Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Selasa, 12 Juli 2011
Belenggu Jiwa (Chapter 7)
Chapter 7
Jangan Ungkit Kenangan Itu
Sekonyong-konyong punggung Kim So Eun menegak.
Ucapan laki-laki tadi — maksudnya Ayah! — kembali berdengung di telinganya.
Nanti malam tunggu Ayah, ya?
Ayah akan datang.
Merayakan ulangtahunmu, Kim So Eun....
Ya, Tuhan!
Ia tak ingin membiarkan laki-laki itu menemuinya.
Ia belum siap.
Paling tidak, bukan untuk saat dimana hatinya masih kusut-masai seperti sekarang. Tergopoh-gopoh dikemasinya pakaiannya. Demikian sibuknya hingga tak menyadari kehadiran Kim Hyun Joong di ambang pintu.
"Mau ke mana, Kim So Eun?"
Kim So Eun menoleh. "Pulang?" suaranya basah dalam getar yang kentara.
"Kenapa secepat ini?"
"Ada kuis besok."
"Bukan karena Ayah akan datang?"
Deg!
Pandangan Kim So Eun mengabur sudah.
Dihindarinya tatapan mengawasi Kim Hyun Joong dengan pura-pura sibuk merapikan tas-jalannya.
Kim Hyun Joong mendekatinya.
Merengkuh bahunya dari belakang.
"Kenapa harus berbohong, Kim So Eun?"
Kim So Eun menelan ludahnya dengan susah payah.
Kerongkongannya tiba-tiba mengering. Dan membuatnya tersedak tiap hendak melontarkan kata.
"Tak ada yang akan menghukummu bila kau berucap jujur," bisik kakak laki-lakinya pelan. "Aku mengerti perasaanmu. Memang tak mudah melupakan sebuah luka. Tapi tidak inginkah kau memberikan kesempatan pada Ayah untuk mengurangi sedikit rasa bersalahnya? Apa yang dilakukannya pada keluarga kita memang sulit dimaafkan. Tapi bagaimanapun, ia masih tetap menyimpan cinta untuk kita. Anak-anaknya. Perasaannya akan kian terluka bila kita tega menampiknya. Sesungguhnya Ayah patut dikasihani, Kim So Eun!"
"Oppa ingin membujukku agar aku tetap tinggal untuk menemuinya?"
"Seandainya aku punya hak untuk itu, Aku akan keluarkan semua perbendaharaan bujukan yang aku punyai. Tapi tidak. Kau bukan Kim So Eun-kecil seperi dulu lagi. Kau pasti sudah tahu mana yang terbaik."
"Tapi perbuatannya menyebabkan kita semua menderita," sentak Kim So Eun tajam. Suaranya bergelombang. "Ibu gila, dan semua orang lantas melontarkan pandangan mencemooh. Jung Il Woo Oppa...." Isak kecilnya pecah. Ia ingat Kim Bum, dan seketika merasa menjadi orang paling malang di plenat biru ini.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar