Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Sunbaenim (Chapter 5)



“Onew, apa kau mau meliat foto Leeteuk Sunbae?” tanyaku. “Leeteuk Sunbae itu Senior Mentor-ku dulu. Dia meninggal menjelang kenaikan kelas. Tragis.”

“Mau!” jawabnya antusias setelah sesaat sempat tertegun.
Onew kuajak masuk ke kamar asramaku. Menuju lokerku. Loker nomor tujuh, angka favoritku.

“Ini yang namanya Leeteuk Sunbae,” ujarku sambil membuka pintu lokerku. Di bagian dalam pintu lokerku, kupasang banyak sekali foto Leeteuk Sunbae. Onew tertegun. Lama ia memandangi foto-foto itu. Mulutnya berkomat-kamit tapi tak bersuara.

“Ada apa?” tanyaku.

“Ini... ini... Leeteuk Sunbae?” Wajah Onew pucat seperti mayat.

“Ya! Ini Leeteuk Sunbae. Memangnya ada apa?”

“Kapten basket itu, bukan? Dengan Nomor punggung 12?”

“Darimana kau tahu?”

Onew tercenung dan bergumam, “Aku pernah mengobrol dengannya! Terkadang ia pun berkunjung ke kamar asramaku.”

“Tidak mungkin! Leeteuk Sunbae itu sudah ... tidak ada!” ujarku emosional. Kukira Onew hanya ingin mempermainkanku.

“Benar, aku tidak bohong Sunbae! Dia dulu juga di asrama Rose, bukan? Nomor loker 12?”

“Jangan bohong! Kau diberi tahu siapa?”

“Untuk apa aku berbohong Sunbae. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu, Leeteuk Sunbae itu kadang mengobrol denganku! Dia bahkan ada waktu perkenalan dengan para senior.”

Aku terhenyak. Mana mungkin?

“Dia juga ada waktu Welcome Party kemarin,” lanjut Onew, yang membuatku semakin bingung.

“Onew, coba kau sebutkan ciri-ciri Leeteuk Sunbae?” tanyaku

“Rambutnya berwarna kuning tembaga dengan poni, tingginya itu sekitar 178 cm.” ujarnya lancar.

Aku semakin bingung. Tak ada yang salah dari kata-kata Onew. Memang seperti itulah Leeteuk Sunbae.

“Sedang melihat foto Leeteuk Sunbae?” tiba-tiba Changmin masuk sambil tersenyum.

Aku tersenyum sambil mengangguk.

“Tahu tidak? Kalian itu tidak ikut doa bersama tadi.”

“Aku tidak mendengar suara bel tadi,” ujarku.

“Memang bel di kapel tidak dibunyikan. Doa bersamanya tadi di lapangan basket.”

“Biarkan saja, Yang penting tidak ketahuan oleh guru pembimbing.”

“Memang tidak ketahuan, tapi Tuhan tahu! Heechul, sekarang sudah jam sepuluh malam. Apa kau tidak kasihan dengan junior asuh-mu?” tanya Changmin.

Kulirik Onew, kulihat ia masih tercenung.

“Sudah jam sepuluh? Ya sudah kalau begitu, aku antar Onew dulu ke kamar asramanya. Changmin, kau jangan tidur dulu.”

“Kenapa?” tanyanya bingung.

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...