Hujan gerimis mulai membasahi nisan putih dan tanah makam. Orang orang yang melayat telah lama meninggalkan kompleks pemakaman, yang tersisa hanyalah Kim So Eun, Jung Yong Hwa dan Song Seung Hun.
Setelah hening sejenak suara Song Seung Hun terdengar memecah kesunyian.
“Kim Bum… dia tidak pernah bisa keluar dari sana…. dia pertaruhkan hidupnya untuk nyawa seorang gadis kecil… siapapun yang kita lihat keluar dari lemari es itu kini sudah bukanlah hal yang penting lagi, Yang terpenting kini adalah kita harus bisa menerima semuanya… dan menjaga kenangannya tetap hidup dalam hati kita untuk selamanya….” Song Seung Hun menutup perkataannya.
Setelah memegang bahu Kim So Eun sesaat, Song Seung Hun pun meninggalkan Kim So Eun berdua dengan Jung Yong Hwa.
“Kim So Eun…aku..” Jung Yong Hwa berujar pelan namun dengan cepat dipotong oleh Kim So Eun.
“Jung Yong Hwa, tinggalkan aku sendiri….”
“Tapi Kim So Eun…aku…” Jung Yong Hwa hendak membantah namun bening yang mengalir disudut mata Kim So Eun telah membuatnya menyurutkan langkahnya dengan wajah tertunduk Jung Yong Hwa perlahan meninggalkan Kim So Eun.
Rinai-rinai hujan mulai menderas, sederas air mata yang mengalir di pipi Kim So Eun.
“Kim Bum….. bodoh! Aku juga menyayangimu…! Aku juga mencintaimu…! Tapi kau tetap kembali untuk katakan semua itu….. dasar bodoh…. Kim Bum bodoh!!! ” ratap Kim So Eun sembari memeluk nisan yang telah basah oleh tetesan hujan dan derai air matanya.
Hujan terus mendera tubuh dan jiwa gadis itu. Isak tangisnya pun akhirnya tertindih suara tangisan alam itu sendiri…derai air mata dari surga….
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar