Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Senin, 19 September 2011

Love Diary (Chapter 7)



KIM SO EUN

Semalam aku kencan dengan Song Seung Hun, kali ini berbeda, di sebuah lounge di St.Ponds. Lalu kami candle light dinner, dan aku agak kikuk.

Lalu dia mengajakku berdansa, aku menolak karena aku memang tak bisa berdansa.

“Sini kuajari,” bisiknya di telingaku.

Aku pun menurut.

Sebenarnya aku agak sedikit takut. Bagaimana tidak, di lounge itu, aku berada di VIP Room, di mana hanya ada aku dan Song Seung Hun. Aku takut, bagaimana kalau dia macam-macam padaku, seperti di film-film. Tapi, aku agak memberanikan diri, percuma aku belajar karate di klub dekat rumah.

Tak yakin juga, sebab kepalaku mulai berat, dua gelas red wine mulai mengolengkan langkahku. Aku tidak pernah minum wine sebelumnya.

Saat Song Seung Hun memelukku erat-erat, aku mendapatkan hatiku bergetar. Lalu kami pun berciuman, ciuman panjang.

Esoknya, Song Seung Hun bertanya bagaimana kalau seandainya ia datang ke rumahku dan berkenalan dengan orang tuaku?

Aku bilang, jangan atau nanti dulu.

Kenapa? Kau takut atau malu?

Aku hanya diam, mencari solusi yang tepat, aku masih mereka-reka bagaimana reaksi Ayah dan Ibu kalau tiba-tiba Song Seung Hun datang dan memperkenalkan diri sebagai Kekasihku.

Aku memotong ke arah yang lain.

Suatu hari aku pernah diajak makan siang untuk bertemu dengan mantan istri dan kedua anaknya.

Aku senang sekali. Dan… Ya Tuhan! Mantan istrinya yang bernama Kim Tae Hee itu cantik dan baik sekali! Lalu kedua anaknya, Kim Yoo Jung dan Wang Suk Hyun, adalah dua anak yang manis, ramah, dan sopan.

Kenapa kau ceraikan?

Song Seung Hun hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahunya. Mungkin belum waktunya ia bicara.

Di dunia ini semua hal bisa terjadi.

Dan satu detik adalah misteri di kehidupan manusia.

Satu detik mampu mengubah hati dan hidup manusia dalam keputusan-keputusannya.

Akhirnya aku tak lagi bekerja sebagai SPG Mie Ramen Instan tersebut, karena Ayah mulai mengomel akibat nilai IP-ku yang menurun.

Tapi, frekuensi bertemu Song Seung Hun cukup sering, aku mulai sering berkunjung ke apartemennya, meski tak pernah menginap. Hanya sebelum berangkat ke kampus, sekadar untuk membangunkan dia dan sarapan bersama, lalu setelah kuliah dan dia pulang kantor. Aku baru pulang sekitar pukul setengah sembilan malam.

Kalau malam Minggu aku baru pulang pukul sebelas.

Di hari Minggu, aku sering cari-cari alasan untuk ke luar rumah, karena Ibu marah-marah aku jadi jarang di rumah.

Ibu bilang, Kim Bum sering mencariku, tapi aku tak pernah ada. Eh, bukannya di kampus kami sering bertemu?

Dan Ibu mempertanyakan itu. Aku bilang aku jalan-jalan, pergi bersama teman-teman, main ke kafe atau diskotek.

“Masa setiap hari?”

Aku cium kening Ibu, dan melangkah pergi.

Song Seung Hun sudah menjemputku di ujung jalan.

Kami pergi ke apartemennya, berdua seharian, lucu juga main kucing-kucingan di belakang orang tuaku.

“Mungkin Ayahmu telah curiga?” Song Seung Hun menciumiku. “Aku tidak takut, aku hanya menghargai perasaanmu yang hormat pada orang tua,” tambahnya lagi.

Aku berdalih, Ayah itu tegas, dia pasti akan mempertahankan prinsipnya. Ia pasti marah kalau sampai tahu anak perempuannya pacaran dengan pria berumur. Karena, menurut Ayah, sekarang banyak sekali gadis-gadis pacaran dengan pria tua. Dan para gadis itu, menurut Ayah, tak ubahnya seperti wanita murahan. Tepatnya, istri simpanan.

Tapi, aku kan tidak. Song Seung Hun tidak punya istri dan aku bukan istri simpanan.

Song Seung Hun selalu memperkenalkanku kepada kenalannya, bahwa aku ini Kekasihnya.

Kecuali ke komunitasku, keluargaku, dan Kim Bum.

Dia tanya kalau aku tetap tak jujur pada komunitasku, Mau dikemanakan hubungan kita ini?

Aku tak bisa menjawab.

Padahal, aku tak munafik, aku ingin sekali menikah dengannya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...