Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Senin, 06 Juni 2011

Soulmate (Chapter 4)



“Dari mana kau tahu Kim So Eun?” Aku menahan napasku.

“Tidak penting dari mana aku tahu, ‘kan? Aku sudah bilang, Kim So Eun tidak berarti apa-apa pada hubungan kita. Dia cuma wanita murahan yang biasa kau ajak tidur, ‘kan?”

Kata-kata Yoon Eun Hye membuatku menahan gemeretak gigiku. Tenggorokanku tersekat. Aku menjalankan mobil perlahan dan diam. Bukan karena rasa bersalah pada Yoon Eun Hye, tapi justru karena kemarahanku. Kim So Eun tak pernah tidur denganku, dan Kim So Eun tidak murahan....

Malam ini, aku menjemput Kim So Eun di kampusnya. Aku menatap Kim So Eun dengan beribu rasa. Gadis ini memandangku kasihan, atau aku sendiri yang terlihat kasihan, atau aku bahkan tidak tahu siapa yang seharusnya dikasihani.

“Tidak apa-apa kau menikah.” Kim So Eun mengambil tanganku. “Toh, sewaktu aku mengenalmu, kau sudah bertunangan.”

Aku tidak sanggup untuk bicara. Memandangnya saja aku tak sanggup. Dia mengetahui semua isi hatiku, sebelum aku ucapkan.

“Aku juga sayang sekali padamu, Kim Bum.” Kim So Eun jarang sekali mengucapkan kalimat ini. Aku tahu dia tidak berbohong. “Kau bisa pergi dariku kapan saja kau mau. Kau bisa datang padaku kapan saja kau mau.”

“Kau tidak akan pergi dariku?”

Aku menatap matanya, terperanjat dengan jawabannya. Gadis ini selalu menganggap diriku sangat istimewa.

Mata bening Kim So Eun menatapku, tanpa air mata. “Apa kau lihat aku bisa meninggalkanmu?”

“Yoon Eun Hye akan terus menyakitimu, kalau kau tidak pergi dariku.”

“Kim Bum, kalau aku pergi darimu, bukan karena aku tidak mampu menanggung penghinaan Yoon Eun Hye. Tapi, karena aku tidak tahan merasakan kau disakiti Yoon Eun Hye.”

“Kim So Eun, bisakah kita....”

“Aku mau pulang, Kim Bum.”

Kim So Eun berdiri terhuyung. Aku merangkulnya dan keluar dari rumah makan yang cukup tertutup. Yoon Eun Hye pasti membuntutiku. Atau menyuruh orang mengikutiku, ke mana pun aku pergi.

“Maafkan aku, Kim So Eun,” aku berbisik halus.

Kim So Eun hanya menggangguk.

Aku hampir tidak kuat merasakan sakitnya hati Kim So Eun. Yoon Eun Hye mendatangi Kim So Eun minggu kemarin dan berbicara keras di tempat kosnya. Kim So Eun tidak pernah mengadu padaku. Tapi, aku tahu, itu akan dilakukan Yoon Eun Hye, seperti ancaman sebelumnya, saat aku menjelaskan Kim So Eun tidak bersalah. Sepanjang jalan, Kim So Eun memeluk lenganku, seakan takut sekali kehilangan diriku. Aku sudah membawa gadis ini pada suatu keadaan yang sungguh menyakitkan. Seperti simalakama bagiku, baginya....

“Kau mau pulang ke tempatku, Kim So Eun?” aku berbisik pelan.

“Aku tidak tahu, Kim Bum. Aku takut sekali.”

Untuk pertama kalinya aku melihat Kim So Eun meneteskan air mata, membasahi lengan kiriku. Suara Kim So Eun sungguh mengiris hatiku.

“Aku mencintaimu, Kim Bum. Aku tidak bisa berpaling.”

Pagi ini, kudapati Kim So Eun tertidur di pelukanku, tanpa busana....

Dan pagi berikutnya, Kim So Eun menghilang....

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...