Satu persatu peziarah mulai meninggalkan gundukan tanah merah didepanku. Aku masih tertegun tak percaya. Di sampingku Bibi Kim Tae Hee dan anggota keluarganya yang lain juga menatap hampa bersama air mata yang menganak sungai.
“Ayo Kim So Eun, kita pulang…”ajak Bibi Kim Tae Hee. Dan aku mengangguk, mengikuti.
“Mengapa saya tak melihat….” Aku mencari kata-kata untuk memanggil istri Kim Bum, maklum sampai sekarang aku tak tahu namanya.
Bibi Kim Tae Hee tersenyum. “Ia mendahului Kim Bum 3 hari yang lalu…”
Aku kembali terhenyak.
“3 hari yang lalu???”
“Ya, mereka berdua menderita kanker hati. Ketika Kim Bum dalam keadaan kritis, Jung So Min meninggal.”
Bibi Kim Tae Hee tersenyum lagi.
“Sebelum Kim Bum benar-benar koma, ia masih saja memanggil namamu…”
“Dia titip maaf untukmu…”
“Begitu pula Jung So Min…”
“Mereka memutuskan menikah setelah keduanya sama-sama tahu mereka mengindap kanker stadium 4. Sebelum meninggal mereka ingin menikah.”
“Kim Bum tak ingin membuatmu terluka, menikahimu dan meninggalkanmu…”
“Dia ingin kau bahagia Kim So Eun…”
Aku tak lagi bisa berkata-kata. Air mata yang hampir berhenti, tiba-tiba menyeruak semakin hebat.
“Maafkanlah mereka, ikhlaskan mereka pergi dengan bahagia…”
Dengan mantap hatiku berkata, Aku tak pernah membencimu Kim Bum. Aku ingin kau selalu bahagia…
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar