Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 22 September 2011
Aku Rela Jika Kau Bahagia (Chapter 2)
“Mengapa kau tak datang??” Aku terdiam, pertanyataanmu penuh kekonyolan, setelah semua yang kau lakukan padaku.
“Kenapa, Kim So Eun?”
“Aku tahu kau sakit hati, tapi andai kau tahu aku lebih sakit dari apa yang kau rasa.”
“Bolehkah aku bertemu, sekali lagi saja.”
“Untuk apa?! Untuk kembali menambah lukaku yang hampir meluber karena tak sanggup kutampung lagi!!”
“Kim So Eun, maafkan aku. Aku tak sepicik yang kau kira.”
“Aku tak pernah berfikir kau picik!”
“Kau…kau…,kaulah laki-laki paling menjijikkan yang pernah aku kenal”
“Hmmmmpf…percuma, kau begitu membenciku. Betapa aku sangat ingin bertemu denganmu.”
“Tidak usah !!!” aku menekan tombol merah.
Aku memutuskan hubungan telepon itu secara sepihak. Dan menelungkupkan wajahku dalam bantal, mencoba menyembunyikan air mataku. Bagaimana mungkin disaat kau merasakan kebahagiaan karena pernikahanmu yang baru saja usai, kau mengatakan ingin bertemu denganku. Terbuat dari apakah hatimu, hingga bisa setega itu. Tak salah kata-kataku tadi yang mengatakan, kaulah laki-laki menjijikkan yang pernah aku kenal. Pakaian pengantin yang kau kenakan mungkin belum sempat kau tanggalkan. Senyuman para tamu dan hangatnya ucapan selamat masih belum berhenti, namun mengapa kau malah menghubungiku. Apa salahku ya Tuhan, mengapa begitu berat kau kirim cobaan ini. Betapa aku ingin melupakannya, namun mengapa ia justru datang mengacaukannya.
“Huuhuaa…”
“Eeegh..eghhh…”
Aku tak peduli lagi, jika ada yang menertawakanku gara-gara tangisan ini. Tangisan cengeng untuk gadis yang tak lagi berusia muda karena 3 bulan lagi usiaku genap 29 tahun.
“Huhu….”
“Kapan aku akan menikah…”
“Huhuhuu…”
“Kapan aku akan bertemu jodohku ya Tuhan…”
“Huhu…., eghh…eghh…”
Isak ini semakin lama semakin tak tertahan meski aku telah mecoba untuk menghentikan.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar