itu tetap berkobar
Didadamu … Didadaku …
Agar cinta itu mencengkram kuat
Dihatimu … Dihatiku …
Dalam Hati … Hanya Dalam Hati …
Kudengar Tangismu … Kunyanyikan Pedihmu …
WITH LOVE,
KIM BUM
Dan didalam kotak ada sebuah baju hamil berwarna putih, warna favoritku mengajakku tersenyum. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah kemana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku.
“Jelek ya? Maafkan aku Kim So Eun … aku tidak bisa memberimu apa-apa… Aku belum bisa menafkahimu sepenuhnya. Maafkan aku Kim So Eun…” desahnya.
Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk baju ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Ya Tuhan… mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi, Sementara besarnya karunia-MU masih aku pertanyakan.
“Kim Bum, lihat aku…,” pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menentramkan. Aku tahu ia begitu menyayangiku, tapi keterbatasan dirinya menyeret dayanya untuk membahagiakanku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu.
“Tahu tidak… kau memberiku banyaaaak sekali,” bisikku diantara isakan. “Kau memberiku seorang suami yang sangat sayang pada istrinya, yang perhatian. Kau memberiku kesempatan untuk meraih cinta laki-laki sempurna, dan laki-laki sempurna itu…KAU. Kau memberiku ‘Kim Bum Junior’.” Senyumku sambil mengelus perut.
“Kau memberiku sebuah keluarga yang sayang padaku, kau memberiku Ibu…” bisikku dalam cekat. Terbayang wajah Ibu mertuaku yang perhatiannya setengah mati padaku, melebihi keluargaku sendiri.
“Kau yang selalu menelfonku setiap siang,” isakku diselingi tawa. Ia tertawa kemudian tangisnya semakin kencang di pelukanku.
Ya Tuhan… mungkin engkau belum memberikan karunia yang nampak dilihat mata, tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama Kim Bum tak dapat kusamakan dengan mimpi-mimpku akan sebuah rumah pribadi, jabatan suami yang bagus, fasilitas-fasilitas lengkap. Harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya. Mengapa keberadaan Kim Bum disisiku masih aku ragukan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan-kah? Teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah….
TO MY LOVE,
KIM SO EUN
AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEDERHANA
Bukan karena keadaanmu yang kurang…cukup… atau berlebihan…
Tapi bagaimana mensyukuri cinta
Tapi bagaimana mempererat cinta
Tapi bagaimana mempertahankan cinta
Cinta… tak dirasai hanya oleh ucapan
Cinta… tak diselami hanya oleh keinginan
Cinta… tak dipenuhi hanya oleh satu tindakan
Karena cinta…
Cinta seperti nafas berhembusan
Cinta seperti jantung berdetakan
Cinta seperti darah beraliran
Perhentiannya berarti kehilangan desempatan
Tuk menyadari cinta
Tuk mensyukuri cinta
Karena aku…
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
WITH LOVE,
KIM BUM
Hanya puisi ini yang bisa aku berikan untukmu. Untuk membalas semua kebaikanmu padaku. Semoga bisa membalas semua kebaikanmu…
TO MY LUV,
KIM BUM
THANK U 4 D BEST GIFT I EVER HAVE…
CINTA
Cinta…
Telah menjawab pencarianku yang tiada henti
Selama bertahun-tahun di dalam sedih
Telah menyebarkan wangi
Ke seluruh penjuru sukma yang menanti
Cinta…
Telah meleburkan berjuta kesakitan
Yang membelenggu jiwa
Telah menjadikan hatiku
Mengharu biru semakin rindu
Cinta…
Memang Indah
Memang dahsyat
Memang tak terlihat
WITH LOVE,
KIM SO EUN
Cinta mengajarkan pada kita Bahwa Cinta akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, Cinta akan membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Cinta mengajarkan pada kita Bahwa Berapa besar kekuatan yang dihasilkan karena cinta. Cinta mengajarkan pada kita Bahwa Cinta membuat dunia yang penat & bising terasa indah Paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta. Cinta mengajarkan pada kita, Bagaimana caranya harus berlaku Jujur & berkorban, Berjuang & menerima, Memberi & mempertahankan.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
HMmmmmmmmmmmmm....Baguuuuuuuuzzz...AQ jg Maw jd Ny.Kim..AQ jg LEbih seneng TiduR di KasuR tanpa Dipan low BUm..More PRaktiss..hahaha!!
BalasHapus