Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Senin, 04 Juli 2011

Perlahan Bersemi (Chapter 5)



Perasaan itu datang lagi. Membelai, merengkuh, mengusik sanubari yang terdalam. Perasaan yang lembut seperti kapas, yang semilir seperti bayu, yang harum seperti mawar. Dan yang menggetarkan segenap kalbu dengan halusnya, dengan manjanya. Itu terjadi, bila sosok tubuh ramping Kim So Eun berpapasan dengannya. Apalagi, bila mata mereka bertemu... uh, serasa ada yang mendesir di hatinya bagai senandung angin malam. Dan, Kim Bum menjadi pusing karenanya. Ingin dia menyapa, mengajak bercakap-cakap atau memberi senyuman. Tapi... oh Tuhan, betapa susahnya. Betapa kelu lidahnya, betapa membanjirinya peluh membasahi kemejanya.

Seperti yang terjadi pagi ini. Dari jauh ia sudah melihat Kim So Eun yang tampaknya akan ke perpustakaan dan pasti harus melewati kelasnya. Melewati dirinya yang berdiri diambang pintu kelas. Dan, detik-detik sebelum gadis itu lewat, dia sudah menyiapkan kata-kata sapaan, sudah menyalakan api keberanian untuk melemparkan senyum manis.

Namun semuanya buyar. Sirna bak asap disapu angin. Ketika Kim So Eun semakin dekat seketika dia merasa malu. Malu karena kata-kata yang pernah diucapkannya tempo hari. Tentu Yoon Eun Hye sudah menyampaikannya pada Kim So Eun. dan Kim So Eun pasti membencinya. Dia pasti tidak mau membalas sapaanku, desah hati Kim Bum.

Bel tanda pelajaran dimulai berdering. Kim Bum tersentak. Astaga, sudah berapa lama dia berdiri mematung disini. Sudah berapa menit dia bengong seperti ini hanya karena seorang Kim So Eun. Hhh, untunglah tidak seorangpun teman sekelasnya yang menegurnya atau menggodanya sebab melihatnya melamun diambang pintu kelas. Jika tidak… O, betapa malunya. Ya, mungkin mereka tahu siapa dia, seorang introvert yang tidak suka bergaul dan lebih senang duduk menyendiri memerhatikan kupu-kupu, lalat, burung-burung kecil atau hewan lainnya yang berkeliaran di halaman sekolah.

Masih dengan pikiran galau. Kim Bum melangkah ke tempat duduknya yang paling belakang. Tepat, ketika dia baru saja duduk, Mr. Bae Yong Jun, guru sejarah masuk ke kelas. Sesudah mengucapkan selamat pagi, beliau langsung cuap-cuap menerangkan sejarah kerajaan Korea. Kim Bum meletakkan tangan kirinya di dagu mendengarkan tanpa minat. Bayang Kim So Eun menari-nari di pelupuk matanya.

Kim Bum menghela napas. Dia tak mengerti mengapa dia bisa mempunyai perasaan seperti ini? Mengapa dia bisa rindu setengah mati pada seorang gadis? Mengapa dia sangat membutuhkan Kim So Eun?

Padahal, selama ini dia tidak membutuhkan siapa pun. Dia selalu merasa bahagia dengan kesendiriannya. Tapi sekarang… arghhh, betapa dia mulai merasa sepi, merasa ingin ditemani.

Dan lucunya, dia hanya ingin ditemani Kim So Eun. Ingin membagi suka dan duka, membagi cerita hanya pada gadis itu. Padahal, dulu-dulu dia selalu menikmati dunianya yang sunyi. Jangankan mendambakan seorang gadis, pada teman laki-lakinya saja dia enggan bergaul. Entah apa sebabnya? Kim Bum sendiri tak dapat menjawab.

Banyak yang mengira dia pernah patah hati atau mengalami problem dalam keluarganya. Tapi… semua dugaan umum itu salah. Dia tak punya masalah apa pun, apalagi patah hati. Dia hanya suka menyendiri. Itu saja. Tetapi, setelah membaca surat Kim So Eun tempo hari, dia mulai terbangun dari kesepiannya. Dia mulai merasakan kehampaan hari-harinya. Dan itu baru disadarinya setelah dia melempar kalimat menyakitkan pada...

“Kim Bum!!”

Uf, Kim Bum tersentak. Sepasang mata tajam Mr. Bae Yong Jun menikamnya. Cepat dia menunduk.

“Saya rasa... Malam minggu masih lama, Kim Bum!” sindir Mr. Bae Yong Jun. Bersamaan dengan itu bel tanda istirahat berbunyi. Kim Bum menarik napas lega. Dia tak dapat membayangkan bila bel tidak berbunyi, tentu masih ada sindiran yang lebih sadis dari Mr. Bae Yong Jun. Guru satu ini memang terkenal pintar membuat merah telinga anak didiknya yang tidak memperhatikan pelajaran.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...