Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 02 Juli 2011

Pura-Pura Cinta (Chapter 5)



Chapter 5
Rasa Cinta Itu Ada

Persahabatan itu menimbulkan rasa saling pengertian....

Jung So Min lama-lama tahu juga bahwa Kim So Eun sebenarnya menyukai Kim Bum.

Di sisi lain, Kim So Eun lama-lama bisa memahami juga apa yang dirasakan Park Shin Hye. Kim So Eun juga merasakan hal yang sama. Mungkin dia sedikit lebih dewasa dalam menyikapi semua itu. Dan Park Shin Hye masih agak sedikit emosional.

Jung So Min terus saja merenungkan serangkaian kejadian dan dialog-dialog itu. Kemarahan itu masih ada, namun dia menyayangi sahabatnya, Kim So Eun. Karena itu Jung So Min tidak mau Kim Bum harus mati, demi Kim So Eun....

Jadi haruskah Jung So Min memaafkan Kim Bum?

Pintu kamar Jung So Min terbuka lagi.

Kali ini Ibunya yang masuk membawa makan malam untuknya.

“Kau… sudah tidur? Kau belum makan malam, kan? Ayo bangun…” ujar sang Ibu saat dilihatnya Jung So Min berbaring di tempat tidur.

Jung So Min bangkit. Ia langsung memeluk sang Ibu sambil menangis.

Ibunya tampak tidak terkejut. Ia membawa Jung So Min duduk di tepi ranjang.

“Ibu sudah tahu semuanya. Tadi Ibu dengar waktu Ibu mau mengajak kalian makan malam.”

Hening untuk beberapa lama. Hanya ada suara isakan Jung So Min.

“Aku… Aku…tidak tahu lagi, Bu! Apa yang harus kulakukan? Aku benar-benar tidak tahu.” Jung So Min masih menangis dalam pelukan Ibunya.

“Yang dikatakan Kim So Eun itu benar. Park Shin Hye tidak mungkin bisa hidup lagi."

"Itu menyedihkan...."

"Park Shin Hye sudah tenang di sana, walaupun membawa luka dan kekecewaan. Kesalahan Park Shin Hye hanyalah merasa bahwa di dunia ini hanya dia sendiri. Sehingga tidak mau berbagi cerita tentang masalahnya dengan orang lain. Ibu dan Ayah sudah mengikhlaskan kepergiaannya.... Ibu harap begitu juga denganmu.”

Jung So Min melepaskan pelukan dari sang Ibu.

Sang Ibu membelai rambutnya.

“...Tapi Aku tidak tahu, Bu, kenapa aku begitu membenci pemuda itu? Padahal Park Shin Hye,… Park Shin Hye bahkan tidak pernah membencinya…. Aku benar-benar tidak mengerti....”

Ibunya tersenyum.

“Mungkin kau iri dengan pemuda itu, karena ia mendapat cinta yang begitu besar dari adikmu. Hingga tidak ada lagi cinta Park Shin Hye untukmu, Ibu, dan Ayah. Kau membalas dendam sebenarnya hanya untuk dirimu sendiri. Bukan untuk Park Shin Hye.”

Jung So Min berpikir. Mereka berpandangan beberapa lama.

“Jadi Aku harus bagaimana, Bu?”

“Kau sudah cukup dewasa untuk menentukan tindakanmu sendiri. Kau sudah bisa membedakan mana yang baik untukmu dan orang lain.”

Jung So Min memikirkan kata-kata sang Ibu.

Kim Bum terbaring lemah di rumah sakit.

Keadaannya sudah agak membaik.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

Jung So Min datang menjenguknya.

Kim Bum kaget. Entah apa yang akan Jung So Min lakukan padanya kali ini. Oh,... tapi tunggu! Jung So Min tersenyum.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya Jung So Min

“Aku… aku… sudah baikan. Kata dokter tinggal istrahat beberapa hari lagi.” jawab Kim Bum gugup.

“Aku datang ke sini cuma mau minta maaf. Aku sudah membuatmu seperti ini. Aku begitu kehilangan Park Shin Hye, hingga nekat berbuat apa saja, termasuk menyakitimu. Maafkan aku, Kim Bum!”

Kim Bum tidak menyangka Jung So Min akan berkata seperti itu, tapi ia senang sekali. Senyumnya mengembang.

“Kau tidak salah. Aku mengerti. Mungkin, Aku juga akan sepertimu kalau Park Shin Hye itu adikku. Aku yang seharusnya minta maaf, bukan kau. Aku juga harus minta maaf pada keluargamu, termasuk adikmu, tapi.…”

“Ya sudah. Kita sudah saling memaafkan. Aku pulang dulu.”

“Jung So Min…” Kim Bum menahan tangan Jung So Min.

Jung So Min urung pergi.

“Jung So Min,… aku masih mencintaimu. Tidak bisakah kau memberi kesempatan lagi seperti dulu?”

“Entahlah, Kim Bum. Walaupun aku sudah bisa memaafkanmu, sejujurnya,... aku tidak bisa melupakan semua yang terjadi pada Park Shin Hye. Kalau pun kita bersama, aku tidak yakin bisa mencintaimu dengan tulus.”

“Kau masih mau membalas dendam?”

“Tidak. Bukan begitu. Aku tidak bisa. Tidak tahu kenapa. Biarlah waktu yang menjawab nantinya. Tapi aku punya seseorang yang bisa aku rekomendasikan untukmu, kalau kau tidak tahan sendiri....”

“Memangnya ada yang masih mau dengan playboy patah hati sepertiku ini?”

Kim Bum tertawa kecil.

“Kim So Eun,” ujar Jung So Min. ”Berilah dia kesempatan untuk mendapatkan tempat di hatimu. Sudah begitu lama dia memendam perasaannya padamu, bisa kan? Memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa kan?”

“Kenapa dia dan aku yang harus mencoba? Kenapa kau juga tidak mencobanya? Kau dan aku? Kau bisa kan?” balas Kim Bum.

“Tidak. Aku tidak mau. Aku mohon, jangan paksa aku,” tolak Jung So Min.

“Kalau begitu, seperti yang kau katakan tadi, biar waktu yang menjawab semuanya. Dan Aku berharap waktu nantinya berpihak pada kita."

Kim Bum dan Jung So Min saling pandang sambil tersenyum.

Pintu terbuka, ternyata Kim So Eun dan Baek Suzy yang datang. Mereka kaget melihat Jung So Min. Jung So Min berdiri dan menghampirnya.

“Aku… aku datang ke sini diajak Baek Suzy,” ujar Kim So Eun tergagap. Padahal ia biasanya selalu lancar berbicara.

Tiba-tiba Jung So Min memeluknya.

Kim So Eun kaget.

“Aku minta maaf padamu. Aku tidak pernah mengerti perasaanmu. Terima kasih karena sudah menjadi sahabatku. Aku bangga pernah mengenalmu. Maafkan aku, Kim So Eun?”

“Oh. Kau tidak punya salah padaku Jung So Min. Aku juga bangga bisa jadi sahabatmu. Semoga kita bisa bersahabat selamanya....”

Setelah acara pelukan selesai, mereka mengelilingi ranjang Kim Bum. Mereka kembali akrab seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara mereka. Jung So Min terus menggoda Kim So Eun yang nampak gugup jika Kim Bum berbicara kepadanya.

Entahlah,… hanya waktu yang nantinya bisa memberikan jawaban pasti, tentang cinta mereka.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...