Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 24 September 2011

Tak Bisakah Dia Romantis??? (Chapter 3)



Apa benar kata Jung So Min? Entahlah aku sendiri tak mengerti. Kadang aku sendiri sempat berfikir apa benar Kim Bum mencintaiku, karena selama ini Kim Bum tak sekalipun membelaiku ketika kami berkencan. Hatiku benar-benar sakit mengingat itu semua.

Kim Bum bukanlah tipe Pria romantis yang selalu kuimpikan, Kim Bum yang selau bersikap biasa bila bersamaku dan anehnya semua itu kujalani begitu saja selama tiga tahun lebih. Bukan waktu yang singkat memang, karena itu aku selalu berusaha menepis jauh-jauh kegundahanku tentang Pria romantis.

Tapi tidak dengan malam itu. Ketidaksabaranku menunggu Kim Bum yang terlambat datang membuatku semakin yakin kalau Kim Bum tidak menyayangiku ataupun mencintaiku. Hubungan itu hanya sebagai hubungan berstatus pacaran tapi tanpa cinta. Meskipun tiga tahun yang lalu Kim Bum resmi mengikrarkan cintanya padaku.

“Maaf, membuatmu lama menunggu. Tadi mobilku mogok.” kata Kim Bum menghentikan niatku yang ingin meniggalkan taman saat itu juga.

“Tidak ada alasan lain?” tanyaku sinis. Kim Bum menatapku janggal.

“Kau marah, Kim So Eun?” tanya Kim Bum datar.

Aku hanya acuh tak acuh. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Kim Bum jika melihatku marah. Aku ingin Kim Bum mengerti apa yang aku iginkan, menjadi Pria romantis itulah mimpiku. Tidak seperti saat itu. Aku dan Kim Bum duduk dalam jarak setengah meter. Tidak dekat dan bermesraan seperti pasangan lain malam itu.

“Kim So Eun maafkan aku, tapi mobilku tadi memang mogok.”

“Kau kan bisa telepon atau sms aku, Kim Bum. Bukan dengan cara membiarkanku menuggumu seperti ini.”

“Aku lupa membawa Ponsel.” ucapnya pelan. Aku tetap tak mengindahkannya.

“Kau tahu tidak, malam ini aku semakin yakin kalau kau memang tidak pernah serius mencintaiku.” paparku tersendat.


“Kim So Eun, kenapa kau bicara seperti itu. Apa kau pikir selama tiga tahun lebih kita pacaran aku hanya iseng saja. Aku pikir kau bisa memahamiku, tapi nyatanya…”

“Ya, aku memang tidak bisa memahamimu. Kau yang kaku dan beku bila di sampingku yang tidak pernah membelaiku dan mengucapkan kalimat-kalimat indah di telingaku. Kau yang hanya sekali mencium dan berkata ‘aku mencintaimu’. Kau yang tidak memberiku perhatian-perhatian romantis selama ini. Kau..kau membuatku muak dengan semua ini.” kataku dengan nada tersendat.

Mataku telah tergenang air hangat dan aku sunguh tidak sanggup lagi membendungnya.

“Jadi kau pikir cinta hanya bisa diungkapkan dengan keromantisan, kau pikir hubungan kita terjalin tanpa rasa apa-apa dariku?” tanya Kim Bum.

Aku masih terdiam bisu dalam tangisku.

“Kim So Eun... selama ini aku mengira kau telah mengerti banyak tentang aku, tapi ternyata aku salah. Kau bukan Kim So Eun-ku yang dulu…”

“Kau memang salah menilaiku dan akupun juga salah menilaimu. Menilai tentang hatimu dan tentang cintamu selama ini.”

“Perlu kau tahu, Kim So Eun… aku sangat mencintaimu dan sayangnya rasa cintaku ini harus kau tuntut dengan keromantisan.”

“Aku tidak bermaksud menuntut, Kim Bum. Aku hanya ingin hubungan kita indah seperti orang lain.”

“Wujud dari keindahan itu bukan terletak pada keromantisan, tapi terletak pada cinta itu sendiri. Aku tidak pernah membelai dan menciummu karena aku menghormati cinta kita. Aku tidak ingin hubungan kita menjadi ternoda dengan hal-hal yang dimulai dari belaian ataupun ciuman. Aku menyayangimu dan dengan itulah aku bisa buktikan seberapa dalam aku mencintaimu.”

Dadaku berdesir seketika. Segera kutatap mata teduh Kim Bum. Disana kudapati keteduhan cinta dan kasihnya.

“Kim So Eun… jika kau anggap cinta hanya bisa dinyatakan dengan sentuhan-sentuhan keromantisan itu salah. Cinta bukan hanya itu saja. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjaga hubungan suci itu tetap suci sampai kita benar-benar terikat pada hubungan yang resmi. Selama ini aku pikir kau bisa mengerti itu semua. Tapi aku salah dan untuk itu aku minta maaf jika aku tidak bisa menjadi seperti apa yang kau mau.”

“Kim Bum, aku hanya...” ucapku tak kuteruskan.

Ada rasa sesak yang keluar begitu saja di hatiku. Aku telah melukai Kim Bum dan itu bisa kulihat dari kalimat datarnya.

“Kau tidak salah dalam hal ini, Kim So Eun. Dan sepatutnya aku melepaskanmu malam ini, membiarkanmu mencari Pria romantis seperti harapanmu. Jangan kau pikir aku tidak pernah mencintaimu, karena itu membuatku terluka. Jujur selama hidupku aku tidak pernah memikirkan gadis lain selain dirimu.”

Bersamaan kalimat itu Kim Bum berlalu meninggalkanku. Entah…kenapa bibirku tak mampu mencegah langkah Kim Bum. Semua kurasa bagai mimpi. Hanya dengan satu kesalahan kubuat semua berakhir dalam sekejap. Air matakupun sudah mengalir deras.

Seharusnya aku bangga memiliki Kim Bum yang tidak pernah ‘macam-macam’. Seharusnya aku tidak mendengarkan pendapat-pendapat Jung So Min tentang Pria romantis. Seharusnya aku tidak membuat Kim Bum terluka saat itu.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...