“Park Shin Hye memang minta tolong padaku untuk memata-mataimu. Tapi sepertinya aneh. Aku tidak berbakat jadi detektif. Maka dari itu aku memutuskan untuk bertemu langsung denganmu…”
“Dan…?”
Kim So Eun mendadak bingung. Kini disadarinya lagi, apa yang mau ia urus?
“Kenapa kau mau mengurusi urusan pribadi sepupumu? Jangan-jangan urusanmu sendiri jadi terlantar!”
Kim So Eun terpaku.
“Kenapa bengong?”
“Kau ini…?”
“Sudahlah, lebih baik kau biarkan aku sendirian saja. Dan kau bisa menemuiku lagi, kalau kau sudah semakin siap.”
“Aku hanya kasihan pada Park Shin Hye…”
Kim So Eun merasa dirinya jadi manusia terbodoh di dunia. Sudah banyak ia bergaul dengan laki-laki, bahkan sering kali menjadi leader, tapi kali ini ia merasa mati kutu.
“Aku juga kasihan padamu. Kau berniat menolong, sementara kau sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Lucu, kan?”
Oh, sombongnya!
Kim Bum mengangkat gelas minumnya, isyarat menawari minum, tapi Kim So Eun membalasnya dengan gelengan.
“Aku senang, ternyata kau tidak marah, meski aku sudah bersikap kurang baik padamu.”
”Kim Bum tertawa lepas. “Itu membuktikan bahwa kau bukan Gadis manja seperti Park Shin Hye, sepupumu itu.”
“Gadis manja?”
“Bukankah begitu? Park Shin Hye manjanya kelewatan, dan emosional tak terkontrol! Kau pasti tidak pernah mengerti betapa capeknya kami bertengkar. Betapa repotnya aku berusaha mengimbangi kemauannya. Ini baru dua bulan pacaran. Bayangkan, apa yang terjadi besok dan besoknya lagi. Pasti sangat melelahkan!”
“Lalu kau berpaling pada Jung So Min?”
“Ah, kau pendengar yang baik, tapi hanya bisa membaca permukaan.”
“Ada yang salah?”
“Tentang Jung So Min?” kata Kim Bum dengan mata tak berkedip.
“Kami mulai dekat tapi bukan berarti sudah pacaran. Setidaknya Jung So Min tidak semanja Park Shin Hye. Lebih mudah mengatasi anak itu.”
“Mengatasi? Memangnya Gadis itu cuma masalah bagimu?”
“Maunya tidak.” Kim Bum bicara dengan tangkasnya.
“Tapi ternyata sering jadi masalah. Kau mau, pacaran dan menerima masalah terus menerus?”
Tak sadar Kim So Eun menggeleng.
“Karena itu! Aku sudah bilang pada Park Shin Hye, untuk apa diteruskan kalau nyatanya bertengkar terus.”
“Karena Park Shin Hye? Dia yang selalu jadi penyebabnya?”
“Kau lebih tahu seperti apa sepupumu itu. Dan… kau belum tahu aku. Jadi, pikir saja sendiri!
“Jawabanmu kelewat diplomatis!”
“Terserah.”
“Tapi Jung So Min?”
“Apakah Park Shin Hye belum mengatakannya bahwa aku mulai mendekati Jung So Min setelah kami putus?”
“Kalian sudah putus?” Kim So Eun tersekat.
“Tentu saja. Aku sudah mengatakannya langsung pada Park Shin Hye bahwa kami tidak mungkin meneruskan hubungan yang tidak pernah baik itu.”
Kim So Eun terpekur sesaat. Inilah kuncinya. Tapi kenapa Park Shin Hye tidak mengatakannya?
“Sekarang katakan saja, salahku di mana?”
“Park Shin Hye tidak bilang bahwa kalian sudah putus,” kata Kim So Eun lesu.
“Park Shin Hye cuma bilang, kau tidak setia lagi. Kau punya kekasih lain, Jung So Min itu…”
“Aneh! Lagipula kata siapa aku dan Jung So Min sudah pacaran?”
“Ah?”
“Kaget, kan?”
“Kau jujur?”
“Kau itu tidak tahu siapa aku.”
“Ya. Sampai detik ini pun terus terang aku masih bingung…”
“Padahal aku tidak bingung lagi tentang dirimu.”
Kim So Eun menatap lurus ke mata Kim Bum.
“Aku tahu, kau bukan Gadis yang manja. Bukan Gadis yang
gampang patah arang. Seandainya seperti Park Shin Hye, pasti kau sudah pergi sejak tadi.”
“Aku memang bukan Park Shin Hye.”
“Ya, Aku yakin itu…”
“Ya sudah kalau begitu…”
“Apanya yang sudah?” Kim Bum seolah menahan tawa.
“Terus terang, aku tidak tahu harus bicara apa lagi.”
“Grogi, ya?”
“Hhh! Ti… tidak. Tapi… mungkin lebih baik jika aku
mendesak Park Shin Hye untuk menjelaskan semuanya.”
“Apa perlu? Menurutku, urusanku dengan Park Shin Hye sudah selesai.”
“Tapi aku kasihan melihat dia seperti sekarang.”
“Nanti dia juga akan baikan lagi. Biasa… jatuh cinta, putus,
jatuh cinta lagi, putus lagi...”
“Apa…?”
“Lalu, harus bagaimana lagi? Apa perlu aku harus menangisi perpisahan kami? Park Shin Hye, sepupumu itu yang kelewatan. Manjanya overdosis. Masalah sederhana seperti ini kenapa harus melibatkanmu? Kau sendiri juga aneh. Untuk apa mau melibatkan diri dalam urusan yang tidak bermutu seperti ini?”
Suara bel masuk memutuskan percakapan mereka.
“Mungkin lain kali kita sambung lagi, setelah aku mendapatkan penjelasan dari Park Shin Hye.”
Kim So Eun lebih dahulu berdiri.
Tapi…
Kim So Eun tersekat. Lengannya terpegang erat oleh Kim Bum.
“Ya, kita harus bertemu lagi, Kim So Eun…”
Hati Kim So Eun berdebar keras.
“Kau tahu, tidak? Aku mendadak menyesal, kenapa tidak sejak
dulu aku mengenalmu. Kenapa tidak sejak dulu kita saling
mengenal…” kata Kim Bum lirih.
Kim So Eun tertegun.
“Andai aku mengenalmu lebih dulu, mungkin kau sudah jadi
kekasihku!”
Kim So Eun menarik tangannya dari cekalan Kim Bum dan secepatnya berlari meninggalkan Kim Bum. Kim So Eun tak ingin Kim Bum tahu betapa merahnya wajahnya saat itu. Kim So Eun tak ingin Kim Bum mendengar debar jantungnya.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar