Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 21 September 2011

Jenuh (Chapter 2)



“Lee Hong Ki, apa Kim Bum punya nomor baru?” tanya Kim So Eun pada Lee Hong Ki, teman Kim Bum ketika mereka bertemu di rental studio musik.

“Nomor Ponsel?”

Kim So Eun mengangguk dengan sepasang mata memandang tajam. Ia tahu Lee Hong Ki bukan tipe laki-laki yang bisa berbohong dengan mudah. Kedustaan akan meninggalkan tanda pada ekspresi wajah pemuda itu.

“Tidak. Atau mungkin aku tidak tahu?” Lee Hong Ki balik bertanya. Kim So Eun gagal menemukan bias kebohongannya.

“Tapi, nomornya tidak bisa dihubungi.”

Lee Hong Ki telah selesai merapikan peralatan band yang baru saja dipakai para penyewa. Ia memang bekerja sebagai penjaga rental studio musik itu.

“Benarkah? Seharusnya kau yang lebih tahu. Kau pacarnya, kan?”

Pertanyaan itu tak memerlukan jawaban.

“Dia juga jarang ke sini. Mungkin punya komunitas baru?”

Komunitas baru? Bisa jadi. Selama ini Kim So Eun merasa telah mengenal semua teman Kim Bum. Tahu di mana pemuda itu biasa nongkrong dan hanging out dengan siapa saja.

Rental studio musik ini salah satu “habitat”-nya. Dan satu-satunya tempat di mana ia bisa menemukan Kim Bum selain di rumah.

Di rumah! Kenapa tidak mencari ke sana?

Dengan tekad bulat, Kim So Eun mendatangi rumah Kim Bum. Ia memang jarang berkunjung ke sana karena Kim Bum lebih mudah ditemui di studio rental Lee Hong Ki. Lagi pula, rumah Kim Bum susah dijangkau dengan Bus.

* * *

Rumah Kim Bum tampak sepi. Kim So Eun ragu apakah ia perlu melongok dari tiap jendela untuk memergoki pemuda itu atau tidak. Ia belum memutuskan ketika tiba-tiba pintu rumah terbuka.

“Kim So Eun Eonni mencari Kim Bum Oppa?” tanya Park Ji Yeon. Kim So Eun mengangguk sembari mengulas senyum.

“Kim Bum di rumah?”

“Belum pulang.”

“Ke mana?”

“Tidak tahu.”

“Benar tidak tahu?” Kim So Eun mendesak.

“Tidak tahu.” Gadis itu bersikukuh. Sepasang matanya tampak polos membalas pandangan penuh selidik Kim So Eun.

“Kim Bum punya nomor Ponsel baru?”

Park Ji Yeon menggeleng.

“Biasanya pulang jam berapa?”

Ia menggeleng lagi. “Tidak tentu. Kadang malam, kadang pulang sebentar lalu pergi lagi….”

Kim So Eun bersungut.

“Eonni, Mau menunggu?” tawar Park Ji Yeon sembari menguak pintu lebih lebar. Kim So Eun tercenung beberapa saat. Lalu menggeleng.

“Tidak usah. Katakan saja pada Kim Bum setelah pulang nanti untuk meneleponku.”

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...