Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 04 Juni 2011

Biarlah Rahasia (Chapter 4)



Siang itu udara panas yang menyengat seakan membakar kota Incheon. Di sebuah perumahan sederhana, Kim Tae Hee yang sedang mengandung 2 bulan terus menguap. Ia mengantuk. Seharian ini ia lelah. Pekerjaan merapikan rumah yang seharusnya dilakukan oleh pembantunya, digantikannya.

Sudah seminggu pembantunya itu minta izin pulang kampong untuk menjenguk orang tuanya yang sedang sakit. Rasa lelah yang menyelimutinya sejak siang membuatnya terlelap, sehingga tidak menyadari ada tamu tak diundang menyelinap masuk kamarnya.

Tuhan, ampuni hamba-Mu jika harus melakukan perbuatan keji ini. Namun, tidak ada jalan lain yang harus aku lakukan untuk menolong ibuku. Jae Hee membatin. Dadanya sesak. Ia merasa tak sanggup, tapi ia harus melakukannya! Demi nyawa ibunya.

“Si… siapa kau?” tanya Kim Tae Hee, ketika melihat sesosok tubuh tinggi datang menyergapnya. Tiba-tiba saja tubuhnya dihempaskan berulang kali. Bagian belakang kepalanya membentur dinding. Darah segar mengalir dari kepalanya. Matanya berkunang-kunang. Pandangannya buram. Ia baru menyadari bahwa maut akan segera mengintai nyawanya, jika ia tidak segera bertindak cepat.

Saat itu yang ada dalam benaknya adalah menyelamatkan diri. Sebelum ia membunuhku, aku dulu yang harus membunuhnya. Kim Tae Hee membatin. Setengah sadar, tangannya meraih laci meja di sebelah tempat tidur. Sebuah gunting teraba olehnya. Tanpa pikir panjang, ia menusukkan gunting itu ke tubuh pria tak dikenalnya. Berkali-kali. Yang ia tahu, ia harus selamat, agar bayinya juga selamat.

Suara gaduh dan teriakan minta tolong mengundang warga sekitar datang ke rumah Kim Tae Hee.

“Ny. Kim Tae Hee!” jerit Son Ye Jin, tetangga sebelah rumahnya, histeris. Sebuah pemandangan yang mengerikan. Di depannya dua manusia tergeletak dalam keadaan sekarat. Kim Tae Hee dan pria yang menyerangnya terkulai lemah dengan tubuh bersimbah darah.

Dalam kebingungan, Son Ye Jin membawa Kim Tae Hee dan Jae Hee ke rumah sakit. Keduanya mendapat penanganan yang sama di Unit Gawat Darurat. Peristiwa sangat menggeparkan itu mengundang polisi untuk menggali lebih lanjut motif di balik peristiwa pembunuhan itu.

Sadar bahwa hidupnya tak lama lagi akan berakhir, sadar bahwa tak ada gunanya berbohong, Jae Hee menceritakan keadaan sebenarnya.

“Saya hanya disuruh untuk membunuh Ny. Kim Tae Hee. Sebenarnya, saya tidak tega, karena saya tahu saat ini ia sedang hamil!” suara Jae Hee terdengar lemah, di antara tarikan napasnya yang tersengal.

“Siapa yang menyuruhmu?” polisi itu membentak.

“Ny. Han Ga In, istri muda Tn. Song Seung Hun, suami Ny. Kim Tae Hee!”

“Alamatnya di mana?”

Jae Hee pun memberikan kartu nama Han Ga In. Untunglah, nyawa Kim Tae Hee dan bayi yang dikandungnya selamat. Setelah kondisi tubuhnya berangsur baik, Kim Tae Hee diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Namun, proses hukum tetap berjalan. Apa pun alasannya, ia telah melenyapkan satu nyawa, walaupun saat itu nyawanya juga tengah terancam. Karena menjadi otak rencana pembunuhan, Han Ga In juga ikut mendekam di penjara.

Kim Tae Hee divonis 8 tahun penjara. Jauh lebih ringan dari keputusan hakim yang semula memutuskan 15 tahun penjara. Itu pun dirasakannya berat sekali. Sel penjara itu sangat menyiksanya. Tiga kali Kim Tae Hee berusaha bunuh diri, namun selalu gagal karena ketahuan oleh penghuni lain. Bayi mungil yang dilahirkan Kim Tae Hee terpaksa dititipkan pada Lee Yo Won, kakak tertua Kim Tae Hee.

Keluar dari penjara, Kim Tae Hee minta izin pada kakaknya untuk mencoba mencari pekerjaan di Seoul. Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak, barulah Kim Tae Hee berani mengambil Kim So Eun dan merawatnya sendiri. Selama dalam pengasuhan Lee Yo Won, Kim So Eun sering bertanya tentang keberadaan Ibunya. Lee Yo Won hanya mengatakan bahwa Ibunya akan segera pulang, meski Lee Yo Won sendiri tak tahu kapan pastinya.

“Majalah Instyle? Apakah saya bisa bicara dengan Lee Min Ho?” tanya Han Ga In.

Inilah kesempatanku menghancurkanmu, Kim Tae Hee. Jangan kira setelah kau bebas menghirup udara segar, kau akan berbahagia. Sekarang kau bahagia. Tapi, besok, kehancuran karier anakmu siap menanti. Aku akan membuka semua aib masa lalumu! Han Ga In berbisik dalam hati.

Setelah disambungkan dengan Lee Min Ho, Han Ga In mulai menjalankan strateginya. “Tn. Lee Min Ho, saya ingin memberikan informasi penting untuk Anda,” suara Han Ga In terdengar bersemangat.

“Informasi penting?”

“Ya, saya baru saja membaca tulisan Anda tentang kisah sukses Kim So Eun. Anda tahu siapa Kim So Eun dan Kim Tae Hee sebenarnya?”

“Yang saya tahu, Kim So Eun anak tunggal. Ibunya dulunya seorang penjahit dan ayahnya pelaut,” jawab Lee Min Ho.

“Anda percaya?”

“Mengapa tidak? Masa’ seorang artis seperti Kim So Eun bisa membohongi publik. Kalau ia berani melakukannya, ini akan merusak reputasinya.”

“Bohong besar jika dikatakan bahwa ayahnya seorang pelaut. Karena, Song Seung Hun, ayahnya Kim So Eun, dulunya adalah suami saya. Semenjak berpisah dari saya, ia jadi pengangguran, luntang-lantung entah di mana.”

“Lalu, apa hubungannya dengan Kim Tae Hee?” tanya Lee Min Ho, bingung.

“Kim Tae Hee adalah istri pertama Song Seung Hun. Setelah bercerai dari Kim Tae Hee, Song Seung Hun menikah dengan saya.”

“Berarti, Anda adalah ibu tiri Kim So Eun?” kata Lee Min Ho, menyimpulkan.

“Oh, tidak. Justru saya tidak pernah tinggal serumah dengan Kim So Eun. Karena, Kim So Eun itu lahir di penjara.”

Lee Min Ho terdiam. Bagaimana mungkin Kim So Eun lahir di penjara?

“Maaf, apa sebenarnya tujuan Anda memberikan informasi ini? Jangan-jangan, Anda hanya mencari sensasi agar ikut terkenal,” Lee Min Ho menebak.

“Untuk apa saya mencari sensasi? Saya justru ingin mengungkapkan fakta sebenarnya. Karena, Kim Tae Hee adalah pembunuh. Ia membunuh Jae Hee!”

“Siapa Jae Hee?”

“Anda bisa berkunjung ke tempat tinggal saya di Incheon. Saya akan memberikan informasi yang lebih jelas tentang Kim Tae Hee dan hubungannya dengan saya. Kapan Anda bisa datang?”

“Secepatnya!” kata Lee Min Ho, sambil berpikir keras.

“Baik, saya tunggu,” suara Han Ga In terdengar ramah. Keme¬nang¬an besar sebentar lagi akan digenggamnya. Dendam puluhan tahun yang selama ini dipendamnya sebentar lagi akan terwujud.

Kim Tae Hee seorang pembunuh? Rasanya tak masuk akal. Penampilannya yang keibuan dan tutur katanya yang lemah lembut sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia seorang pembunuh. Pembunuh berdarah dinginkah? Tapi, apa benar?

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...