Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 28 Juni 2011

Love Story In Beautiful World (Chapter 26)



Kim So Eun termangu di teras rumahnya. Dia malas kuliah. Park Shin Hye berkali-kali datang membujuknya agar kuliah, atau jalan-jalan ke St.Ponds Road, atau ke bioskop, atau ke mana saja, tetapi Kim So Eun 1ebih suka di rumah. Ah, gadis itu merusuhkan hati ibunya. Sementara itu, ayahnya tetap asyik bekerja.

Nyeri dada ibu Kim So Eun menerima tatap mata anaknya ini setiap kali mereka bertemu pandang. Mata yang menuduh. Mata yang menyalahkan. Mata yang tak mau tersenyum.

"Seandainya Ibu tidak mendesak aku bertunangan dengan Jang Geun Suk. Seandainya Ibu tidak merusuhi hubunganku dengan Kim Bum. Seandainya Ibu tidak terlalau mencampuri urusan-urusan pribadiku. Seandainya Ibu membiarkan aku memilih mana yang kuanggap baik..."

Seribu 'andai kata' akan berputaran kalau hati sedang dilanda sesal. Seandainya adalah kemungkinan-kemungkinan baik yang akan jadi bumerang setelah dia tak muncul. Seandainya adalah harapan-harapan yang akan menikam setelah dia tak terwujud. Seandainya adalah sesuatu yang hampa tetapi mengikat orang untuk percaya bahwa dia ada. Seandainya adalah nomor terakhir yang tak terjamah.

Di sini Kim So Eun sediam robot. Di sana, Kim Bum berkali-kali menatap langit yang berangsur digelapi awan. Yoon Eun Hye mengipas-ngipaskan katalog pameran merangkai bunga itu. Udara pengap dalam mendung yang mengintai.

Mereka berdua baru keluar dari Gedung Camation. Kini mereka menyusuri jalan di depan Gedung Garnier. Lampu-lampu kristal di gedung itu menyemarakkan tempat itu. Rumputan hijau membentang di seluruh halaman.

Kim Bum masih melihat-lihat ke langit.

"Sepertinya akan hujan?" kata Yoon Eun Hye.

"Iya," kata Kim Bum. Dan, titik pertama terasa di kepalanya. "Kita nonton saja ya?" lanjutnya.

Yoon Eun Hye berpikir, tetapi langkahnya lebih tergesa. Mereka tiba di depan Bioskop. Titik- titik hujan kian terasa.

"Kita nonton untuk merayakan hujan pertama setelah musim panas yang panjang," kata Kim Bum.

Yoon Eun Hye memperhatikan poster film yang akan diputar. Mereka pun menonton. Bagi Kim Bum, es di puncak gunung itu kian terpanjat. Dua jam dalam gelap, duduk berdampingan, merupakan permulaan yang mencairkan kebekuan gadis itu.

Tangan Kim Bum menindih tangan gadis itu. Yoon Eun Hye tidak menolak, tetapi tidak pula bereaksi. Cuma, memang harus pelan-pelan. Jangan sampai menggebu-gebu. Jangan sampai membuat shock, pikir Kim Bum.

Di taksi pun, dalam rintik-rintik hujan yang mendinginkan itu, Kim Bum tetap sesopan mungkin. Dia hanya merangkul gadis itu dan menjaga agar dinginnya hujan tidak menerpa gadis itu.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...