Setahun yang lalu pada acara pengangkatan junior, kurasakan kelegaan dan kegembiraan karena senior mentor-ku adalah Leeteuk. Tapi tak genap setahun ia telah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Leeteuk Sunbae pergi ke surga menjelang ujian kenaikan kelas.
“Ayo Heechul kita kembali ke asrama!” ajak Seulong, teman satu asramaku.
“Memangnya acaranya sudah selesai?” tanyaku.
“Sudah dari tadi. Coba lihat, lapangan basket saja sudah sepi. Aku perhatikan, kerjamu dari tadi hanya melamun saja!” ujarnya.
Aku pun bangkit dari tempatku duduk dan berjalan bersama Seulong menuju asramaku.
“Kau sakit, Heechul? Kenapa menangis seperti itu?” tanyanya.
“Aku merindukannya...” jawabku.
“Apa kau merindukan Leeteuk Sunbae?”
“Iya... Acara ini mengingatku padanya.”
“Relakanlah kepergiannya, Heechul...” ujar Seulong sambil mengelus punggungku.
***
Pukul 18.45. Lima belas menit lagi pengambilan undian junior. Tapi sedari jam belajar dimulai, penghuni asramaku tidak ada yang bisa berkonsentrasi dengan pelajaran masing-masing dan memilih untuk bergosip tentang junior baru. Seperti Changmin, walaupun ia yang sudah bolak-balik ke teras untuk belajar, akhirnya menyerah dan ikut bergabung dengan anak-anak yang lain 'bergosip'.
“Seulong, apa ada anak baru yang kau incar?” tanya Lee Joon, teman satu Asramaku juga.
“Tidak ada. Aku pasrah. Siapapun junior asuhanku, akan aku terima,” jawab Seulong.
“Bagaimana denganmu, Lee Joon?” tanya Changmin sembari memijit-mijit jerawat mungilnya yang sudah bandel selama sepekan lebih.
“Aku ingin anak di Asrama Orchid. Kalau tidak salah namanya Taemin. Sepertinya anak itu cute dan baik, seperti aku,” ujarnya.
“Narsis!!!” ujar anak-anak yang lain serempak.
“Bagaimana denganmu Changmin?”
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar