Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 07 Juni 2011

Magic Girl (Chapter 11-Tamat)



K.Will – My Heart Is Beating


Lamat-lamat lagu yang dilantunkan sebagai penutup acara 'Mister DJ' yang dibawakan oleh K.Will itu masih tertangkap oleh telinga Kim So Eun, sebelum akhirnya ia terlelap dalam tidur.

Ibu masuk ke kamar Kim So Eun dan geleng-geleng kepala melihat Kim So Eun tertidur dengan headphone masih melekat di kepalanya. Padahal belakangan ini Kim So Eun seperti sedang memusuhi benda satu itu. Hh... anak muda memang sulit diterka. Kadang uring-uringan dan bilang benci, kadang diam dan tanpa mau bercerita kembali menyukai sesuatu yang dibenci itu. Sama juga seperti anak muda yang kini tengah menunggu di ruang tamu. Hari sudah menunjukkan pukul enam pagi, tapi Kim So Eun belum juga bangun, padahal Kim Bum telah datang menjemput.

"Kim So Eun... bangun, Sayang." bisik Ibu agak dekat ke telinga Kim So Eun.

Kim So Eun menggeliat Seperti sulit membuka matanya ataupun menggerakkan anggota tubuhnya. Bibirnya kelihatan agak pucat Ibu meraba kening Kim So Eun. Agak panas.

"Kau sakit, Kim Seo Eun?" tanya Ibu prihatin.

"Mhh...?"

"Badanmu panas, Sayang..."

"Ya, rasanya juga begitu," gumam Kim So Eun dengan mata masih separuh terpejam.

"Kim Bum menjemputmu, tapi sepertinya kau lebih baik istirahat di rumah hari ini," Ibu memberitahu seraya membetulkan letak selimut Kim So Eun.

"Kim Bum?" seru Kim So Eun lemah tapi agak keras.

"Ya... kau mau bertemu dia sebentar atau..." Ibu tak melanjutkan kalimatnya karena lewat gerak bola mata anaknya ia dapat menduga jawaban Kim So Eun.

"Sebentar..." Begitu Ibu menghilang memanggil Kim Bum, Kim So Eun segera mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar pada dinding tempat tidur. Dirapikannya rambutnya sedikit dan dibersihkannya matanya dengan tisu.

Kim Bum datang menjemput untuk sekolah? Astaga... sudah pukul enam pagi! pekik Kim So Eun dalam hati saat dilihatnya jam dinding yang membuatnya menyadari waktu saat ini. Kepalanya terasa agak pening dan persendiannya terasa ngilu, nyeri, dan rasa-rasa tak enak lainnya.

"Hai..."

"Hai... maaf, aku baru bangun," sambut Kim So Eun agak malu-malu, melihat Kim Bum yang sudah rapi dan siap ke sekolah. Dengan jaket jeans-nya seperti biasa dan senyumnya seperti biasa. Hei! Segalanya seperti kembali menjadi biasa seperti dulu... seperti sebelum kemunculannya perselisihan di antara mereka.

“Kata ibumu kau sakit?" Kim Bum duduk di tepi tempat tidur Kim So Eun. Kim So Eun mengangguk.

"Coba Dokter Kim Bum periksa," canda Kim Bum sambil memegang dahi Kim So Eun.

"Panas, kan?" tanya Kim So Eun lugu.

"Ah... ini cuma sakit manja, malas, minta perhatian," goda Kim Bum Jenaka. Seperti biasa... seperti tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka.

"Dasar... dokter macam apa kau ini!" Kim So Eun meninju lengan Kim Bum.

"Aduh... nanti kalau aku ikut sakit bagaimana?"

"Ya tidak apa-apa...."

"Tidak bisa. Kalau aku sakit artinya aku ikut tidur di kamar ini dan tidak bisa sekolah., aduh, sakit," celoteh Kim Bum nakal.

Mereka tertawa bersamaan. Kim So Eun merasa ada sedikit kesejukan merambat di hatinya. Meski suhu tubuh terasa panas tapi kedatangan Kim Bum, canda Kim Bum, sedikit menetralisir rasa-rasa tidak enak itu.

Sejak kemarin sore, sepulang sekolah berbagai persoalan memberatkan pikiran Kim So Eun. Persahabatannya yang retak, lenyapnya kekuatan formula itu, dan kembalinya ia menjadi Kim So Eun si "itik dungu" yang lamban seperti sediakala. Dan keresahan itu membuat nafsu makannya mengendor.

Keresahan itu pula yang membuatnya tak jua mampu terlelap hingga larut malam, padahal fisiknya yang lapar dan pikirannya yang lelah butuh istirahat. Mungkin karena itu pagi ini suhu badannya agak meningkat di atas garis normal. Tapi yang jelas persahabatannya kembali normal.

"Kim So Eun, maafkan sikapku selama ini," ujar Kim Bum tiba-tiba dengan mata menatap lurus ke arah Kim So Eun.

"Sikapmu yang mana?"

"Ketidakjujuranku dan kekanak-kanakan-nya jalan pikiranku dalam menyelesaikan masalah. Jujur, aku ingin melihatmu marah dan cemburu dengan mengakrabi Jung So Min. Kupikir cara itu bisa membuatmu mengoreksi diri. Tapi sebetulnya bukan itu guna seorang sahabat. Seharusnya aku tidak melibatkan pihak ketiga. Aku tidak pernah menyukai Jung So Min, Kim So Eun. Dan kalau aku boleh jujur, di hatiku cuma ada kau, dan karena kini kau sudah tahu aku sayang padamu, tentu kau tak akan mengecewakan orang yang menyayangimu, kan?" tutur Kim Bum.

Kalimat terakhir Kim Bum membuat Kim So Eun tersenyum. Di sela pengakuannya yang mengharukan dan serius, masih saja Kim Bum sempat menyelipkan canda dengan kalimat konyol itu.

"Jika kau sayang padaku... bagaimana, Kim Bum? Aku tidak mengerti,'' timpal Kim So Eun menahan tawa.

"Ya, jika aku sayang padamu maka kau tidak boleh mengecewakanku."

"Jadi...?"

"Jadi, kita harus saling menyayangi... eh... kau mau, kan?" Kim Bum meralat kata-kata konyolnya dengan kalimat yang lebih sopan. Bukan suatu keharusan, tapi lebih merupakan sebuah permintaan.

"Jadi...?" tanya Kim So Eun berbisik. Mereka saling bertatapan. Seperti ada sebuah kekuatan yang mendekatkan hati mereka. Seperti ada kesamaan jalan pikiran. Ketika Kim So Eun diam terpaku, Kim Bum secepat kilat mendaratkan bibirnya ke bibir Kim So Eun.

"Kuharap kau mengerti... Bye... sampai pulang sekolah nanti, ya!" seru Kim Bum, lantas berlalu secepat kilat dari hadapan Kim So Eun, sebelum Kim So Eun sempat memberikan reaksi apa-apa.

Tertegun Kim So Eun meraba bibirnya. Sepertinya bibir Kim Bum masih tertinggal di sana.

Ah... benar kata pepatah. Patah tumbuh hilang berganti. Hilang satu tumbuh seribu.

Ya, kekuatan formula ajaib itu telah lenyap, pergi meninggalkan diriku, tapi ada seribu hari-hari manis berselimut gula yang menantiku. Tentu saja tidak sendiri lagi.

"Kim Bummmmm!!!" teriak Kim So Eun meluapkan segala kegembiraan yang meluap-luap di dadanya, memecah pagi yang hening, membangunkan tetangga-tetangga yang masih terlelap, menyambut kembalinya sebuah pribadi dan masa muda yang wajar....


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...