Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 22 September 2011

Cinta Untuk Kim Bum (Chapter 2)



“Anneyong Haseyo...,” kataku memberi salam ke arah sebuah rumah sederhana berpagar hijau di hadapanku.

“Anneyong Haseyo....” Seorang wanita setengah baya tergopoh-gopoh keluar dari dalam rumah untuk membukakan pagar.

“Maaf, Bibi. Apa betul ini rumah Kim Bum?” tanyaku kepada wanita tadi.

“Betul. Nona ini siapa, ya?” tanya Wanita itu.

“Saya Kim So Eun, teman sekelas Kim Bum. Apa Kim Bum ada di rumah?”

“Aduh. Kim Bum sedang Ibu suruh pergi ke pasar tradisional untuk membeli gula. Nona masuk saja dulu. Tunggu di dalam,” kata wanita itu sambil mempersilakanku masuk.

Aku tertegun. Wanita ini menyuruh Kim Bum pergi ke pasar tradisional? Apa ini ibu Kim Bum? Kuperhatikan wanita itu. Ia memakai sebuah pakaian lusuh berwarna cokelat. Wajahnya tampak letih, namun masih tampak sisa-sisa kecantikan masa mudanya.

Aku pun masuk dan menunggu di dalam. Ternyata keadaan rumah Kim Bum tidak jauh dari apa yang aku bayangkan selama ini. Rumah itu tak terlalu besar. Di dalamnya ada beberapa perabot kayu yang tampaknya sudah berusia tua. Namun, rumah ini bersih dan cukup nyaman.

“Mau minum apa, Nona?”

“Tidak usah repot-repot, Bibi. Saya cuma sebentar.”

“Anneyong haseyo....” tiba-tiba terdengar suara Kim Bum dari arah pekarangan.

“Nah, itu Kim Bum pulang!” kata wanita itu gembira, “Kim Bum.... Ayo kemari.... Ini ada teman sekelasmu!”

Tampak Kim Bum memasang tampang kebingungan. “Teman sekelas? Siapa, Bu?” tanya Kim Bum sambil menyerahkan bungkusan hasil belanjaannya di pasar tradisional pada ibunya.

“Aku, Kim Bum..,.” kataku sambil mendatangi Kim Bum yang semakin terkejut ketika mengetahui keberadaanku di rumahnya.

“Ya, sudah. Ibu masuk dulu, ya...,” kata ibu sambil melenggang ke dalam rumah, menenteng bungkusan putih dari Kim Bum tadi.

“Ada apa kau datang ke rumah saya?” kata Kim Bum dengan nada ketus.

“Aku.... Aku mau pinjam catatan Kimia-mu, boleh? Kemarin aku ketinggalan pelajaran karena izin tidak masuk sekolah,” kataku sambil mencoba tersenyum.

“Kenapa pinjam pada saya? Kenapa tidak pinjam pada temanmu, si Jung So Min itu?”

“Eh... Ehm... Jung So Min itu kan jarang mencatat,” kataku mencari-cari alasan. “Tapi, kalau kau keberatan ya tidak apa-apa.... Aku nanti pinjam catatan dengan teman yang lain saja....”

Kim Bum cemberut.

“Ya, sudah. Tunggu sebentar,” katanya sambil berlari menuju ke dalam rumah.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...