Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 16 September 2011

Ketulusan Cinta (Chapter 7)



“Hai, Jung So Min,” Kim Bum Menyapa Kekasihnya.

Jung So Min terperangah. Ia mengenali mobil Kim Bum sejak tadi. Tapi, ia tak yakin bahwa memang Kim Bum yang datang. Ia mengira, Kim Bum masih berada di rumah sakit. Kim Bum pun tampak banyak berubah dibanding saat terakhir mereka bertemu sebelum kecelakaan. Kali ini Kim Bum kelihatan agak kurus dan pucat. Rambutnya sedikit kusut, karena belum dipotong dan tidak disisir rapi.

“Kau mau memprotes sikapku yang hendak membatalkan pernikahan kita?” tanya Jung So Min, tanpa tedeng aling-aling.

Kegembiraan di wajah Kim Bum lenyap seketika.

“Jangan mempersulitku, Kim Bum,” kata Jung So Min, dingin. Tapi, suaranya bergetar.

Pertanda isi hatinya tidak sama dinginnya dengan nada suaranya.

“Aku tidak mungkin mengubah keputusanku,” kata Jung So Min, sambil kembali mengenakan kacamatanya, sambil melirik sekilas pada Kim So Eun.

“Tapi, kenapa kau melakukannya?” Kim Bum bingung.

Kim So Eun menatap Jung So Min tajam. Ingin rasanya ia meneriakkan dengan kencang bahwa Kim Bum tidak lumpuh selamanya, agar Jung So Min tidak membatalkan pernikahannya. Tapi, jika hal itu ia lakukan, Kim Bum pasti akan kembali ke pelukan Jung So Min. Ia kehilangan kesempatan merebut cintanya.

Segala macam pikiran berkecamuk di dalam benak Kim So Eun. Ia ingin Kim Bum bahagia, duduk di pelaminan bersama Jung So Min. Tapi, di sisi lain, ia tak ingin kehilangan Kim Bum.

“Aku akan menikah dengan Kim Hyun Joong,” kata Jung So Min, mengejutkan Kim So Eun dan Kim Bum. “Karenanya, kuminta kau jangan mengangguku lagi!” Lalu, dengan cepat Jung So Min memundurkan mobil, lalu memutar mobil itu kembali ke jalan raya, melesat meninggalkan Kim Bum.

“Jung So Min!” Kim Bum seperti orang hilang akal, berusaha mengejar.

“Jung So Min…,” suara Kim Bum terdengar parau dan putus asa.

“Kau mau aku mengejarnya?” tanya Kim So Eun. Ia tak tega melihat Kim Bum seperti orang kehilangan separuh nyawanya. Diam-diam Kim So Eun mengutuk Jung So Min, yang tega menghancurkan perasaan Kim Bum.

Kim Bum menggeleng. “Tidak. Tidak usah dikejar,” kata Kim Bum.

“Meskipun kau harus membantuku masuk ke dalam mobil dulu baru mengejarnya, mana mungkin bisa terkejar? Kita langsung saja ke tempat terapi.”

Kim So Eun menarik napas lega. Bukan hanya karena ia tidak harus mengejar Jung So Min, tapi juga karena melihat Kim Bum tetap punya semangat untuk sembuh. Kim Bum sebenarnya sangat terkejut, kecewa, melihat sikap Jung So Min yang sangat dingin. Juga tak mengerti mengapa Jung So Min akan menikah dengan Kim Hyun Joong. Tapi, karena itu, ia semakin bertekad untuk sembuh.

Satu-satunya jalan yang masuk akal bagi Kim Bum adalah menyembuhkan kakinya secepat mungkin. Setelah itu, ia akan bicara pada Kim Hyun Joong dan Jung So Min untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi.

* * *

“Kami tidak ingin kau kecewa,” kata Nyonya Kim Tae Hee. “Ibu, aku lebih terpukul ketika mendengar semua ini dari Kim Hyun Joong dan Jung So Min.

“Kenapa hal sepenting ini harus disembunyikan?”

“Kau tidak bisa menyalahkanku dan Ibu, Oppa! Kami merahasiakan ini justru untuk melindungimu!”

“Melindungi bagaimana?” sergah Kim Bum.

“Kau kan baru keluar dari rumah sakit. Masa aku sampai hati menjejalimu dengan berita buruk? Lagipula, alasan Jung So Min membatalkan pernikahan itu sangat memuakkan!”

“Jadi, kau tahu alasannya?”

“Tentu saja aku tahu. Kim Hyun Joong mengatakannya dengan cukup jelas di telingaku melalui telepon! Jung So Min tidak mau menikah denganmu, karena dia tidak mau punya suami lumpuh!” kata Park Shin Hye, ketus.

Kim Bum menatap adiknya dengan tajam. “Pasti telah terjadi salah paham.” Kim Bum mengarahkan kursi rodanya ke meja telepon. “Aku harus menjelaskan bahwa aku tidak selamanya lumpuh.”

Namun, Nyonya Kim Tae Hee telah lebih dulu meletakkan tangannya di pesawat telepon.

“Lupakan saja niatmu. Jung So Min bukan wanita yang tepat untukmu. Ia tega memutuskan hubungan, saat kau sedang dalam kesulitan. Wanita seperti itukah yang akan kau jadikan teman seumur hidupmu?”

“Aku akan meneleponnya dari kamarku,” Kim Bum tak menggubris ucapan ibunya. Tapi, sebelum Kim Bum memanggil Lee Hong Ki dan Lee Ki Kwang untuk membantunya naik ke kamarnya, telepon berdering keras.

Nyonya Kim Tae Hee mengangkat gagang teleponnya, lalu diam dengan wajah serius. “Kim Hyun Joong ingin bicara denganmu,” katanya, singkat.

Kim Bum dengan cepat menerima pesawat telepon itu.

“Kim Bum, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu. Jung So Min ingin kau tahu bahwa kami telah menikah di Catatan Sipil pagi tadi.”

Kim Bum terdiam. Jantungnya serasa berhenti berdetak seketika.

Kenapa Jung So Min tega melakukan semua ini?

* * *

Segala perubahan dialami oleh Kim Bum. Kini ia mulai dapat berjalan, tidak bergantung pada kursi roda lagi, meski masih harus menggunakan tongkat. Lalu, atas desakan ibunya, Kim Bum akhirnya memperistri Kim So Eun yang selama ini tidak pernah lelah memperlihatkan cinta dan perhatiannya. Ia menerima desakan ibunya, bukan karena cinta pada Kim So Eun, tapi didorong oleh rasa kecewa pada Jung So Min. Ia lalu bertekad menyelenggarakan pesta pernikahannya, sebelum Jung So Min menggelar resepsi pernikahannya dengan Kim Hyun Joong.

Pesta pernikahan Kim Bum dan Kim So Eun dirancang sangat mewah. Tak lupa ia mengundang Kim Hyun Joong dan Jung So Min, yang kaget karena melihat Kim Bum tampak gagah dalam setelan jas pernikahannya. Tidak terlihat lumpuh sama sekali.

“Kau tampak tidak senang, Sayang. Kenapa?” tanya Kim Hyun Joong.

“Bagaimana mungkin aku senang. Pesta ini seharusnya jadi pesta pernikahanku,” sentak Jung So Min.

Kim Hyun Joong tercekat. “Bukankah kau yang membatalkan?”

“Memang. Tapi, aku sudah dijebak, hingga mengambil keputusan itu. Park Shin Hye telah membohongiku! Aku mau pulang sekarang,” kata Jung So Min, sambil berjalan keluar.

Kim Bum, yang mengamati raut wajah Jung So Min, tersenyum simpul. Pemandangan itu sudah cukup untuk jadi satu angka kemenangan untuknya. Ketika pesta usai, langkah Kim Bum menuju kamar pengantin terasa sangat ringan, tanpa beban.

Ia baru selesai mandi, saat melihat pengantin wanitanya duduk di tepi ranjang dengan wajah tertunduk. Kecantikan Kim So Eun yang mengagumkan dan luar biasa membuat Kim Bum tergoda untuk menyentuhnya.

Sentuhan Kim Bum pada tubuh Kim So Eun begitu lembut dan menghanyutkan. Mereka tenggelam dalam keindahan yang menghanyutkan. Mereka terbuai oleh kemesraan yang hampir mencapai puncaknya. Tapi, semua itu terputus saat sebuah bayangan menyeruak tirai ingatan di benak Kim Bum. Bayangan Jung So Min!

Mendadak Kim Bum kehilangan gairah. Bayangan itu membuatnya mati rasa seketika. Sepertinya, Jung So Min tengah berada di kamar pengantin itu dan mengamati semua yang tengah dilakukan Kim Bum.

Ini membuat Kim Bum tak berdaya. Ia menggelosor jatuh di sisi Kim So Eun dengan wajah pucat pasi. Badannya basah karena keringat. Kim Bum marah. Marah sekali, karena ia belum dapat melupakan Jung So Min. Ia marah, karena ternyata masih menyimpan cinta untuk Jung So Min!

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...