Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 09 Juni 2011

Super Se7en (Chapter 12-Tamat)



Chapter 12
Terbongkarnya Rahasia

Enam sosok tubuh melangkah di jalan bersalju. Dua orang bermantel hitam, dua lagi mengenakan pakaian serba putih yang aneh kelihatannya. Kemudian seekor anjing berjubah putih kedodoran, dan seekor kuda yang bagus. Wajah keempat remaja itu dicat putih. Kelihatannya benar-benar aneh. Tapi tak ada yang berpapasan dengan mereka, jadi tak apalah!

Sambil berjalan, Yesung asyik bercerita, Donghae dan Siwon mendengarkan dengan mulut melongo. Mereka sebenarnya agak iri, karena tidak ikut mengalami peristiwa menegangkan itu.

"Blue Flash akan kumasukkan ke dalam salah satu kandang kuda di tempat pertanian kami," ujar Yesung. "Sekarang dia aman! Pasti kedua orang itu akan bingung jika melihat Blue Flash sudah lenyap. Besok akan kita laporkan semuanya pada polisi. Kita besok bertemu pukul setengah sepuluh pagi di gudang dan jangan lupa jemput Ryeowook dan Heechul! Wah, bukan main, kita benar-benar mengalami petualangan seru, Dan menurut pendapatku, Super Se7en telah berhasil menyelesaikan tugas dengan baik! Aduh, aku mengantuk sekali. Aku pasti nanti langsung tertidur!"

Setengah jam kemudian mereka sudah berbaring dan tidur nyenyak. Sungmin sama sekali tidak bangun ketika Yesung masuk. Blue Flash sudah dimasukkan ke dalam kandang sebelumnya.

Keesokan harinya, seisi rumah gempar! Yesung melaporkan pengalaman mereka kemarin malam pada orangtuanya. Ayahnya mendengarkan dengan heran, lalu pergi ke kandang untuk memeriksa Blue Flash.

"Wah, ini kuda pacuan hebat," ujarnya sesudah selesai memeriksa, "Dan kelihatan jelas, bulunya diolesi semacam cat sehingga berwarna cokelat. Menurut ayah, orang-orang itu berniat menjualnya untuk diikutkan ke perlombaan dengan nama lain. Wah, wah, wah! Kau dan Super Se7en berhasil menghalang-halangi niat penjahat itu, Yesung!"

"Apakah sebaiknya sekarang kita laporkan saja pada polisi?" ujar ibunya dengan cemas. "Menurut ibu, polisi harus cepat-cepat menangkap bandit-bandit itu."

"Club Super Se7en akan mengadakan rapat di gudang pukul setengah sepuluh pagi ini," kata Yesung. "Bagaimana kalau polisi kita undang untuk menghadirinya?"

"Tak mungkin - kurasa polisi pasti tak mau duduk di atas pot kembang dan peti-peti kalian," bantah ibunya. "Sebaiknya kalian berkumpul semua di ruang kerja Ayah. Tempat itu cocok untuk para polisi."

Jadi pukul setengah sepuluh, ketujuh anggota Super Se7en sudah siap menanti di dalam ruang kerja ayah Yesung. Mereka gelisah. Apa lagi anggota tak resmi, Snoppy. Anjing itu sudah tak tahu apa yang harus diperbuatnya. Lari ke sana kemari, menggigit-gigit ujung permadani.

Tepat pukul setengah sepuluh, bel berbunyi. Pintu dibuka ibu Yesung, dan dua orang polisi berbadan tegap masuk. Keduanya memandang dengan heran ketika melihat banyak orang duduk membentuk lingkaran.

"Selamat pagi," ujar Inspektur Lee Min Ho memberi salam. "Eh - ada apa ini sebenarnya? Anda tadi tak mau bicara banyak sewaktu menelepon!”

"Memang saya sengaja, Saya ingin Inspektur mendengar sendiri ceritanya dari mulut anak-anak saya ini," jawab ayah Yesung. Ia membentangkan koran pagi, dan meletakkannya ke atas meja. Anggota Super Se7en berkerumun.

Pada halaman depan tertera gambar seekor kuda dalam ukuran besar. Bagus sekali kuda itu. Di bawahnya tertulis dengan huruf-huruf besar:

BLUE FLASH ­ DICURI ORANG. KUDA PACUAN TERKENAL HILANG LENYAP. POLISI BELUM MENGETAHUI TEMPAT DISEMBUNYIKANNYA.

"Tentu Anda melihatnya juga pagi ini," kata ayah Yesung lagi, "Yesung, katakanlah pada Inspektur Lee Min Ho, di mana Blue Flash sekarang!"

"Di dalam kandang kami!" seru Yesung. Senang sekali anak itu, ketika melihat wajah kedua polisi yang keheranan.

Kedua polisi itu mengeluarkan buku catatan masing-masing. "Ini penting sekali," ujar Inspektur Lee Min Ho pada ayah Yesung. "Benarkah kuda itu ada di dalam kandang Anda?"

"Saya rasa begitu," jawab ayah Yesung. "Anda silakan melihatnya, kalau mau. Yesung, ceritakanlah pengalaman kalian."

"Sebaiknya kami bergiliran saja menceritakannya," kata Yesung. Kemudian ia mulai bercerita. Dikisahkannya, mereka bertujuh membuat boneka salju di lapangan. Kemudian giliran Eunhyuk memaparkan pengalamannya. Ia memaparkan, di malam itu ia sibuk mencari lencana anggota Super Se7ennya yang terjatuh di lapangan. Sesudah itu ia melihat mobil datang dengan menggandeng sebuah kotak besar beroda.

"Sekarang saya tahu, kotak itu gerobak pengangkut kuda," ujarnya. "Tapi kemarin saya belum tahu. Saya tak bisa menerka dan saya kira semacam gerobak pengangkut barang pindahan. Saya juga sama sekali tidak melihat jendela-jendela, "

Ketujuh anggota Super Se7en itu bercerita sambung-menyambung. Akhirnya sampai pada bagian yang menegangkan. Yesung dan Eunhyuk menyelinap masuk ke dalam rumah untuk mencari tempat tawanan dikurung, kemudian mereka terjebak.

Selanjutnya Donghae dan Siwon. Keduanya berebutan bercerita, bahwa mereka kemudian ikut menyelinap masuk ke rumah tua lewat jendela, untuk mencari Eunhyuk dan Yesung.

"Kalian ini gemar berpetualang rupanya!" ujar Inspektur Lee Min Ho sambil memandang ibu Yesung. Matanya memancarkan sinar geli.

"Ya, memang," balas ibu Yesung, "Tapi saya tak senang kalau mereka berkeliaran di malam hari, Inspektur Lee Min Ho. Seharusnya saat itu mereka berada di tempat tidur, dan tidur pulas."

"Betul," kata Inspektur Lee Min Ho lagi, "saya setuju dengan pendapat Anda. Seharusnya mereka segera melaporkannya pada polisi. Memecahkan rahasia adalah urusan kami. Berkeliaran tengah malam, menyamar sebagai boneka salju - belum pernah saya dengar kelakuan seperti itu!"

Inspektur Lee Min Ho berbicara dengan suara galak, sehingga membuat beberapa anggota Super Se7en merasa ketakutan. Tapi kemudian mereka melihat Inspektur Lee Min Ho tersenyum. Barulah ketiganya sadar, bahwa sebenarnya polisi itu senang melihat hasil penyelidikan mereka.

“Sekarang saya harus menyelidiki nama pemilik rumah tua itu," katanya melanjutkan, "sesudah itu akan saya tanyakan padanya, barangkali dia mengetahui hal-hal yang terjadi di rumahnya itu."

"Inspektur Lee Min Ho tak perlu susah-susah lagi. Namanya Mr. Cha Seung Won. Dia tinggal di Covelty Avenue, di Heycom Street No.64!" seru Siwon dengan segera. "Kami - maksud saya, Ryeowook dan saya sendiri yang menyelidikinya."

"Bagus!" ujar Inspektur Lee Min Ho. Petugas polisi yang satu lagi dengan segera mencatat keterangan itu. "Bagus sekali kerja kalian!"

"Tapi kalian barangkali tidak mencatat nomor polisi mobil mereka," ujar polisi yang kedua. "Kalau kalian lakukan, akan sangat menolong tugas kami."

"Ah, sayang tidak kami lakukan," ujar Donghae menyesal. "Tapi Sungmin dan Heechul mengetahui sesuatu tentang gerobak kudanya. Mereka sempat mengukur lebar roda, bahkan menggambar jejak-jejak roda itu yang membekas pada salju lembut."

"Sungmin yang membuatnya," ujar Heechul dengan jujur, la menyesal karena menertawakan temannya itu ketika sedang sibuk menggambar. Sungmin mengeluarkan lembaran kertas yang bergambar jejak roda gerobak. Inspektur Lee Min Ho dengan segera mengambilnya. la kelihatan puas sekali!

"Hebat! Kalian benar-benar bekerja dengan sangat teliti. Sekarang tak ada gunanya lagi memeriksa jejak itu, karena salju sudah meleleh. Ini bukti yang sangat penting. Wah, kalian ini banyak sekali idenya!"

Wajah Sungmin merah padam karena malu bercampur bangga. Yesung memandang adiknya dengan senyum senang. Adiknya itu memang hebat. Seorang anggota Super Se7en sejati!

"Rupanya mereka ini sudah melakukan hampir semua tugas yang harus kami kerjakan," ujar Inspektur Lee Min Ho sambil menyimpan buku catatannya kembali. "Mereka sudah mencatat alamat pemilik rumah. Kalau ternyata dia memiliki gerobak pengangkut kuda yang roda-rodanya cocok dengan gambarmu ini...dan, dia terpaksa harus menjawab beberapa pertanyaan yang tak enak baginya!"

Kedua polisi itu pergi ke kandang untuk melihat Blue Flash, Anggota Super Se7en ikut berkerumun. Telinga si Blue Flash mulai tegak meruncing lagi, pertanda ia mulai takut. Yesung cepat-cepat menenangkannya.

“Betul! Warna bulunya sudah diubah oleh penjahat-penjahat itu," ujar Inspektur Lee Min Ho sambil meraba-raba punggung Blue Flash. "Kalau mereka sempat mengecatnya dengan warna cokelat, pasti takkan ada yang bisa mengenalinya. Menurut saya, kedua penjahat yang kalian ceritakan itu berniat untuk melakukannya malam ini, dan sesudah itu memindahkan Blue Flash ke kandang lain! Tentu saja sementara mereka mengubah warna, kuda ini harus disembunyikan di suatu tempat sepi. Jadi mereka memilih gudang bawah tanah rumah tua kosong - yang dimiliki oleh Tn. Cha Seung Won. Saya ingin tahu sekarang - apa yang diketahui Tn. Cha Seung Won itu mengenai persoalan ini!”

Para anggota Super Se7en tak sabar lagi menunggu kabar mengenai akhir pengalaman mereka. Kabar itu mereka dengar pada rapat Super Se7en berikutnya. Yang mengadakan bukan mereka sendiri, melainkan orang tua Yesung dan Sungmin.

Rapat dilangsungkan di dalam gudang. Ayah dan ibu Yesung duduk di atas peti-peti terbesar. Sedangkan Yesung dan Sungmin duduk bersila di lantai.

"Anak-anak," kata ayah Yesung membuka laporannya, "Ternyata Tn. Cha Seung Won memang pemilik gerobak pengangkut kuda itu. Mobil itu juga miliknya. Polisi menunggu dua orang yang kalian lihat di rumah tua kemarin malam. Dan mereka ternyata benar-benar datang kembali! Sekarang mereka sudah masuk ke dalam tempat tahanan. Mereka begitu terkejut ketika melihat Blue Flash sudah tak ada lagi, sehingga tidak memberikan perlawanan ketika ditangkap!"

"Siapakah pemilik Blue Flash yang sebenamya, Ayah?" tanya Yesung, "Di dalam koran tertulis, namanya Kolonel Lee Bum Soo. Apakah dia mengirim orang untuk menjemput Blue Flash?"

''Ya,'' jawab ayahnya. "Hari ini Blue Flash akan dijemput dengan gerobak kuda miliknya. Dia juga mengirimkan sesuatu untuk Super Se7en. Maukah kau memeriksa apa kiriman itu, Yesung?"

Yesung menerima sepucuk surat yang disodorkan ayahnya. Dengan cepat sampul surat itu dibukanya. Seberkas tiket jatuh berhamburan ke lantai. Sungmin meraih selembar.

"Wah! Tiket untuk menonton sirkus, sekaligus untuk menonton pertunjukan pantomim. Ada berapa lembar? Barangkali tujuh?"

Betul. Tiketnya berjumlah tujuh lembar. Ketujuh anggota Super Se7en menerima hadiah atas kesiagaan mereka. Hanya Snoppy yang tidak kebagian.

"Ah, sudahlah, Snoppy! Nanti kau kami beri tulang yang lemat dan nikzat! Boleh ya, Ibu?" seru Sungmin sambil memeluk anjingnya erat-erat.

" Apa lagi yang kaukatakan itu, Sungmin? Mengapa kau memakai bahasa asing?" tanya ibunya dengan heran. Teman-teman yang lain tertawa.

Di atas sampul tertulis, "Untuk Club Super Se7en, dengan ucapan salam dan terima kasih. L.B.S"

"Kolonel Lee Bum Soo itu baik ya," ujar Yesung. "Padahal kami sama sekali tak menginginkan hadiah. Pengalaman kami saja sudah merupakan hadiah yang hebat!"

"Terserah kalian sajalah, untuk bercerita panjang-lebar mengenai itu," ujar ibu Yesung sambil bangkit. "Kalau kami berdua lama-lama duduk di sini, tahu-tahu kami sudah menjadi anggota pula. Kalau begitu namanya harus diubah menjadi Super Nine. Bukan Super Se7en lagi!"

"Tidak! Perkumpulan kami harus tetap Super Se7en," ujar Yesung tegas. "Perkumpulan yang paling sigap! Hidup Super Se7en!"


TAMAT
Copyright Sweety Qliquers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...