Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 21 September 2011

Senyum Termahal (Chapter 3)



Di sudut perpustakaan yang sunyi, aku melihat Kim Bum sedang duduk menyendiri. Ia terlihat begitu serius menatap selembar kertas yang berada di hadapannya. Ia perhatikan kertas itu dengan seksama, lalu ia taruh kertas itu di atas meja.

Dari kejauhan, selembar kertas itu seperti berisikan sketsa gambar. Aku tidak tahu gambar apa yang sedang ia lihat. Dengan dada yang berdegup dengan kencang, aliran darah yang menjadi tak menentu, dan keringat dingin yang membanjiri tubuhku, aku berusaha mendekatinya.

Belum sempat aku melangkahkan kakiku ke tempat dimana ia duduk saat ini, tiba-tiba ia melihat ke arahku, lalu ia tersenyum kepadaku.

Senyumnya begitu manis. Jarang sekali ia tersenyum seperti itu. Karena selama ini ia jarang sekali tersenyum. Bahkan, ia dijuluki
’Si tampan yang memiliki senyum termahal’ oleh teman-teman di kelas.

“Kim So Eun, kau bisa kemari sebentar?” tanyanya, sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Oh, God. Dia memanggil namaku! Degup jantungku semakin tak menentu. Segera saja aku menghampirinya.

“Ada apa?” tanyaku, saat aku sudah berada di sampingnya. Tapi selembar kertas yang tadi aku lihat sudah tidak ada di atas meja itu lagi.

“Aku hanya mau bertanya, di kelas ada gurunya tidak, ya?”

Oh my God, dia memanggilku hanya ingin menanyakan hal itu. Aku pikir ia ingin berbincang-bincang denganku. Membuatku GR saja!!

“Tidak ada. Kalau ada gurunya, aku tidak mungkin ke sini. Kalau boleh tahu, kau sedang apa sendirian di sini?” tanyaku penasaran.

“Emm... tidak. Aku sedang tidak melakukan apa-apa,” jawabnya gugup.

“Sepertinya tadi aku melihat ada selembar kertas yang berisi sketsa gambar. Gambar apa itu? Kenapa kau serius sekali memperhatikannya?”

“Emm... kau hanya salah lihat.” Kim Bum semakin terlihat gugup.

“Jangan bohong, Kim Bum. Matamu tidak bisa berbohong. Gambar apa itu?”

Dengan malu-malu dia menjawab, “Tadi aku sedang menggambar bidadari penyemangat hidupku.”

“Boleh lihat?”

“Nanti saja, kalau gambar itu sudah selesai.”

“Janji ya?”

Kim Bum tak menjawab pertanyaanku itu dengan kata-kata. Tapi sekali lagi ia tersenyum. Senyum termahal Kim Bum, benar-benar telah mencuri hatiku.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...