Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 07 Juli 2011

Kisah Cinta Tak Sempurna (Chapter 8-Tamat)



Sejak meeting siang itu, aku dan Kim Bum semakin sering bersama. Bahkan, hingga larut malam. Aku mulai salut dengan semangat kerjanya. Dia sungguh serius dan fokus saat kami melakukan meeting demi meeting.

Bosku sangat jarang ikut dalam pertemuan kami, dia nyaris mendelegasikan seluruhnya padaku. Hanya sesekali ia menelepon dari Macau untuk memantau perkembangan proyeknya. ’Dendam’-ku semasa SMA kepadanya perlahan mulai terkikis. Aku mengubah status dendam itu menjadi kenakalan semasa remaja.

”Aku pikir, bulan depan pembangunan bisa dimulai, ya. Semua syarat hukum sudah kita lengkapi,” katanya, pada meeting yang kami lakukan sambil menikmati makan malam di sebuah restoran seafood di tepi Pantai Wizard.

”Ya, biar besok aku bicara dulu dengan bos. Kalau beliau setuju, kita mulai saja, biar tahun depan sudah mulai operasional,” ungkapku, menyetujui usulnya.

Dia tersenyum dengan lesung pipi yang membuat dia semakin tampan. ”Tidak salah memang aku bekerja sama denganmu Kim So Eun. Setelah pembangunan dimulai, aku bersiap dengan ’proyek’ keduaku,” katanya, sembari menekankan kata ’proyek’ dengan intonasi aneh.

Aku menatapnya tak mengerti, lalu melanjutkan menghabiskan kerang dengan bumbu pedas manis favoritku. Kami buru–buru beranjak menuju pantai saat matahari beranjak turun. Kim Bum meminta seorang pelayan restoran untuk memotret kami dengan latar belakang sunset. Sesudahnya, Kim Bum langsung mengatur agar foto itu menjadi wallpaper di ponselnya.

”Apa kau mau jadi istriku, Kim So Eun?” Kim Bum menatap lurus mataku. Ada pengharapan besar yang ia coba perlihatkan. Kurasakan dadaku berdesir. Refleks aku mengingat kejadian bertahun– tahun lalu, ketika ’dia’ juga melamarku di pantai, meski bukan pantai ini. Wajah ’dia’ dan Kim Bum sama berharapnya ketika mengajukan lamaran itu. Bedanya, bertahun–tahun lalu ada cinta yang membara bergejolak dalam diriku pada ’dia’, tapi sore ini yang aku rasakan untuk Kim Bum tak lebih hanya kasih bagi sahabat.

”Hmm, aku salah bicara, ya?” tanya Kim Bum, ketika aku tak juga mampu mengucapkan sepatah kata.

”Kita tak punya alasan untuk akhirnya menikah, Kim Bum. Kita bukan pasangan kekasih. Selama ini kita hanya teman bekerja, dan kuanggap kau sebagai teman.” Ada gejolak perlawanan yang kurasakan.

Luka itu terbuka lagi.

Tidak cukup setahun, dua tahun, atau berapa lama pun membuatku beranjak dari trauma itu.

Apakah terlalu berlebihan, jika aku menjaga baik–baik hatiku, setelah seseorang yang pernah sangat aku harapkan meninggalkanku menuju pernikahan, namun tanpa aku sebagai mempelai wanitanya? Kim Bum atau lelaki mana pun mungkin akan melakukan itu lagi.

Aku tak ingin terluka lagi. Bukankah beberapa tahun ini telah baik kulakukan tanpa pasangan. Sudah aku atasi semuanya tanpa ada laki-laki dalam hatiku, lalu buat apa kini aku bersuami.

”Kim So Eun, apa yang sudah terjadi padamu sampai–sampai kau sedingin ini? Aku rindu Kim So Eun-ku yang kukenal semasa SMA dulu. Tidakkah kau sadar sangat banyak kakak kelasmu yang diam–diam selalu mengamati dan mengagumi segala tingkah lakumu dulu. Termasuk aku,” tanya Kim Bum sambil memandangku dengan mata penuh tanda tanya.

Aku hanya mampu terdiam. Aku tak punya keberanian untuk menatap mata Kim Bum. Aku takut jika nantinya mataku hanya akan memperlihatkan kebencian yang seharusnya tak tertuju padanya, lalu akan melukai Kim Bum pada akhirnya.

”Kim Bum, hidupku sudah baik seperti ini. Aku sudah bahagia dengan pekerjaanku dan teman–temanku. Aku tidak mau merusaknya, jika kuputuskan untuk berkeluarga,” kilahku.

Kim Bum tertawa. Ia mengajakku berjalan menyusuri pantai yang semakin gelap. “Apakah kau akan melajang selamanya? Apa tidak ingin punya suami dan anak–anak?” tanyanya, seolah menitipkan pertanyaan untuk teman tidurku, bukan untuk kujawabkan padanya kala itu.

Aku diam. Bahkan terus diam sampai mobilnya berhenti di depan pagar rumahku. Dia hanya membukakanku pintu, tanpa menyampaikan apa–apa lagi. Ia usap lembut kepalaku. Dan mobilnya menghilang di ujung jalan. Aku memikirkan lamaran Kim Bum. Apakah yang kurang darinya. Dia lelaki seagama denganku. Sama–sama berasal dari latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja. Akan memudahkanku untuk masuk dalam lingkungan keluarganya. Dia pengusaha sukses. Dan baik.

Apa yang kucari? Bukankah tidak mungkin menunggu ’dia’ datang kembali dalam hidupku? Jika hari itu datang, pasti tak akan ada yang sama lagi, termasuk hatiku padanya. Luka yang ’dia’ tinggalkan terlampau dalam dan menyakitkan, membuat hatiku selalu ngilu, jika mengingatnya.

* * *

Berbulan-bulan setelahnya....

Seisi rumahku bersukacita. Setiap sudut sibuk dengan persiapan masing–masing. Aku hanya mengamati segala yang terjadi lewat jendela yang sengaja kubuka lebar–lebar. Jung Il Woo Oppa terlihat semangat memasang dekorasi. Dia tersenyum saat mata kami beradu.

”Deg–degan, ya.” Park Shin Hye tiba–tiba sudah duduk di sisi ranjangku.

Aku hanya tersenyum simpul. ”Im Yoona mana?” tanyaku.

”Masih cari parkir. Kau sudah coba gaunmu? Pasti kau cantik besok,” katanya.

”Apakah yang aku lakukan sudah benar?” Aku menatap sahabatku itu dengan pandangan tak menentu.

”Hei, apa maksudmu? Jangan pikir yang aneh–aneh. Dia pilihan yang tepat, dia sangat mencintaimu, Kim So Eun,” Park Shin Hye meyakinkanku, sembari mengamati lekat–lekat wajahku.

”Apakah salah jika aku melakukan semua ini tanpa cinta sedikit pun? Hatiku justru sama sekali tak merasakan apa-apa.”

”Kim So Eun, ini sudah berjalan berapa tahun? Kenapa kau masih saja mengingat masa lalu itu? Tidak adil untukmu terus mengingat ’dia’. Ingat kan, betapa ’dia’ dengan mudah meninggalkanmu menikah dengan perempuan lain, bahkan dengan teganya memintamu menjadi MC resepsinya. Meskipun, itu juga andil dari ketololanmu, masih saja mau mengikuti apa yang ia katakan.” Park Shin Hye memandangku serius. Im Yoona datang, ia hanya duduk diam di antara kami. Mengamatiku dengan pandangan iba.

”Teruskan acara ini, Kim So Eun. Tidak akan sulit mencintai Kim Bum, he’s a perfect man.”

Lalu, sehari setelahnya aku keluar dengan gaun putih indah. Dadaku terasa sesak bukan karena rasa gugup yang menyerangku, tapi karena kulihat wajah Kim Bum yang sangat sumringah menyambutku. Rasa bersalah menyerangku.

”Tuhan, maafkan lakonku hari ini, aku hanya ingin memberikan menantu yang baik untuk keluargaku...,” desisku, dalam diam.

Semua ritual siang itu sama sekali tak mendapat konsentrasiku. Aku terus berusaha sekuatnya menahan turunnya air mataku. Sejak hari ini akan menjadi tak benar lagi jika aku mengingat ’dia’. Pasti akan susah sekali mengganti lamunanku dengan Kim Bum sebagai tokoh utamanya.

Kim Bum menggenggam tanganku lembut, tapi sangat erat. Kudengar dentingan piano, tanda kami sah sebagai suami-istri. Selesai sudah semuanya.

Aku sama sekali tak mengundang ’dia’. Tapi, Im Yoona dan Park Shin Hye menemaniku terus, juga Jung Il Woo Oppa. Hanya dua sahabatku yang tahu bagaimana gejolak perasaanku saat menjalani dan menyelesaikan ritual demi ritual pernikahan ini. Jung Il Woo Oppa tak boleh tahu bahwa tak ada cinta dalam pernikahan ini.

”Terima kasih, Kim So Eun,” bisik Kim Bum padaku. Dia tersenyum lagi, dengan lesung pipinya yang selalu membuatnya tampak tampan dan mempesona sejak pertama kali aku mengenalnya.
Kupaksakan sebuah senyum untuknya. ”Terima kasih juga, Kim Bum,” jawabku, lemah.

Selesai. Tak akan pernah ada ’dia’ lagi dalam otakku kini. Meski akan selalu ada dalam hatiku.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

1 komentar:

  1. Hmmmmmmmmmmmm, IYA sie end nya ma KIm Bum..TP kok "tag ada cinta di pernikahan ini??"..Jd KesaL ma so eUn @ there..BELagu amad...>>Jaoh la,stupid so eun disini..mau 10X borobuDur di bangun lage jg si Hyun joong gak Bisa SAMA GANTENGNYA ma BEom...(AQ BeoMIst nie ThoR!!!haha)..
    Wiiw..dikaw nie dah Q BLg berbakat nuLis, gaya bahasa mu tu Tinggi..kyak bahasa Novel kan aQ Bilang..jd yow Just the way you are!!
    One More, coZ AQ nie beoMis, Mates/Bumssonian jd jgn SyoK kalo AQ ngomeL GajE di FF-mu yg soeun/Beom di buat Bukan SOEul nya ...ExampLe: Kyak FF nie..yg SOeun pek Q BLg Stupid..hahahah pdahal AQ nge Fans ma dy..(ADA JG TYTA FANS YG BEGO2 in IDOLANYA!!) ituuuu Cuma Xpresi ku mnanggapi isi crita saja...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...