Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Nyanyian Arwah (Chapter 9)



Chapter 9
Dinding Di Bawah Tangga

Hari ini Tn. Song Seung Hun berjanji hendak menemui seorang paranormal kenalannya sepulang dari kantor, untuk membicarakan keanehan yang terjadi pada Park Shin Hye. Ny. Kim Tae Hee dan Lee Hong Ki sangat mendukung keputusan Tn. Song Seung Hun itu, namun Lee Hong Ki juga punya rencana lain.

Pulang sekolah, Lee Hong Ki tidak langsung pulang ke rumah, melainkan berbelok ke rumah Tn. Lee Bum Soo. Untunglah Tn. Lee Bum Soo juga sedang ada di rumah.

Ketika telah berhadapan dengan orang tua itu, Lee Hong Ki langsung menceritakan kejadian semalam.

"Dinding di bawah tangga?" Tn. Lee Bum Soo memotong cerita Lee Hong Ki.

"Kim Yoo Jung... maksud saya Park Shin Hye, menunjuk-nunjuk dinding di bawah tangga itu. Bongkar! Bongkar! Begitu katanya."

Tn. Lee Bum Soo nampak berpikir. Ia tengah menggali ingatannya.

"Saya sering masuk ke rumah itu dan tahu persis situasi dari ruang-ruang di dalam. Tapi seingat saya, di bawah tangga ke atas itu sengaja dibiarkan terbuka. Tentu saja terbuka, karena jadi ruang kecil yang dimanfaatkan sebagai gudang. Betul! Saya selalu mengambil sabit dan gunting rumput dari bawah tangga," ungkapnya.

"Nanti dulu! Anda pasti salah ingat. Tak ada ruang di bawah tangga. Yang ada cuma dinding!"

"Bongkar...?" Tn. Lee Bum Soo bergumam. Lalu tiba-tiba: "Ayo kita ke rumahmu!"

Lee Hong Ki terbawa oleh semangat Tn. Lee Bum Soo. Hanya dalam dua kali pertemuan, ia telah merasa akrab dengan Tn. Lee Bum Soo. Tidak lama berselang sesampainya di rumah, Ny. Kim Tae Hee tidak bisa berbuat banyak kecuali membiarkan Tn. Lee Bum Soo masuk ke rumah. Ia percaya sepenuhnya pada Lee Hong Ki. Dan semua demi kebaikan Park Shin Hye!

"Dinding ini!" Lee Hong Ki menunjuk dinding di sisi tangga, atau lebih tepat disebut di bawah tangga. Semestinya ada ruang berbentuk segitiga di bawah tangga itu, namun yang ada adalah dinding. Dinding yang menutup ruang kecil berbentuk segitiga di bawah tangga.

"Dulu dinding ini tidak ada!" kata Tn. Lee Bum Soo spontan. Spontan pula ia memukul-mukul permukaan dinding itu. "Nah, benar bukan? Dengarkan suaranya! Di balik dinding ini ada ruang kosong. Di sinilah dulu saya mengambil dan menaruh kembali peralatan kebun."

Lee Hong Ki ikut memukul-mukul dan akhirnya membenarkan ucapan Tn. Lee Bum Soo.

"Ini dinding baru. Lihat perbedaan warnat catnya. Beda, kan? Dinding ini lebih baru dan... sayangnya agak asal-asalan membuatnya. Siapa tukang bangunan yang membuatnya?" Tn. Lee Bum Soo berkata pada dirinya sendiri.

Selagi keduanya, ditambah kemudian dengan Ny. Kim Tae Hee, masih memeriksa dinding itu, terdengar suara langkah tergesa menuruni anak tangga.

"Bongkar!"

Mereka bertiga menoleh dan tercekat.

"Park Shin Hye?!" Ny. Kim Tae Hee dan Lee Hong Ki menjerit serentak.

"Kim Yoo Jung?" Tn. Lee Bum Soo berkomat-kamit.

Mulut Park Shin Hye yang mengeluarkan keluhan amarah, berangsur-angsur berubah menjadi tangisan pilu. Tangis seorang bocah!

Mulut Tn. Lee Bum Soo masih komat-kamit. Ia menggosok-gosokkan telapak tangannya, meniupkan tiga kali, lalu melangkah mendekati Park Shin Hye. Tangan Tn. Lee Bum Soo terulur maju dan tahu-tahu telapak tangannya mengusap wajah Park Shin Hye.

Lee Hong Ki dan Ny. Kim Tae Hee kian terpukau ketika melihat Park Shin Hye seperti terhentak. Seketika pula ekspresi wajah dan cahaya matanya berubah.

"Ibu...?" Park Shin Hye menatap ibunya dan kakaknya bergantian. Matanya seperti seorang yang baru bangun dari tidur. "Kalian sedang apa?"

"Ini, Ibu menyuruh saya membongkar dinding ini." Tn. Lee Bum Soo justru yang menjawab sambil menunjuk dinding di bawah tangga.

"Kenapa?" Park Shin Hye terheran-heran.

"Karena bisa untuk gudang, Park Shin Hye," kata Lee Hong Ki.

Ibu mengangguk. Artinya, di antara mereka bertiga, tanpa harus bicara, telah ada kesepakatan bahwa dinding itu harus dibongkar.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...