Kereta api di stasiun Gyeryongsan sudah berangkat dua menit setelah aku tiba di sana. Aku berlari kesana-kemari memanggil-manggil nama Kim Bum dari jendela satu ke jendela lain. Namun usahaku itu tanpa hasil. Kereta api dengan perlahan telah membawa Kim Bum-ku dan juga cintaku pergi jauh. Aku berdiri terpaku melihat kereta api yang kian menjauh. Sesalku menumpuk. Aku datang terlambat hingga tidak sempat mengatakan maafku pada Kim Bum.
Kini aku mulai sadar bahwa tidak ada yang lebih bisa membahagiakanku kecuali dengan kehadiran Kim Bum. Bagaimanapun dia, romantis ataupun tidak dialah orang yang benar-benar aku cintai. Kenangan-kengan indah bersamanya walau tanpa kemesraan saat itu membelaiku dengan rasa yang teramat.
Asaku telah pergi dan itu hanya bisa kulakukan dengan menangis terpekur di tempatku berdiri. Hidupku tiada arti tanpa Kim Bum, dengan mencintainya apa adanya itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada lagi tuntutan untuk dia berubah menjadi Kim Bum yang romantis. Rasa sesal telah membuatku menyimpan permintaan maaf untuk Kim Bum.
Sampai dadaku tersentak merasakan tangan seseorang meraih bahuku. Aku menatap tajam wajah itu. Mata teduhnya yang selalu membuatku merasa damai jika didekatnya. Kelembutan jiwanya senantiasa menyuguhkan warna indah dalam memoriku dan sungguh tidak ada yang lebih romantis selain dia… ‘Kim Bum-ku’….
"Kim Bum…Maafkan aku…” Kim So Eun menghambur, memeluk Kim Bum erat. Tangisnya tumpah.
“Berjanjilah padaku, Jangan pernah ragukan cinta dan sayang tulusku padamu lagi, Kim So Eun.” Kata Kim Bum sambil mengecup bibir Kim So Eun sekilas dan mendekap tubuh Kim So Eun seakan tak mau melepaskannya lagi.
Kim So Eun mengangguk sambil menyeka airmatanya. Dilepaskannya pelukannya. Kemudian diciumnya bibir Kim Bum lembut.
“Aku janji, aku Tak akan pernah meragukannya.”
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar