Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 09 Juni 2011

Super Se7en (Chapter 10)



Chapter 10
Terjebak!

Ternyata pintu itu tidak terkunci. Yesung mendorongnya pelan-pelan. Tiba-tiba saja, suara yang terdengar tadi menjadi lebih jelas. Memang betul ada orang di dalamnya. Seseorang yang sedang tidur mendengkur!

Kedua remaja itu serempak mendapat pikiran yang sama. Pasti itu si Penjaga! Yesung menjengukkan kepala lebih jauh ke dalam kamar.

Sinar bulan menerangi kamar. Penjaga itu tidur di atas sebuah tempat tidur rendah yang berantakan. Penjaga itu rupanya sangat letih, sehingga tak sempat berganti pakaian! Yesung berpaling. Maksudnya hendak keluar lagi, Tapi tiba-tiba lampu senternya terbentur pintu, dan jatuh ke lantai. Nyaring sekali kedengarannya!

Yesung tidak berani bergerak karena ketakutan. Tapi Penjaga itu tetap mendengkur. Barulah Yesung ingat kembali, bahwa penjaga tua itu tuli. Bunyi senter jatuh seribut itu pun tidak didengarnya. Dengan hati-hati Yesung menutup pintu kembali. Mereka berdua berdiri di ruang depan. Yesung memeriksa lampu senternya, kalau-kalau rusak karena jatuh. Ternyata tidak, lampu-nya masih menyala. Bagus.

"Sekarang kita naik ke lantai atas," bisiknya. "Kau tidak takut kan, Eunhyuk?"

"Takut juga, tapi sedikit. Ayo!"

Mereka menuju ke tangga yang mengarah ke atas. Anak tangganya berderik-derik di bawah kaki mereka. Untung pak tua itu tuli!

Mereka sampai di tingkat pertama. Di situ ada enam kamar. Keenam-enamnya diperiksa. Semuanya kosong. Kemudian mereka naik lagi ke lantai teratas.

"Sekarang kita harus hati-hati," bisik Eunhyuk. Ia berbisik pelan sekali, sehingga Yesung hampir tidak mendengarnya, "Kamar-kamar di atas ini saja yang belum kita periksa. Jadi, tawanan itu pasti dikurung di dalam salah satu kamar di sini."

Tapi semua pintu kamar terbuka. Kalau begitu, mana mungkin ada tawanan di dalamnya? Kecuali jika ia diikat! Kedua remaja itu mengintip ke dalam setiap kamar. Jantung mereka berdebar-debar. Mereka khawatir kalau-kalau melihat sesuatu yang mengerikan.

Tapi semua kamar di lantai atas itu ternyata juga kosong. Ada kamar yang gelap, tapi kosong. Ada lagi yang terang disinari bulan. Tapi juga kosong.

"Aneh!" bisik Eunhyuk. "Terus terang, aku tak mengerti! Harusnya suara yang kita dengar tadi datang dari salah satu tempat di dalam rumah ini. Tapi sudah kita periksa semua kamar, ternyata tak ada seorang pun, kecuali si Penjaga!"

Mereka berdiri di situ, sambil berpikir-pikir. Mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Tiba-tiba terdengar suara jeritan samar. Kedengarannya seperti meringkik, disusul oleh bunyi mendepak-depak dan gedebak-gedebuk. Aneh!

"Memang benar! Ada yang ditawan di dalam rumah ini. Orang itu mengetuk-ngetuk minta tolong, sambil menjerit-jerit," kata Yesung, Ia lupa berbisik. "Orangnya ada di lantai bawah. Tapi tadi kita sudah memeriksa seluruh ruangan."

Eunhyuk sudah berjalan menuruni tangga. "Ayo! Pasti kita tadi melupakan sesuatu. Barangkali lemari besar, atau pintu rahasia," serunya.

Mereka turun ke lantai bawah. Kedua remaja itu tak peduli lagi, kini berjalan dengan cepat. Mereka sampai di dapur kembali. Bunyi yang tadi terdengar kini berhenti. Kemudian terdengar lagi. Eunhyuk memegang lengan Yesung erat-erat.

"Aku tahu dari mana datangnya bunyi itu. Dari ruangan di bawah kita. Di situ ada gudang di bawah tanah. Di situlah rupanya tawanan itu dikurung!"

"Kalau begitu, kita harus segera memeriksa ke situ," ujar Yesung. Akhirnya mereka menemukan pintu yang menuju ke bawah. Letaknya di pojok gelap, di dalam lorong antara dapur dan ruang penyimpanan makanan. Yesung mencoba membukanya. Dan, tertanya tak terkunci!

"Pintunya tak terkunci," bisik Eunhyuk. "Kalau begitu, kenapa tawanan itu tidak melarikan diri?”

Di balik pintu terdapat tangga batu yang menuju ke bawah. Tempat itu gelap gulita, Yesung menyorotkan lampu senternya. Tidak kelihatan apa-apa. la berseru dengan suara yang agak gemetar, "Siapa di situ? Ada orang di bawah?"

Tapi tak terdengar jawaban, Yesung dan Eunhyuk mendengarkan dengan teliti. Dengan jelas terdengar suara napas berat.

"Kami dengar napasmu!” seru Eunhyuk "Ayo, katakan siapa kau. Kami datang untuk menyelamatkanmu!"

Tapi tetap tak ada jawaban. Wah, ini benar-benar menyeramkan! Kedua remaja itu sekarang sangat ketakutan, Mereka tak berani turun ke bawah. Kaki mereka tak mau melangkah, meskipun dipaksa. Tapi mereka juga beranggapan, hanya orang penakut yang pada saat itu mundur dan lari keluar. Jadi mereka tetap di situ.

Tiba-tiba mereka mendengar suara-suara lain. Suara-suara yang berbicara dengan pelan di tempat lain. Kemudian menyusul bunyi kunci dimasukkan ke dalam lubang dan bunyi pintu yang didorong terbuka!

Eunhyuk panik. Dipegangnya Yesung erat-erat.

"Itu dia kedua orang yang kudengar kemarin malam. Mereka sudah datang kembali. Cepat! Kita harus bersembunyi sebelum ketahuan!"

Kedua sosok tubuh terbungkus kain putih itu tertegun sesaat. Mereka tidak tahu harus ke mana. Kemudian Yesung membuka Jubah dan topi putihnya. "Eunhyuk, buka juga jubah dan topimu," ujarnya pada Eunhyuk. "Kalau hanya bermantel, kita takkan mudah kelihatan, karena warnanya gelap. Kita bisa bersembunyi di salah satu sudut gelap."

Bergegas mereka mencampakkan pakaian samaran ke sebuah pojok, lalu menyelinap masuk ke ruang depan. Di situ mereka meringkuk di sebuah sudut. Mudah-mudahan saja orang-orang yang datang itu langsung pergi ke gudang bawah tanah! Namun harapan mereka tak terkabulkan.

"Coba lihat sebentar, apakah si penjaga tua sudah tidur," kata suara yang satu! Dua sosok tubuh masuk ke dalam ruang depan, untuk membuka pintu kamar si Penjaga.

Tiba-tiba seorang di antara mereka melihat wajah Yesung yang dilabur dengan kapur, kelihatan samar dan aneh dalam gelap. Yesung lupa menghapus coretan kapur di wajahnya!

"Astaga... lihat itu... di pojok! Apa itu?" seru satu dari kedua orang yang masuk, "Lihat itu, di sana, Apa itu, Jung Yong Hwa?"

Keduanya memandang ke pojok, tempat Yesung dan Eunhyuk sedang meringkuk. "Kelihatannya seperti wajah orang! Wajah yang putih!" kata orang yang dipanggil Jung Yong Hwa, "Aneh! Coba nyalakan sentermu. Pasti itu cuma pantulan sinar bulan!"

Orang kedua menyalakan senternya. Cahaya terang memancar, dan seketika itu juga kedua remaja yang sedang meringkuk ketakutan ketahuan. Dengan beberapa langkah panjang, orang yang bernama Jung Yong Hwa datang mendekat.

Yesung, dan Eunhyuk dipegangnya, diguncang-guncangkan, lalu diberdirikan di depannya.

"Apa lagi ini? Bersembunyi di sini dengan wajah dicat seperti itu! Apa yang kalian lakukan di sini?"

"Aduh! Lepaskan lenganku. Kau menyakitiku!" jerit Eunhyuk dengan marah, "Kalian mau apa di sini?"

"Apa maksudmu!" bentak orang yang bernama Jung Yong Hwa dengan kasar. Bunyi gedebak-gedebuk mulai terdengar lagi. Yesung dan Eunhyuk memandang kedua orang yang tak dikenal itu.

"Itu yang kumaksudkan," ujar Eunhyuk. "Siapa di bawah itu? Siapa yang kalian kurung di situ?"

Jawaban yang diterimanya bukan kata-kata. Kepalanya dipukul sehingga matanya berkunang-kunang. Kemudian ia dan Yesung diseret ke sebuah lemari dan dikurung di dalamnya. Entah mengapa, kedua orang itu kelihatannya marah sekali.

Yesung menempelkan telinga pada sebuah celah yang terdapat pada pintu lemari. la berusaha menangkap kata-kata kedua orang yang mengurung mereka. Keduanya sedang berunding.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika mereka berdua itu memanggil orang, habis riwayat kita!"

"Benar! Jadi kita terpaksa menahan mereka. Kita kurung saja bersama Blue Flash! Besok malam kita menjemputnya. Setelah itu kita lari. Takkan ada orang yang mengetahui. Saat itu proyek kita sudah selesai!"

"Bagaimana dengan kedua pemuda itu?"

"Kita tinggalkan saja terkurung di sini. Kita kirimkan surat pada Penjaga, supaya turun sebentar ke gudang. Surat itu sebaiknya harus diterimanya lusa. Pasti dia akan kaget jika melihat ada dua orang terkurung di dalam gudang! Biar tahu rasa mereka!!"

Yesung masih mendengarkan terus. Siapa yang disebut "Blue Flash"? Aneh benar nama itu! Ia gemetar, ketika mendengar kedua orang yang tak dikenal tadi datang mendekati lemari.

Tetapi pintu tidak mereka buka. Salah seorang – mungkin Jung Yong Hwa, berseru lewat celah.

“Kalian boleh mengeram di situ, sampai pekerjaan kami selesai."

Kemudian bermacam-macam suara aneh menyusul. Ada sesuatu yang kedengarannya sedang diangkut ke ruang penyimpanan makanan.

Yesung dan Eunhyuk mendengar bunyi merintih, seperti kayu yang sedang dibakar. Setelah itu tercium bau menusuk hidung lewat celah-celah pintu.

"Wahh! Mereka sedang merebus sesuatu. Apa itu ya?" kata Yesung, "Baunya minta ampun. Busuk sekali!"

Mereka tak bisa menerka, bau apa yang tercium itu. Kemudian terdengar lagi suara ribut seperti ada yang menjerit, bercampur dengan dengusan. Lalu bunyi gedebak-gedebuk, seakan-akan ada barang berat yang dihentak-hentakkan ke lantai batu. Aneh, benar-benar aneh!

Lemari tempat Eunhyuk dan Yesung dikurung sebenarnya lemari tempat menggantungkan mantel. Tempatnya sempit, dingin, dan pengap, Kedua remaja itu gelisah. Senang juga hati mereka ketika datang salah seorang membukakan pintu. Mereka disuruh keluar.

"Sekarang, lepaskan kami," kata Yesung. Baru saja ia membuka mulut, bahunya sudah dipukul dengan keras.

"Jangan banyak bicara!" bentak salah satu dari kedua orang yang memandang mereka dengan marah. Eunhyuk dan Yesung didorong dari belakang, ke arah pintu gudang bawah tanah. Keduanya didorong kuat-kuat, sehingga hampir terjatuh di tangga. Pintu ditutup, lantas dikunci dari luar. Wah, gawat! Sekarang mereka juga terkurung!

Dari gudang di bawah mereka mendengar suara. Astaga, Blue Flash-kah yang di bawah itu? Siapa sebenarnya Blue Flash?

"Nyalakan lampu sentermu," bisik Eunhyuk. "Aku ingin tahu, siapa orang yang ditawan di sini. Aku ingin melihat wujudnya!"

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...