Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 09 Juni 2011

Super Se7en (Chapter 4)



Chapter 4
Pengalaman Eunhyuk Yang Aneh

Eunhyuk menepati janji pada dirinya sendiri. Ia masuk ke kamar tidur pada waktu seperti biasa, sesudah mengucapkan selamat tidur dengan sopan pada Bibi Lee Yo Won. Tapi sesampainya di kamar, ia sama sekali tidak berganti pakaian. Malahan dikenakannya mantel dan topi! Ia berpikir-pikir sambil menajamkan telinga. Apakah ia sudah bisa ke bawah lagi, lalu pergi ke luar?

"Ah, lebih baik tunggu dulu. Barangkali saja Bibi Lee Yo Won cepat masuk ke kamar tidur," pikirnya. "Kadang-kadang dia berbaring di tempat tidur sambil membaca. Aku tak mau ketahuan olehnya, Pasti Bibi Lee Yo Won akan mengadukannya jika Ibu pulang."

Eunhyuk mengambil buku, lalu duduk sambil membaca. Bibi Lee Yo Won menunggu warta berita pukul sembilan di televisi, Sesudah itu Bibi Lee Yo Won mematikan TV, mengunci pintu-pintu dan jendela, lalu naik ke lantai atas, Eunhyuk ­mendengar bunyi pintu kamar Bibi Lee Yo Won ditutup.

Beres! Sekarang ia bisa pergi, Eunhyuk menyelipkan lampu senter ke dalam saku mantelnya, karena di luar malam gelap gulita. Bulan belum muncul.

Ia merayap, menuruni tangga. Sambil berjingkat, ia berjalan sampai ke pintu yang menuju kebun. Gerendel dibukanya dengan hati-hati. Ia terkesiap, ketika gerendel menimbulkan bunyi berderit. Tapi hanya sebentar saja ia kaget. Setelah itu Eunhyuk masuk ke kebun, Kakinya terbenam dalam permadani salju yang empuk.

Eunhyuk terus berjalan. Melewati jalan di depan rumah, menuju ke lapangan tempat mereka bermain tadi pagi. Ia berjalan sambil menggerak-gerakkan senternya ke sana kemari, Salju putih memantulkan cahaya samar. Dengan segera Eunhyuk sampai ke lapangan tempat ia bersama keenam temannya membuat boneka-boneka salju tadi pagi, Eunhyuk memanjat pintu pagar, dan masuk ke lapangan.

Keempat boneka salju masih berdiri sejajar. Keempat-empatnya tegak membisu, seperti sedang memperhatikan. Eunhyuk merasa agak takut. Sesaat ia mendapat kesan, seakan-akan salah satu dari boneka itu bergerak. Napasnya tersentak karena kaget. Ah, mana mungkin ada boneka yang bisa bergerak. Cuma khayalannya saja yang tidak menentu!

“Hei, jangan bodoh!" katanya memarahi diri sendiri, "Boneka itu kan terbuat dari salju! Pakai otakmu, dan cari lencanamu yang hilang."

Eunhyuk menyalakan lampu senternya, Sekarang boneka-boneka salju kelihatan semakin putih. Boneka yang diberi topi dan mantel, tegak seperti penuh perhatian. Eunhyuk memutar tubuhnya, dan meneruskan pencarian sambil membelakangi boneka.

"Biarpun matamu cuma dari batu, sepertinya kau bisa melihat," gumamnya pada boneka yang bisu itu, "Jangan menyentuh bahuku, ya, nanti aku bisa kaget!"

Tapi tiba-tiba ia berteriak. Eunhyuk menemukan lencananya yang hilang! Lencana itu tergeletak di salju, Lencana yang dihiasi dengan sulaman huruf-huruf S.S. - Super Se7en! Hahh! Rupanya lencana itu memang benar-benar terjatuh di situ.

Eunhyuk memungut lencana yang basah terkena salju itu. Dengan hati-hati disematkannya kembali ke mantel. Untung dia berhasil menemukannya kembali dengan mudah, Sekarang ia bisa pulang, lalu segera tidur, Badannya kedinginan, matanya juga sudah mengantuk.

Namun tiba-tiba lampu senternya padam.

"Sialan!" umpat Eunhyuk. "Baterainya habis. Kenapa matinya tidak di rumah saja? Dasar sial! Untung aku mengenal jalan ini."

Tiba-tiba ia mendengar bunyi mendekat dari arah jalan. Ia melihat cahaya lampu mobil yang berjalan perlahan. Eunhyuk merasa heran, Bukankah jalan ini buntu? Barangkali mobil itu salah jalan. Sebaiknya ia memberi bantuan, menunjukkan arah yang benar pada pengendaranya, Orang-orang memang sering tersasar bila jalan-jalan penuh salju.

Eunhyuk pergi ke pintu pagar. Mobil datang semakin dekat. Kemudian Eunhyuk melihat mobil itu ada gandengannya. Kelihatannya besar juga. Gandengan apakah yang ditarik dengan hati-hati itu?

Eunhyuk memicingkan mata. Ditajamkannya penglihatannya. Gandengan itu bukan mobil van pengangkut barang-barang pindahan, karena terlalu kecil. Karavan juga bukan, karena tak ada jendela lebar di sisinya. Adakah jendela pada gandengan itu? Eunhyuk tak melihat satu pun, Kalau begitu, gandengan itu untuk apa?

Dan ke mana tujuannya? Pengemudinya pasti Tersasar. Eunhyuk sudah melangkahkan sebelah kakinya melewati pintu pagar, tapi tiba-tiba ia tertegun,

Lampu sen mobil itu dipadamkan, Mobil berhenti. Eunhyuk masih bisa mengenali bentuk mobil beserta gandengannya, kelihatan samar dalam gelap. Ada apa lagi ini?

Ia mendengar dua orang sedang berbicara dengan suara pelan. Dilihatnya satu atau dua orang keluar dari mobil. Tapi ia tak bisa mendengar langkah kaki mereka, karena salju lembut menghambat semua bunyi,

Eunhyuk sangat mengharapkan bulan muncul. Kalau ada sinar bulan yang menerangi, ia bisa bersembunyi di balik pagar tanaman. Jadi ia bisa mengintip, memperhatikan hal-hal yang terjadi di jalan. Ia mendengar suara seseorang yang berbicara, sekarang agak keras.

"Tidak ada seorang pun di sini?"

"Cuma si tua tuli itu saja," jawab suara lain.

"Coba kau lihat sebentar," ujar suara pertama. "Untuk berjaga-jaga."

Begitu melihat sinar senter yang terang menyambar ke arahnya, dengan cepat Eunhyuk merosot turun dari pintu pagar. Ia mengendap di balik semak pagar yang diselimuti salju. Terdengar bunyi salju beku berderik-derik pelan di seberang semak, terinjak kaki yang berjalan mendekat. Sinar senter menerangi bidang salju di lapangan, Pemegangnya berteriak kaget.

"Siapa itu? Siapa kalian?"

Eunhyuk merasa jantungnya berdebar keras. Akibatnya ia jadi sesak napas. Ia hampir bangkit untuk menampakkan diri, ketika terdengar suara orang tertawa di dekat pagar,

"Ya ampun! Hei, Lee Hong Ki, kemarilah! Coba lihat itu, sepasukan boneka salju, tadi kukira benar-benar manusia yang sedang memperhatikan kita. Aku benar-benar takut!"

Yang dipanggil datang mendekat. Ia juga tertawa. "Pasti itu buatan anak-anak tadi siang," ujarnya. "Ya, kelihatannya benar-benar seperti manusia, apalagi di malam gelap begini, Ah, takkan ada orang yang masih di luar pada saat selarut ini, Jung Yong Hwa. Ayo – kita selesaikan saja urusan kita!"

Keduanya berjalan kembali menuju mobil. Eunhyuk terduduk. Badannya gemetar. Untuk apa kedua orang itu datang kemari? Mau apa mereka dalam gelap, di luar sebuah mobil kosong? Apakah sebaiknya ia mengintip untuk memperhatikan tindak-tanduk mereka selanjutnya? Ia sama sekali tak ingin melakukannya, Ia ingin pulang secepat mungkin!

Eunhyuk merayap kembali, mendekati pintu pagar. Ia mendengar bunyi-bunyi aneh dari arah kedua orang itu. Seperti bunyi gerendel yang ditarik membuka. Mungkin gerendel mobil gandeng!

Tiba-tiba terdengar bunyi yang menyebabkan Eunhyuk cepat-cepat melompati pintu pagar dan lari tunggang-langgang. Ia mendengar bunyi dengusan marah yang disusul pekik melengking tinggi. Sesudah itu keributan pergumulan, di- selingi napas terengah-engah yang datang dari kedua orang yang dilihatnya tadi.

Eunhyuk tak bisa menerka, bunyi apa yang menyebabkan ia terkejut tadi. Ia tak peduli, ia hanya ingin sampai di rumah secepat mungkin, sebelum terjadi sesuatu pada dirinya. Pasti ada sesuatu yang terjadi pada kedua orang itu. ltu sudah pasti! Seseorang mengalami bencana di jalan bersalju. Yang menolongnya harus orang yang sangat berani. Padahal malam itu Eunhyuk jauh dari berani.

Eunhyuk sampai di rumah. Napasnya terengah-engah karena lelah berlari. Ia menyelinap lewat pintu kebun. Begitu masuk ke dalam rumah, dengan cepat ia menutup pintu dan menguncinya, Ia berjalan naik tangga. Tak dipedulikannya lagi anak tangga yang berderik-derik dipijak olehnya, Sesampainya di kamar tidur, dengan segera dinyalakannya lampu. Ah – sekarang lumayan rasanya. Ia jadi tidak begitu takut lagi, karena sudah ada cahaya yang menerangi.

Dipandangnya bayangan dirinya dalam cermin, Wajahnya pucat pasi. Mantelnya penuh salju, karena tadi ia berbaring di parit di bawah pagar semak. Diliriknya lencana yang masih tersemat pada mantel. Setidak-tidaknya lencananya berhasil ditemukan!

"Aku tadi pergi untuk mencari lencana. Entah apa yang kujumpai selain lencana ini tadi," pikir Eunhyuk. "Wah, ini harus kuceritakan pada teman-teman. Besok kami harus rapat. Ini petualangan yang cocok untuk Super Se7en, Benar – pasti mereka akan senang!"

Tak sabar lagi Eunhyuk menunggu hari esok. Saat itu juga ia akan menyelinap keluar lagi. Ia harus pergi ke gudang tua untuk meninggalkan surat yang meminta supaya diadakan rapat dengan segera!

"Ini penting, penting, penting sekali!" katanya pada diri sendiri, saat sibuk menuliskan pesannya pada secarik kertas. "Ini merupakan rahasia yang harus dipecahkan Super Se7en!"

Ia berjingkat lagi menuruni tangga, dan menyelinap lewat pintu kebun, Ia sudah tak takut lagi. Ia berlari sepanjang jalan, sampai ke rumah Yesung. Rumah itu gelap dan sunyi. Rupanya semua sudah tidur, Memang para petani tidak biasa tidur larut malam.

Eunhyuk pergi ke gudang tua. Ia berusaha untuk membuka pintu, tetapi ternyata terkunci. Karena itu diselipkannya surat ke celah di bawah pintu. Yesung pasti akan menemukannya besok pagi.

Sesudah itu Eunhyuk kembali ke rumah. Kali ini ia sungguh-sungguh berniat hendak tidur. Tapi matanya tetap tak bisa terpejam. Siapakah yang menimbulkan keributan aneh tadi? Apakah sebenarnya mobil gandeng yang berbentuk aneh itu? Siapakah orang-orang yang dilihatnya? Memang, semuanya cukup untuk membuat orang tidak bisa tidur.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...