Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Senin, 19 September 2011

Love Diary (Chapter 8)



SONG SEUNG HUN

Kami belum pernah bercinta, maksudku, aku dan Kim So Eun.

Bohong kalau aku tak ingin tidur dengannya.

Karena aku masih bingung dengan hubungan kami. Aku masih khawatir jika terjadi sesuatu, lantas dia menuntut ini-itu.

Aku hanya ingin sebuah akhir yang baik, entah dia akan putus denganku atau dia justru berjodoh denganku, aku ingin dia masih perawan.

Mungkinkah hawa nafsu akan menggulingkan janji, aku tidak tahu.

Aku senang jika sekarang dia akrab dengan Kim Tae Hee, Kim Yoo Jung, dan Wang Suk Hyun. Pacar-pacarku yang dulu jarang yang bisa seperti itu.

“Kim Tae Hee, menurutmu bagaimana tentang Kim So Eun?” tanyaku suatu hari pada Kim Tae Hee.

“She loves you, Song Seung Hun!”

“I know .”

“So what? Hey, jangan pernah berpikir kalau kau hanya mempermainkan dia….”

“Tidak. Tapi, dia terlalu muda untukku….”

“Dia juga pernah bilang hal yang sama, bahwa kau terlalu tua untuknya.”

“So?”

“Tapi, dia bilang itu tidak masalah.”

“Oh!”

“Sudahlah, Song Seung Hun, kadang-kadang kau itu harus menempatkan diri sebagai orang Korea, bukan sebagai orang Amerika.”

“Kenapa, kau bilang begitu?”

“Kadang-kadang kau suka salah tempat, kalau sedang punya pacar orang Amerika, sikapmu seperti pria Korea, giliran pacaran dengan orang Korea, huh, muncul, gaya Amerikamu.”

“So?”

“Kau pikir sendiri, saja! Oh, ya, semalam Ayah telepon, dia menanyakanmu, kapan mau pulang ke Incheon?”

Aku diam, sudah lama aku tak pulang ke Incheon.

Sejak Ibu meninggal karena kanker getah bening lima tahun lalu, Ayah pulang ke Incheon untuk menghabiskan masa tuanya. Bagi Ayah, Incheon telah melahirkannya, dan lingkungan yang membesarkannya juga Incheon, kota yang telah mempertemukannya dengan Ibu. Meski Ayah ikut Ibu ke New York dan akhirnya punya anak: aku, Jung So Min, dan Jung Yong Hwa, toh, akhirnya Ayah tetap kembali ke Incheon.

Jung So Min, adikku, menikah dengan seorang pria kaya dan menetap di Kanada, sudah punya tiga anak. Sedang Jung Yong Hwa, adikku yang satu lagi, sekarang tinggal di Paris, sendiri, setelah dua kali pernikahannya gagal. Pertama dengan Im Yoona, yang kedua dengan Baek Suzy. Dari dua mantan istrinya, masing-masing Jung Yong Hwa punya dua orang anak.

Yang aku ingat waktu Ibu dan Ayah masih tinggal di New York, setiap Thanksgiving Day kami selalu berkumpul bersama. Jung So Min datang dengan suaminya, Ok Taecyeon, dan tiga anak mereka: Lee Young Yoo, Choi Wong Hong, dan Kim Yoo Bin. Jung Yong Hwa datang sendiri, tapi tak lama menyusul mantan istrinya yang pertama, Im Yoona, dengan dua anaknya, Park Ji Bin dan Kim So Hyun. Lalu mantan istri keduanya, Baek Suzy, dengan dua anaknya pula, Jin Ji Hee dan Kang Yi Suk.

Maka rumah pun menjadi ramai, Ayah dan Ibu senang melihat cucu-cucunya bermain.

Sejak Ayah kembali ke Incheon, untuk acara kumpul keluarga, meski aku sudah cerai dengan Kim Tae Hee, justru Kim Tae Hee yang giat menghubungi saudara-saudaraku. Dia kirim 4 surat melalui paket kilat, untuk Jung So Min di Kanada, Jung Yong Hwa di Paris, Im Yoona di Jerman, dan Baek Suzy di HongKong.

Di keluarga kami, meski ada perceraian, hubungan keluarga harus tetap utuh. Kim Tae Hee menganggap, entah itu Jung So Min, Ok Taecyeon, Jung Yong Hwa, Im Yoona, dan Baek Suzy, sudah seperti saudara sendiri. Semua itu Ibu dan Ayah yang telah mengajarkan. Karena semua mempunyai garis satu keturunan yang ada pada cucu-cucu Ibu dan Ayah. Itulah yang membuatku tetap dekat dengan Kim Tae Hee.

Saat bercerai dulu Kim Tae Hee pernah bilang, “Meski aku pisah denganmu, aku tetap punya lima saudara, juga punya Ibu dan Ayah. Meski lima saudara itu tersebar di berbagai belahan dunia, meski sekarang Ibu sudah tak ada.”

Aku salut. Pernah suatu saat Jung So Min bilang sedang sedih, dia menelepon Kim Tae Hee saat itu juga, lalu Baek Suzy, Im Yoona, dan Jung Yong Hwa.

Mereka saling menghibur dan saling menyuruh untuk membuka jendela dan memandangi langit.

Look at the sky, you’ll find the way.

Karena hati kita saling bertemu di sana.

Tapi, Kim Tae Hee bilang, mereka saling telepon-teleponan dan saling tertawa karena pembagian siang dan malam yang tidak sama.

Tapi, kami tidak pernah memperumit masalah perbedaan itu. Bukankah dunia terasa lebih berwarna dan indah karena adanya perbedaan?

Saat Ibu masih ada hingga sekarang pun, saat Natal kami selalu berganti tempat tiap tahun untuk merayakannya, entah di rumah Jung So Min, Jung Yong Hwa, Im Yoona, atau Baek Suzy. Sedang New York hanya untuk perayaan Thanksgiving.

Saat liburan musim panas, mereka berduyun-duyun ke rumahku di Seoul atau pulang ke Incheon. Rutin setiap tahun.

Aku senang, dan cukup bahagia dengan hidupku.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...