Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 02 Juli 2011

Pura-Pura Cinta (Chapter 3)



Chapter 3
Suatu Keputusan


Sejak mengikrarkan hubungan mereka, kemesraan semakin nampak antara Kim Bum dan Jung So Min. Untuk beberapa lama Jung So Min membiarkan hubungan itu mengalir. Ada beberapa teror dan ancaman, terutama terhadap Jung So Min dari gadis-gadis yang merasa 'dirugikan', tapi Kim Bum selalu ada dan membela Jung So Min.

Sulit dipercaya, apakah Kim Bum telah benar-benar jatuh cinta pada Jung So Min?

Apakah Kim Bum telah menemukan cinta sejati dalam diri Jung So Min?

Jung So Min bertanya-tanya. Kim Bum banyak berubah, begitu kata orang-orang yang dekat dengan Kim Bum, termasuk kata Baek Suzy, adik Kim Bum.

Kim So Eun dan Jung So Min makan siang di kafe dekat kampus, tiba-tiba seorang gadis menghampiri. Baek Suzy, adik Kim Bum.

“Hallo, Epnni! Wah sepertinya sedang asyik. Boleh gabung, tidak?” pinta Baek Suzy.

“Baek Suzy, ada apa? Sendirian saja?” Kim So Eun menyambutnya. Mereka bertetangga, jadi sudah saling mengenal jauh sebelum Jung So Min mengenal Baek Suzy.

Lalu Baek Suzy duduk di meja itu dan mereka mengobrol.

“Iya. Aku sering sekali makan di sini. Ini tempat favoritku. Eonni tidak bersama Kim Bum Oppa?” tanya Baek Suzy yang tentu saja ditujukan untuk Jung So Min.

“Kim Bum sedang ada urusan, penting katanya.”

“Aku suka dengan Kim Bum Oppa yang sekarang, dia berubah. Tampaknya Jung So Min Eonni telah merubahnya.”

Kim So Eun yang dari tadi diam saja, mulai angkat bicara.

“Sepertinya biasa-biasa saja. tidak ada yang berubah, kalau yang aku lihat.”

“Maksudku, kelakuan Kim Bum Oppa, bukan penampilannya. Kalau penampilannya sama saja."

"Berubah kelakuannya bagaimana?" tanya Kim So Eun.

"Setelah jalan dengan Jung So Min Eonni... dia tidak mau jalan dengan gadis lain, tidak lagi hobi menggoda gadis lain."

Kim So Eun melirik Jung So Min. Jung So Min diam saja. Lalu Baek Suzy melanjutkan.

"Dan bahkan Kim Bum Oppa juga datang minta maaf pada gadis-gadis yang pernah disakitinya. Huh. Padahal dulu gadis-gadis itulah yang datang-datang minta maaf supaya diberi kesempatan kembali lagi dengannya. Sepertinya,... Kim Bum Oppabenar-benar sudah menemukan cinta yang sebenarnya dalam diri Jung So Min Eonni. Terima kasih, Eonni.”

Jung So Min hanya tersenyum mendengar pujian itu.

Ponsel Baek Suzy berdering, ia melihat nomor yang tertera di layarnya.

“Sebentar ya", Baek Suzy menjauhi Kim So Eun dan Jung So Min.

Sementara Baek Suzy menjauh, Kim So Eun mencolek Jung So Min.

“Hebat kau,… Aku tidak menyangka ternyata kau bisa juga menaklukan hati Kim Bum.” pujinya.

“Aku kan sudah bilang, kau saja yang tidak percaya dengan kemampuaanku,” balas Jung So Min sambil berbisik pula, seraya melihat Baek Suzy kalau-kalau ia sudah selesai menerima telepon.

Setelah yakin Baek Suzy tidak mungkin mendengar, setengah berbisik ia berbicara lagi pada Kim So Eun. “Tinggal tunggu saja, kapan waktu yang tepat untuk memutuskannya.” desisnya.

“Hah? Jadi kau benar-benar mau membuatnya sakit hati? Kau tidak cinta padanya?” tanya Baek Suzy keheranan.

Sembari menggeleng Jung So Min menjawab, “TIDAK AKAN.”

Kim So Eun terdiam. Ia tak bertanya lagi.

Baek Suzy keburu mendekati meja mereka kembali.

“Aku harus pergi sekarang. Ada urusan penting,” pamit Baek Suzy.

Dia hendak membayar bill makanannya, tapi Jung So Min memaksa mentraktirnya.

Kim So Eun dan Jung So Min memandang kepergian Baek Suzy dalam diam, kemudian meneruskan makannya. Pembicaraan mereka tadi sempat dilanjutkan kembali, tapi tampaknya Jung So Min sudah tidak suka membahas hal itu.

Dia juga belum mau memberitahu Kim So Eun apa alasan dia akan melakukan itu pada Kim Bum. Jung So Min pikir, ini bukan saat yang tepat untuk memberitahu Kim So Eun. Mungkin suata saat nanti. Entahlah….

Hampir setahun hubungan antara Jung So Min dan Kim Bum.

Untuk ukuran pacaran seorang playboy seperti Kim Bum, ini adalah waktu yang lama. Biasanya dia hanya bertahan dalam hitungan minggu saja, atau maksimal dua bulan dengan gadis-gadisnya dulu.

Kim Bum telah jatuh cinta pada Jung So Min.

Kemesraan mereka nyata, dan malam ini, mereka asyik makan malam berdua di kafe.

“Kim Bum, kau pernah tidak merasa kehilangan?”

Kim Bum tersenyum lucu menanggapi pertanyaan Jung So Min.

“Aku merasa kehilangan kalau kau pergi.”

“Aku serius. Pernah tidak, kau kehilangan orang yang sangat kau sayangi?” tanya Jung So Min lagi.

Kim Bum diam. Nampaknya memikirkan sesuatu. Rasanya berat sekali untuk menjawab pertanyaan Jung So Min.

“Pernah. Sebelum Aku mengenalmu. Sebelum Aku mengenal gadis-gadis lain. Ada seorang gadis yang mengisi hatiku. Aku mencintai dia. Sangat. Tapi takdir berkata lain. Gadis itu meninggal.”

Jung So Min kaget.

Jangan-jangan gadis yang dimaksud Kim Bum adalah adiknya.

Jantung Jung So Min berdetak kencang menunggu kelanjutan cerita Kim Bum.

“Dia meninggal tiga tahun yang lalu, karena kecelakaan pesawat. Sebab itulah,... sebagai pelariannya,... aku menjadi playboy. Mencari gadis-gadis lain sebagai pelampiasan rasa rindu.... Aku mencari sosok gadis itu dalam diri gadis–gadis yang aku kencani. Tapi tidak bisa. Sampai akhirnya aku bertemu denganmu. Mengenalmu. Tidak tahu kenapa, Dengan sendirinya perasaan cinta itu muncul lagi begitu saja.”

Jung So Min tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini.

Sedih, benci, kesal atau apa? Dia bingung. Jung So Min sungguh bingung.

“Entah apa yang terjadi jika aku harus kehilangan untuk yang kedua kalinya. Aku tidak mau itu terjadi. Karena itu, Aku meminta maaf pada gadis-gadis yang pernah Aku sakiti, satu, satu,... agar tidak ada lagi yang mengganggu hubungan kita.”

Jung So Min mau saja memaafkan Kim Bum saat mendengar kisahnya tadi, tapi rasa benci itu tiba-tiba muncul lagi.

Yang Jung So Min tahu, Kim Bum tidak meminta maaf pada adiknya. Kim Bum benar-benar telah melupakan adiknya, yang bahkan rela bunuh diri karena Kim Bum.

“Apa kau yakin kau sudah meminta maaf pada semua gadis yang pernah kau kencani?” tanya Jung So Min.

“Mungkin belum. Terlalu banyak, jadi aku sudah tidak ingat lagi, siapa-siapa saja mereka," jawab Kim Bum nyengir.

Jung So Min merogoh sesuatu dari tasnya.

“Kalau dengan gadis ini?” Jung So Min menunjukan foto Kim Bum bersama gadis yang berseragam SMA.

Kim Bum memandang Jung So Min.

Ia kaget Jung So Min memiliki foto dirinya dengan gadis lain. Kim Bum cukup lama memandang foto itu. Perasaannya mendadak tidak enak. Selama ini Jung So Min tidak pernah mempermasalahkan hubungannya dengan mantan-mantanya. Namun kini, ada sesuatu yang berbeda dari tatapan Jung So Min, entahlah.…

“Sepertinya belum," ujar Kim Bum kurang yakin.

Hati Jung So Min terbakar rasa amarah.

“Hmm… Siapa nama gadis ini ya? Oh kalau tidak salah dia …Park Shin Hye. Iya! Namanya Park Shin Hye.”

Kini amarahnya telah membakar seluruh jaringan tubuh Jung So Min.

“Iya. Dia Park Shin Hye. Adikku.”

Kim Bum kaget. Wajahnya tiba-tiba pucat. Apalagi setelah mendengar kelanjutan penjelasan Jung So Min.

“Dia cinta mati padamu. Dia benar-benar sayang padamu. Benar-benar cinta yang tulus. Tapi apa balasannya darimu…? Kau hanya menyakiti hatinya. Anehnya,... dia tidak mau membencimu. Tidak pernah berusaha melupakanmu. Karena dia benar-benar tulus mencintaimu.”

Jung So Min tidak bisa menahan air matanya.

Kim Bum hanya diam memandangnya.

“Aku tahu. Kau cuma menjadikan dia sekedar pelampiasan kesedihan hatimu. Kau tidak pernah mencintai dia. Dan... begitu juga aku. Maaf kalau ini menyakitkan... tapi kau harus tahu, aku tidak pernah mencintaimu. Tidak pernah, dan tidak akan pernah.”

Kim Bum syok, tidak percaya dengan apa yang baru dikatakan Jung So Min.

“Kau… bercanda,… iya kan? Kau hanya mengetesku. Ini tidak lucu Jung So Min," sahut Kim Bum masih berusaha tersenyum walaupun getir.

Jung So Min menggeleng.

“Aku mau jadi kekasihmu, bukan karena aku menyukaimu. Justru sebaliknya, aku membencimu. Sangat membencimu…. Aku ingin membalas sakit hati adikku. Aku juga ingin kau merana seperti Park Shin Hye. Dan aku rasa semua usahaku sudah berhasil dengan melihat wajahmu malam ini....”

Wajah Kim Bum semakin pucat. Ada sirat penyesalan dari wajah itu.

“Sakit bukan? Dikhianati oleh orang yang kita sayangi. Sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi.”

Jung So Min beranjak dari tempat duduknya, menuju keluar.

Kim Bum masih duduk terdiam, namun beberapa saat kemudian ia bangkit dan mengejar Jung So Min yang sudah berada di luar kafe.

“Jung So Min,… Jung So Min,… biar aku jelaskan….”

Kim Bum berlari mengajar Jung So Min.

Jung So Min tidak menghiraukannya.

“Jung So Min…” Kim Bum menarik tangan Jung So Min, bermaksud menahannya.

Jung So Min berhenti.

“Aku benar-benar menyesal. Aku,… aku akan minta maaf padanya…” Kim Bum terbata-bata

“Mau minta maaf bagaimana? Sudah terlambat," suara Jung So Min dingin. “Dia sudah meninggal bunuh diri, karena dirimu.”

Kim Bum kaget untuk kesekian kalinya.

Ia tidak tahu harus berkata apalagi. Dibiarkanya Jung So Min pergi. Kim Bum hanya berdiri terpaku. Nampaknya ia harus kehilangan orang yang dicintainya untuk kedua kalinya, tapi kali ini rasanya benar-benar sakit, sakit sekali. Tak terasa air matanya telah mengalir. Dipandangnya Jung So Min di kejauhan.

“Aku mencintaimu Jung So Min…” teriak Kim Bum.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...