Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 09 Juni 2011

Super Se7en (Chapter 3)



Chapter 3
Orang Tua Yang Pemarah

Tentu saja mereka tak sampai membuat sepasukan boneka salju. Waktu yang ada hanya cukup untuk menyelesaikan empat buah saja, Salju yang terhampar di lapangan itu lembut dan tebal. Karena itu mereka mudah menggelindingkannya hingga menjadi bola-bola besar yang kemudian menjadi boneka salju,

Snoppy sibuk membantu. Sungmin memasangkan topi usang di atas kepala salah satu boneka salju, sedangkan Yesung menggantungkan mantel tua ke bahu yang dingin, Tentu saja dingin, karena bukankah dari salju!

Mereka memungut beberapa batu untuk dijadikan mata dan hidung, Sedangkan sepotong kayu dipasang melintang, membentuk mulut yang tertawa lebar. Kemudian mereka mengambil ranting kayu dan menyelipkannya ke badan boneka itu, Kelihatannya seperti seorang tuan yang sedang berdiri sambil mengepit tongkat. Boneka mereka tampak paling bagus!

“Kurasa sekarang sudah waktunya pulang," kata Donghae, "Di rumah aku makan siang pukul setengah satu. Sial!"

"Kita pulang saja semua," sambung Ryeowook. "Kita masih harus membersihkan badan, berganti pakaian, dan mengeringkan sarung tangan, Punyaku sudah basah kuyup. Aduh, tanganku kedinginan!"

“Tanganku rasanya juga beku. Nanti pasti akan sakit kalau sudah mulai hangat kembali," ujar Heechul, Tangannya yang basah dikibas-kibaskannya, "Nah, sekarang sudah mulai terasa nyeri,”

Mereka pergi meninggalkan keempat boneka salju yang tegak berbaris di lapangan. Mereka memilih jalan ke luar melewati pintu pagar yang dekat tempat mereka bermain tadi. Di seberang jalan terdapat sebuah rumah tua. Rumah itu kosong, kecuali sebuah kamar di lantai bawah, Tampak tirai yang sudah kotor tergantung menutupi jendela,

“Siapa yang tinggal di situ, ya?" tanya Ryeowook ingin tahu.

“Ah, cuma seorang penjaga," jawab Sungmin. “Orangnya sudah sangat tua. Pendengarannya sudah tak sempurna lagi, Tapi pemarahnya bukan main!"

Mereka bertujuh berdiri menyandarkan tubuh ke pagar, sambil memperhatikan rumah tua itu.

"Besar juga rumah ini," kata Donghae, "Aku ingin tahu siapa pemiliknya, Kenapa rumah ini tidak mereka diami?"

"Coba lihat itu, Halus sekali salju yang terhampar di jalan menuju rumah itu," kata Sungmin yang sudah memperhatikan agak lama, “Belum ada kaki orang yang menginjaknya. Penjaga juga belum, Barangkali dia keluar-masuk rumah lewat jalan belakang, Hei, Snoppy! Anjing bandel. Ayo kembali!"

Ternyata, sewaktu mereka sedang asyik memperhatikan rumah, Snoppy menerobos masuk lewat lubang di bawah pagar, Tanpa memperdulikan panggilan Sungmin, anjing itu meloncat-loncat di atas permadani salju yang putih bersih. Jejak kakinya kelihatan jelas, Snoppy menggonggong dengan riang,

Tirai penutup jendela kamar bawah kelihatan bergerak. Wajah orang tua yang penuh kerut muncul di situ. Kelihatannya ia sangat marah, Dengan gerakan cepat, daun jendela dibantingnya hingga terbuka,

"Ayo, kalian pergi dari sini! Bawa anjing itu pergi! Aku tak suka ada anak atau anjing ribut-ribut di sini. Anak-anak kurang ajar!"

Snoppy tidak peduli, Dengan berani ia menyalak seolah-olah menantang penjaga tua itu. Penjaga itu menghilang dari jendela, Tapi segera sesudah itu pintu samping rumah dibuka dari dalam, Penjaga itu muncul membawa tongkat besar. Tongkat itu diacung-acungkannya, ketujuh anggota Super Se7en itu diancamnya hingga ketakutan,

"Kupukul anjing kalian, biar babak belur!" teriak orang itu dengan marah,

"Snoppy. Snoppy. Kemari, Snoppy!" seru Yesung cemas. Tapi Snoppy seakan-akan ikut menjadi tuli. Ia terus menggonggong, Penjaga itu mendekat dengan wajah galak, sambil mengangkat tongkatnya untuk memukul snoppy yang masih ribut di depannya.

Yesung mendorong pintu pagar hingga terbuka. la lari bergegas untuk mengambil Snoppy, Ia khawatir anjingnya itu benar-benar akan dipukul.

"Kuambil dia sekarang. Jangan pukul, dia kuambil!" teriaknya pada Penjaga itu.

"Apa katamu?" kata penjaga itu. Tongkat yang sudah terangkat diturunkannya lagi.

"Kenapa tadi anjingmu kau suruh masuk kemari?”

"Bukan aku yang menyuruh. Dia sendiri yang masuk!" jawab Yesung, sambil menyelipkan jari untuk memegang ikat leher Snoppy.

"Buka mulut kalau bicara, Aku tak mendengar kata-katamu!" kata Penjaga itu setengah berteriak. Ia bertingkah seakan-akan Yesung yang tuli, dan bukan dia sendiri. Yesung ikut-ikutan menjerit.

"AKU TIDAK MENYURUH ANJINGKU MASUK!"

"Ya, ya, sudah, Jangan berteriak-teriak!" gerutu Penjaga itu. "Jangan berani lancang masuk kemari lagi. Awas! Lain kali kupanggil polisi,"

Penjaga tua itu menghilang kembali, masuk ke rumah. Yesung menggiring Snoppy sampai ke luar pekarangan,

"Ih! Pemarahnya bukan main," omelnya di depan teman-temannya, "Kalau tadi dia sampai memukul, Snoppy bisa cedera berat!"

Sungmin menutup pintu pagar, "Karena kalian, salju halus di pekarangan menjadi berantakan," ujarnya menyesali Yesung dan Snoppy, "Ya ampun, dengar itu! Jam kuno alun-alun berbunyi, Pukul satu kurang seperempat. Kita harus cepat-cepat pulang!"

"Kami akan memberi kabar, kapan diadakan rapat berikutnya!" seru Yesung ketika mereka berpisah di pojok jalan. "Dan jangan lupa! Pakai lencana kita, dan hafalkan kata sandi!"

Mereka semua pulang ke rumah. Eunhyuk yang paling dulu tiba, karena rumahnya tidak begitu jauh. Dengan terburu-buru ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci tangan. Kemudian disisirnya rambut sampai rapi,

"Sebaiknya kusimpan saja lencanaku," katanya dalam hati, Tangannya meraba-raba untuk melepaskan lencana yang disematkan, Eh, di mana lencana itu? Kenapa tidak ada di tempatnya? Eunhyuk mengerutkan dahi, lalu masuk kembali ke kamar mandi, Harusnya terjatuh ketika ia membasuh tangan.

Tapi lencana itu tak dapat ditemukannya di mana-mana, Kalau begitu, harusnya terjatuh di lapangan, sewaktu ia sibuk membuat boneka salju bersama teman-temannya, Wah, repot! Sialan!

Ibu sedang bepergian, jadi dia tak mungkin bisa membuatkan yang baru, pikir Eunhyuk. Sedangkan Bibi Lee Yo Won pasti tidak mau, Bibi Lee Yo Won adalah wanita yang bekerja di tempat mereka sebagai pengurus rumah tangga atau yang lebih dikenal dengan sebutan pembantu. Bibi Lee Yo Won senang pada Kyuhyun, Tapi kalau Eunhyuk selalu dikatakannya pengotor, berisik, dan tak tahu aturan. Padahal sebenarnya Eunhyuk tidak begitu, Tapi entah kenapa, tingkah lakunya selalu tak baik di mata Bibi Lee Yo Won.

"Akan kutanyakan padanya, apakah dia mau membuatkan lencana untukku," kata Eunhyuk mengambil keputusan. "Bagaimanapun, selama dua hari belakangan ini aku selalu patuh padanya."

Mungkin Bibi Lee Yo Won akan mau membuatkan, jika Eunhyuk meminta padanya dengan sopan. Tapi dasar sedang sial, saat makan siang terjadi sesuatu yang kurang enak.

"Aku tahu, kau ke mana saja sepanjang pagi ini," ujar Kyuhyun saat mereka bertiga duduk di meja makan, Kyuhyun memang senang menggoda kakaknya. "Hahaha! Kau berkumpul dengan Club Super Se7en sintingmu itu, Kau kira aku tidak mengetahuinya. Huh! Aku tahu, Eunhyuk!"

Eunhyuk melotot. "Tutup mulutmu! Kau harusnya tahu, tak boleh membicarakan rahasia orang lain di depan umum, Kunci rapat-rapat mulut jahatmu yang cerewet itu!"

"Eunhyuk, jangan bicara seperti itu!" tukas Bibi Lee Yo Won segera.

"Apa kata sandi kalian sekarang,” sambung Kyuhyun. Ia menggoda terus, "Aku tahu kata sandi kalian yang terakhir. Kau menulisnya di dalam buku catatan, supaya jangan sampai lupa, Dan aku membacanya! Kata itu adalah..."

Eunhyuk menendangkan kakinya keras-keras di bawah meja. Maksudnya hendak mengenai tulang kering Kyuhyun. Tapi malang baginya, kaki Bibi Lee Yo Won terlalu panjang. Sepatu Eunhyuk tepat menendang mata kaki Bibi Lee Yo Won.

Wanita itu menjerit kesakitan, "Aduh! Kenapa kaki saya kau tendang? Tak tahu aturan kau ini, Eunhyuk! Ayo, tinggalkan meja. Kau tak usah makan. Saya tak mau bicara lagi denganmu sepanjang hari, kalau kau sekurang ajar itu!"

"Maaf, Bibi Lee Yo Won," gumam Eunhyuk. Wajahnya merah karena malu, "Aku tadi tidak bermaksud menendang kaki anda,"

"Yang menjadi persoalan bukan orangnya, tapi tendanganmu,"kata Bibi Lee Yo Won dengan marah, "Saya tak peduli apakah kau bermaksud menendang Kyuhyun, dan bukan kaki saya, Ayo keluar!"

Eunhyuk terpaksa keluar. Ia tak berani membanting pintu, Padahal ia ingin sekali melakukannya, untuk memuaskan rasa kesalnya, Tapi ia tidak marah lagi pada Kyuhyun, karena masih sempat melihat wajah adiknya itu ketika pergi ke luar ruang makan. Kyuhyun kelihatan kaget dan agak cemas, Ia memang hendak mengganggu kakaknya itu, tapi sama sekali tak bermaksud menyebabkan Eunhyuk tak boleh makan siang.

Eunhyuk menaiki tangga rumah menuju lantai atas, Kakinya ditendang-tendangkan pada tiap anak tangga yang dilewatinya, Sayang ia sudah harus pergi sebelum kue tar lapis selai keluar dari dapur, Sebenarnya Eunhyuk sangat menyukai hidangan itu, Sialan Bibi Lee Yo Won! Sekarang pasti dia takkan mau membuatkan sebuah lencana baru, Dan mungkin sekali Eunhyuk akan dikeluarkan dari Super Se7en, karena menghilangkan lencana yang lama, Bukankah Yesung sudah mengancam akan mengeluarkan anggota yang datang tanpa lencana!

"Rasanya aku ingat, ada sesuatu yang terjatuh ketika aku sedang sibuk membuat boneka salju terakhir," pikir Eunhyuk. "Sebaiknya kucari saja ke sana sore ini, Aku harus mencari ­sebelum salju turun lagi, karena kalau tidak, pasti tak mungkin kutemukan."

Tapi Bibi Lee Yo Won memergokinya, ketika Eunhyuk hendak menyelinap keluar, Bibi Lee Yo Won menahannya, "Tidak, Eunhyuk. Hari ini kau harus tinggal di rumah, Kau harus dihukum karena tingkahmu yang aneh sewaktu makan tadi," kata wanita itu dengan sikap keras, "Hari ini kau tak boleh lagi pergi keluar."

"Tapi aku harus mencari barangku yang hilang, Bibi Lee Yo Won," ujar Eunhyuk. Sambil menjawab, ia beringsut mendekati pintu.

"Kau tak mendengar apa yang saya katakan tadi?" kata Bibi Lee Yo Won dengan suara yang terdengar agak bertambah keras. Eunhyuk yang malang! Ia beringsut masuk kembali, Baiklah! Kalau begitu ia terpaksa menyelinap ke luar nanti malam, dan mencari dengan pertolongan lampu senter. Pokoknya, Bibi Lee Yo Won tak bisa menghalangi niatnya yang sudah bulat. Lencananya harus ditemukan kembali.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...