Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 10 Juni 2011

Nyanyian Arwah (Chapter 4)



Chapter 4
Arwah Penasaran

Tn. Song Seung Hun menggeleng ke arah Lee Hong Ki. Menyuruh putranya itu diam. Ia tidak mau Lee Hong Ki menyudutkan Park Shin Hye yang tidak tahu apa-apa. Gadis itu semakin terpuruk. Dan ia masih terguncang dengan kejadian yang sama sekali tidak disadarinya itu.

Ia mendekati Park Shin Hye, lantas membelai kepalanya dengan lembut.

"Kau mungkin terlalu capek karena seharian ini bantu-bantu Ibu. Sekarang tidurlah. Masih pusing?"

"Tadi Ayah menamparku?"

"Maafkan Ayah...." Tn. Song Seung Hun menyentuh pipi Park Shin Hye dengan lembut.

Hari semakin larut. Sudah menjelang pukul satu dinihari. Park Shin Hye sudah tidur setengah jam yang lalu, setelah Ny. Kim Tae Hee setengah memaksanya minum aspirin. Tapi Tn. Song Seung Hun bersama istri dan anak lelakinya seperti tak ingin segera tidur. Mereka masih membicarakan keanehan yang barusan terjadi. Ny. Kim Tae Hee mengambil kesimpulan yang cukup menakutkan, Park Shin Hye kerasukan setan!

"Mungkin saat itu pikiran Park Shin Hye tengah kosong, dan...."

"Lalu, arwah siapa?! Jangan-jangan rumah ini 'berpenghuni'?!" Lee Hong Ki menyela dengan mimik ringis.

"Jangan berpikir aneh-aneh, Lee Hong Ki! Kau mulai lagi terpengaruh film-film horor!"

Ny. Kim Tae Hee sedari tadi lebih banyak berdiam diri, tapi sesungguhnya ia merasa kahawatir dan ketakutan.

* * *

Pagi-pagi sekali ada tamu yang datang. Seorang tetangga baru, laki-laki itu tinggal tak jauh dari rumah kediaman baru keluarga Song Seung Hun.

"Kebetulan saya lewat mau ke Desa sebelah, lalu mampir," kata laki-laki itu, namanya Tn. Lee Bum Soo, menjawab keheran Tn. Song Seung Hun. "Saya semalam juga datang...."

"Oh, ya. Tentu saja saya masih ingat." Padahal sesungguhnya Tn. Song Seung Hun telah lupa. Ia belum bisa mengingat dan belum tahu siapa-siapa persis orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

"Mengenai putri Tuan semalam...."

Sampai di situ, Lee Hong Ki yang tengah mengelap sepeda untuk pergi ke sekolah merasa terusik. Ia menghentikan kesibukannya dan menguping pembicaraan ayahnya dengan Tn. Lee Bum Soo.

"Apakah putrid anda dalam keadaan baik-baik saja?"

Tn. Song Seung Hun tertawa kecil. "Park Shin Hye tidak apa-apa. Semalam ia hanya merasa kecapekan, lalu begitulah," Tn. Song Seung Hun mengangkat bahunya, "sedikit bertingkah aneh. Ah, namanya juga anak-anak."

"Tapi, nyanyiannya itu...?"

Lee Hong Ki merasa sangat tertarik.

"Ada apa dengan nyanyiannya? Lucu, ya?" tanyanya akhirnya, setelah tak mampu membendung rasa penasaran. Ia nimbrung kini, melemparkan kain lapnya ke samping sepeda. Berdiri, lalu berjalan menghampiri ayahnya dan Tn. Lee Bum Soo.

Tn. Lee Bum Soo seperti menggumam. "Mengingatkan saya pada...."

"Apa, Tuan?" Tn. Song Seung Hun dan Lee Hong Ki bertanya serempak. Rasa penasaran mereka semakin membuncah.

"Kim Yoo Jung."

"Kim Yoo Jung? Siapa Kim Yoo Jung?! Putri anda?" tanya Lee Hong Ki.

"Kim Yoo Jung, putrinya Tn. Lee Dong Gun." Tn. Lee Bum Soo mengerutkan keningnya, ada bayang ragu tergambar di wajahnya.

"Maksudnya, Lee Dong Gun yang dulunya pemilik rumah kami ini?" tanya Tn. Song Seung Hun. "Tapi, bukankah Tn. Lee Dong Gun tidak punya anak? Setahu saya, Tn. Lee Dong Gun itu seorang duda tanpa anak."

"Tn. Lee Dong Gun punya anak. Satu orang. Namanya Kim Yoo Jung. Dulunya... Kim Yoo Jung juga suka menyanyi. Anak-anak memang suka bernyanyi, kan?"

"Biasanya begitu," Lee Hong Ki yang menjawab. Ia semakin tertarik dengan setiap ucapan Tn. Lee Bum Soo. "Oh, jadi sebenarnya Tn. Lee Dong Gun punya anak perempuan yang bernama Kim Yoo Jung. Lalu, di mana sekarang? Ikut ibunya?"

"Ibunya... istri Tn. Lee Dong Gun telah meninggal dunia, Lee Hong Ki." Tn. Song Seung Hun menjelaskan.

Lee Hong Ki masih sangat ingin berbincang-bincang dengan Tn. Lee Bum Soo, tetapi nampaknya Tn. Lee Bum Soo agak tergesa-gesa. Sebelum berbicara lebih banyak, ia telah berpamitan. Lee Hong Ki tak punya alasan untuk mencegahnya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...