Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 22 September 2011

Cinta Untuk Kim Bum (Chapter 1)



“Kim So Eun, kau sudah membuat cerpen baru untuk diterbitkan di edisi bulan depan?” Suara Yoon Eun Hye Eonni, editor sebuah majalah remaja tempat aku biasa menyumbangkan tulisan dan cerpen-cerpenku, terdengar di telepon genggamku.

“Hmm.... Belum, Eonni. Memang deadline-nya kapan?” aku bertanya balik.

“Dua minggu lagi. Awas, jangan lupa, ya.... Hari Kamis dua minggu lagi kau harus menyerahkan naskah cerpen terbarumu padaku.”

“Beres, Eonni. Aku usahakan untuk memberikan cerpen itu secepatnya. Terima kasih, Eonni....”

“Baiklah kalau begitu, aku tunggu. Bye, Kim So Eun.”

Aku membanting tubuhku ke arah tempat tidur. Aduh.... Bagaimana ini? Akhir-akhir ini aku sedang tidak ada ide untuk menulis. Lagipula tugas-tugas sekolahku sedang menumpuk dan Ujian akhir tinggal sebulan lagi. Huuuh.... Capek!!

Tapi, mau bagaimana lagi? Aku tetap punya kewajiban untuk menyerahkan cerpen itu pada Yoon Eun Hye Eonni sebelum deadline dua minggu lagi. Kalau tidak, Song Hye Gyo Eonni, sang pemimpin redaksi, bisa mengamuk padaku.

Pusing!!

“Bagaimana ini, Jung So Min?” tanyaku pada Jung So Min, sahabatku.

“Bagaimana apanya?” tanya Jung So Min sambil menyeruput Orange Jus dari gelasnya.

Saat itu Jung So Min dan aku sedang berada di kantin, membicarakan tentang masalah cerpen yang membuatku pusing itu.

“Bagaimana soal cerpen itu?” tanyaku lagi.

Sambil menyendok kuah Mie Ramen, Jung So Min menjawab, “Ya sudah, tulis saja. Apa susahnya?”

Aduh! Ingin rasanya aku memukul kepala temanku yang satu ini. Memang, Jung So Min itu selalu cuek dan terkadang suka menggampangkan masalah.

“Menulisnya saja itu gampang.... Tapi, idenya itu, yang tidak ada!” kataku kesal.

“Oh.... Jadi kau tidak ada ide. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku dari tadi!” kata Jung So Min sambil tersenyum. “Hmm.... Bagaimana kalau kau tulis saja tentang kehidupan atau permasalahan orang-orang di sekitarmu?

Misalnya, kau menulis tentang aku atau tentang siapa saja.... Atau, sekalian saja kau tulis tentang kehidupanmu!”

“Hmm.... Menarik juga saranmu itu.... Cuma masalahnya, kehidupan siapa yang bisa aku angkat untuk jadi ide cerpen? Kehidupan kita kan datar-datar saja,” kataku sambil menyuap siomay ke dalam mulutku.

“Iya juga,” kata Jung So Min sambil berpikir. “Aah.... Kenapa tidak kau tulis saja tentang Kim Bum?”

“Apa?” tanyaku tidak percaya.

“Iya. Kehidupan dia kan jauh dari kata normal! Ha ha ha...,” kata Jung So Min sambil tertawa kencang.

“Hush! Jahat sekali kau ini,” kataku sambil menahan tawa.

Kim Bum yang kami bicarakan adalah salah seorang teman sekelas kami. Orangnya tinggi dan kulitnya putih. Sebenarnya, kalau dilihat dari segi postur tubuh, tubuh Kim Bum bisa dibilang proporsional. Tapi.... Gayanya itu! Culun! Rambutnya berponi, bicaranya formal, dan memakai kacamata tebal. Selain itu, dia itu sangat kuper, alias kurang pergaulan. Kim Bum nyaris tak punya teman, entah apa sebabnya. Mungkin, anak-anak lelaki lainnya enggan bergaul dengan anak culun seperti dia. Selain itu, kata orang-orang Kim Bum itu agak galak dan sangat pintar. Ya, bisa dibilang Kim Bum adalah salah satu anak kutu buku yang paling dihindari anak-anak lainnya.

“Aku yakin seratus persen, kehidupan Kim Bum itu pasti jauh dari kehidupan kebanyakan remaja seumuran kita. Percayalah, padaku, Kim Bum itu adalah orang yang paling cocok untuk dijadikan objek cerpen-mu!” kata Jung So Min memprovokasi.

Hmm.... Mungkin saja. Kenapa tidak dicoba?

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...