Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 02 Juli 2011

Pura-Pura Cinta (Chapter 6)



Chapter 6
Mungkinkah?

Kim So Eun kaget dengan kedatangan Kim Bum malam ini.

Bertahun-tahun bertetangga, Kim Bum tidak pernah main ke rumahnya. Biasanya mereka hanya sekeder bertegur sapa jika berpapasan di jalan depan kompleks. Itu pun kalau Kim Bum tidak lagi bersama kekasihnya. Entah bintang apa yang jatuh ke rumahnya, hingga Kim Bum datang? Kim So Eun bertanya-tanya.

Walaupun gugup, Kim So Eun ingin terlihat wajar di depan Kim Bum.

“Tumben main ke mari, bagaimana sudah sehat?” tanya Kim So Eun berbasa-basi. Padahal ia tahu Kim Bum sudah seminggu keluar dari rumah sakit.

“Ini buktinya. Sudah bisa berkunjung ke rumahmu. Bagaimana kondisi kampus? Hampir sebulan aku tidak masuk. Kata Ibu, mungkin sebaiknya beberapa hari lagi saja aku mulai ke kampus.”

“Kau anak mami ternyata.…”

Celetukan Kim So Eun membuat mereka tertawa pelan. Dan kemudian hening. Tidak ada yang berbicara. Kim So Eun masih sibuk menata detak jantunganya. Dan Kim Bum... entahlah apa yang dipikirkan pemuda itu… satu detik… dua detik… lima detik… sepuluh detik… lima belas… dua puluh…

“Kim So Eun…” Kim Bum bersuara di detik ke dua puluh keheningan itu. Dia tidak tahan diam-diaman seperti itu. Capek.

Kim So Eun memandang Kim Bum. Mereka bertatapan.

Ternyata pemuda ini lebih tampan kalau dilihat lebih dekat, bisik batin Kim So Eun.

“Aku mau tanya sesuatu, boleh?” tanya Kim Bum.

“Eh… apa? Boleh!” Kim So Eun berusaha menutupi kekaguman hatinya. “Kau mau tanya apa?”

“Benar tidak yang Jung So Min katakan, kalau… selama ini kau suka padaku?”

“APA?” Kim So Eun kaget. Detak jantung yang sudah kembali normal, kini berubah lagi menjadi lokomotif kereta api.

“Aisshh, Dasar Jung So Min, asal bicara saja. Tidak mungkinlah Aku menyukaimu. Itu Bohong. Jangan dengarkan kata-kata Jung So Min padamu.” Entah mengapa saking gugupnya, Kim So Eun mengeluarkan kata-kata yang sangat bertentangan dengan perasaaannya yang sesungguhnya. Dia terlalu gugup, dan parahnya dia jadi berbohong.

“Syukurlah… jadi aku bisa minta bantuanmu.”

Apa? Kim Bum senang dengan ucapan bohongnya? Kim Bum... apa kau tidak bisa melihat mataku kalau saat ini aku berbohong? Benar yang Jung So Min katakan Kim Bum,... aku mencintaimu, Kim Bum, sudah sejak lama, pekik batin Kim So Eun.

“Bantuan? Bantuan apa?” Kim So Eun menyembunyikan rasa kecewanya.

“Bantulah aku, untuk memastikan perasaan Jung So Min yang sebenarnya. Aku ingin tahu,... apakah dia benar-benar cinta padaku atau tidak? Aku tahu saat ini dia sedang bingung tentang perasaannya yang sebenarnya padaku. Makanya aku minta bantuanmu.”

“Caranya…?”

“Kita pura-pura pacaran. Kau mau tidak jadi pacar pura-puraku?”

“APA? Pacar pura-pura?”

Kali ini meskipun Kim So Eun terkejut dan detak jantungnya kembali tak karuan, ia berusaha untuk tidak melakukan tindakan bodoh lagi. “Maaf Kim Bum, aku tidak bisa. Aku tidak tahu apa manfaatnya kalau aku lakukan ini.”

“Aku mohon Kim So Eun, bantulah aku. Aku sangat menyayangi Jung So Min. Aku ingin kembali padanya. Mungkin dengan dia tahu kalau Aku menjadi milik orang lain, dia sadar bahwa dia mencintaiku. Bukankah seseorang akan mengerti tentang perasaannya yang sebenarnya ketika dia telah kehilangan?”

“Tapi kenapa harus aku?” Kim So Eun berusaha menahan sakit hatinya. Dia tidak ingin menangis di depan pemuda itu. Dia berpura-pura menatap vas bunga di meja, mengalihkan pandangan dari Kim Bum.

“Karena,... Jung So Min pikir, kau suka padaku. Dan ini lebih baik daripada aku memilih gadis lain yang pasti akan sakit hati lagi karena tahu aku hanya main-main. Maka aku pilih gadis yang tidak suka denganku, supaya nantinya tidak ada yang kecewa. Aku mohon Kim So Eun, aku mohon, bantulah aku mendapatkan Jung So Min kembali. Aku Mohon….”

Kim So Eun tidak tega menolak Kim Bum, dan kembali melakukan kesalahan bodoh. Dia menggangguk menyanggupi menjadi pacar pura-pura Kim Bum.

Selepas kepergian Kim Bum, Kim So Eun menangis. Menangisi kebodohannya tadi. Menangisi ketidakberdayaannya terhadap perasaannya sendiri. Dia sendiri tidak mengerti kenapa bisa mencintai Kim Bum, sejak lama, sejak mereka masih sering bermain bersama di taman kompleks. Dulu dia begitu akrab dengan Kim Bum. Bahkan Kim Bum pernah menyelamatkannya saat ia hampir tertabrak mobil. Sejak itu ia menyukai Kim Bum, menyukai senyumnya, tawanya, candanya. Dan rasa ini tidak pernah hilang walaupun Kim Bum tidak pernah lagi berteman dengannya sejak SMA, walaupun kuliah di tempat yang sama. Kim Bum memang tampan, tidak heran banyak gadis yang menyukainya. Dan Kim So Eun harus pasrah karena bukan dia yang dipilih menjadi kekasihnya, namun itu semua tidak membuat Kim So Eun berhenti untuk mencintai Kim Bum.

Perasaan itu semakin tumbuh, tidak tahu kenapa. Senyum Kim Bum padanya serasa mampu membuatnya melayang. Detak jantungnya serasa berhenti. Dan itu sudah cukup membuat Kim So Eun bahagia. Dan... ketika kekasihnya meninggal, ia kembali berharap kalau Kim Bum akan mau kembali berteman dengannya. Tapi tebakan Kim So Eun meleset.

Kim Bum tidak pernah kembali padanya. Bahkan ia berubah menjadi playboy. Dan bahkan Kim So Eun pun tidak masuk sebagai daftar mantan kekasihnya. Sampai akhirnya Kim Bum pacaran dengan Jung So Min.

Itu kesempatannya... perlahan hubungan mereka kembali dekat. Kim Bum tahu Kim So Eun teman dekat Jung So Min. Dan kini... ketika harapan untuk menjadi kekasih Kim Bum kembali muncul... bahkan lebih besar dari semua harapan yang pernah ia rasakan sebelumnya... Kim Bum datang dan menawarkannya sendiri, menjadi pacar Kim Bum, tapi pacar pura-pura.

Betapa pahitnya. Lebih sakit daripada mencintai Kim Bum diam-diam.

“Sebenarnya perasaanmu pada Kim Bum bagaimana?” tanya Kim So Eun pada Jung So Min ketika Jung So Min berkunjung ke rumahnya.

“Maksudmu?”

“Kau masih mencintainya?” tanya Kim So Eun lagi.

“Tidak. Aku tidak pernah mencintainya.”

“Selama kalian pacaran, apa tidak pernah sedikit pun kau merasa mencintai dia?”

“Hatiku dipenuhi rasa benci. Jadi aku tidak pernah berpikir tentang cinta....”

“Sedikit pun tidak pernah?”

“Tidak.” Jung So Min menggeleng tegas. “Kenapa kau mengintrogasiku seperti itu?” Jung So Min menggoda Kim So Eun.

“Aku,… aku.…”

“Kau menyukai Kim Bum, kan? Sudahlah Kim So Eun, jangan berbohong lagi padaku!”

“Apa-apaan kau ini, Jung So Min?” Kim So Eun tidak bisa menyembunyikan semu merah di wajahnya.

Jung So Min makin gencar menggodanya.

“Kenapa kau tidak menyatakan cintamu saja padanya? Sebelum dia berubah ke habitat aslinya menjadi playboy.”

“Kita sudah pacaran.”

“Apa? Kapan? Kenapa kau tidak pernah cerita? Kim Bum juga tidak memberitahu-ku kalau kalian sudah berpacaran....”

Kim So Eun memperhatikan tingkah Jung So Min. Apakah ada gurat cemburu di wajah itu? Tapi tampak semuanya wajar. Jung So Min biasa-biasa aja.

"Maaf... kata Kim Bum ini surprise.”

“Aissh… kau ini! Tapi selamat ya. Akhirnya sahabatku yang satu ini berhasil juga mendapatkan cintanya." Jung So Min memeluk Kim So Eun. Sengaja. Agar Kim So Eun tidak melihatnya menyeka ujung-ujung matanya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...