Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 05 Juli 2011

Di Persimpangan Cinta (Chapter 2-Tamat)



Mereka bertiga duduk di bangku lantai sepanjang trotoar Orchid Road. Kim So Eun tersenyum getir. Sepanjang jalan ini adalah kenangan baginya. Beberapa bulan yang lalu ia masih melewati jalan ini setiap pulang sekolah. Bersama sosok yang sampai saat ini masih bertahta di kerajaan cintanya. Bicara tentang matahari tentang bulan, bintang dan indahnya cinta dan bicara tentang mereka berdua. Kebersamaan yang tak mungkin bisa terhapus dalam setiap lembar memorinya.

“Kim So Eun!” Park Shin Hye menunjuk sosok orang yang begitu ia kenal. Kim Bum? Ternyata Lee Hong Ki berhasil menemukannya. Penampilannya kusut sekali, memakai T-shirt biasa dengan celana sebatas lutut dan sandal jepit. Park Shin Hye dan Jung Yong Hwa segera meninggalkan tempat itu, setelah Kim Bum sudah berada di antara mereka.

“Sebulan setelah kelulusan kita. Tidak kusangka aku begitu merindukanmu,” ucap Kim Bum lirih membuat detak jantung Kim So Eun tak menentu.

“Kau dari mana?” tanya Kim So Eun tanpa basa-basi.

“Aku dari Bukit Pelangi,” jawab Kim Bum lugas membuat Kim So Eun terpana.

Bukit Pelangi? Tempat itu pernah menjadi kenangan baginya. Tempat di mana untuk pertama kalinya ia tahu ternyata Kim Bum mencintainya lebih dari uluran persahabatannya selama ini. Malam itu dalam naungan rembulan yang berpendar dengan sempurna, Kim Bum menyanyikan sebuah lagu yang begitu menyentuh perasaan Kim So Eun. Lagu yang bicara tentang isi hati Pemuda itu. Dan Kim So Eun tersadar betapa cinta Kim Bum ternyata lebih indah untuknya.

“Kau sudah bertemu dengan Jang Geun Suk?” ada getar dalam pertanyaan yang dilontarkan Kim Bum.

Kim So Eun hanya bisa menggeleng. Ia memang terlambat untuk menemui Jang Geun Suk. Pemuda itu lebih memilih meninggalkan Pulau Jeju dan mencoba meraih semua impiannya di Pyeongtaek. Perpisahan mereka terjadi begitu saja tanpa kata, tanpa kata maaf dan tanpa ada kata putus. Ternyata hal itu begitu menyakitkan Kim So Eun. Kim So Eun terlihat gelisah saat melihat jam di pergelangan tangannya.

“Aku harus pulang, takut kemalaman di jalan.”

“Aku akan mengantarmu!” tukas Kim Bum membuat Kim So Eun terpana. Dengan celana pendek seperti itu? Kim Bum tertawa kecil seakan tahu apa yang dikhawatirkan Kim So Eun. Penampilannya memang begitu tidak sedap dipandang mata. Bahkan mungkin terlihat seperti anak jalanan.

“Kau mengenalku kan? Aku adalah orang yang tahan banting, tidak akan mati kedinginan walaupun tanpa jaket atau celana panjang,” gurau Kim Bum meyakinkan.

Sepuluh menit kemudian bis Jurusan Pulau Jeju - Chuncheon datang. Untunglah masih dapat tempat duduk meski dekat pintu.

“Kenapa kau menghindari Jang Geun Suk menjelang kelulusan kita?” tanya Kim Bum membuka percakapan.

Kim So Eun mengalihkan pandangannya keluar jendela. Jang Geun Suk? Kenapa dia harus melukai perasaan Pemuda terkasih itu? Apakah karena Jang Geun Suk juga pernah melukainya? Apa yang dilakukannya itu untuk sebuah dendam?

“Terkadang jujur itu egois. Dan yang terjadi di antara kita…” Kim So Eun menggantungkan kalimatnya.

“Kita akan membahayakan persahabatan kita dengan menjadi sepasang kekasih. Jang Geun Suk sahabatku dan aku tahu kau sangat mencintainya,” Kim So Eun menatap tajam tepat di manik mata Kim Bum.

“Kim So Eun, walaupun 100 kali kau coba mengingkari, tapi kau tidak bisa membohongi hatimu sendiri. Kau teramat mencintai Jang Geun Suk dan tak akan pernah bisa menggeser kedudukannya di tahta cintamu,” tegas Kim Bum.

Tidak perduli dengan pandangan orang-orang di sekitar mereka. Mata Kim So Eun terlihat berkaca-kaca. Mungkin dengan satu kedipan saja butiran kristal bening yang menggantung di sudut matanya pasti terjatuh. Satu yang menjadi sebuah penyesalan di hati Kim So Eun, dia belum meminta maaf pada Jang Geun Suk atas sikapnya menjauhi Pemuda itu, tanpa alasan.

Kim Bum menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Diliriknya Kim So Eun yang berada di sampingnya. Rupanya gadis itu sudah tidak bisa menahan aliran sungai yang bersumber dari sudut matanya. Perlahan diraihnya jemari Kim So Eun. Betapa ingin ia memberi kekuatan pada Kim So Eun, memberi rasa damai di hatinya, sahabat yang terlanjur dicintainya.

“Kim So Eun, aku ingin jujur padamu. Kau tahu sifat Jang Geun Suk kan? Terkadang dia menjalin cinta dengan dua gadis sekaligus seperti yang pernah dia lakukan padamu. Saat Jang Geun Suk mendekatimu, rasanya waktu itu hatiku tak rela. Dulu aku berpikir, Jang Geun Suk hanya ingin mempermainkanmu. Tapi ternyata aku salah. Dia meninggalkan Moon Geun Young dan lebih memilihmu. Dia sungguh-sungguh mencintaimu. Karena itulah aku pupuskan harapan cintaku padamu. Aku merelakanmu untuk memiliki cinta Jang Geun Suk.”

Kim So Eun tertegun mendengarnya.

Ternyata Kim Bum menyimpan sebuah cerita yang sama sekali tidak pernah ia duga sebelumnya.

Keduanya kemudian saling diam tenggelam dalam lautan pikiran masing-masing.

Andai saja ia punya kekuatan untuk mengubah agar waktu dapat berputar kembali, betapa ingin Kim So Eun tetap menjaga cintanya pada Jang Geun Suk. Tak akan pernah terlintas sedikitpun untuk menyakiti hati Jang Geun Suk. Walaupun pada awalnya ia jatuh cinta pada sosok Kim Bum. Salahkah jika cinta itu kemudian berlabuh pada Jang Geun Suk? Dan perasaannya pada Kim Bum kemudian pupus begitu saja seiring dengan mekarnya bunga cinta di hatinya untuk sosok seorang Jang Geun Suk.

Kim So Eun memandang keluar jendela, gerimis di luar sana tak sederas gerimis dalam hatinya. Perlahan bus mulai memasuki kota Chuncheon. Dingin terasa menusuk tulangnya. Tapi dilihatnya Kim Bum tidak terpengaruh pada dingin itu. Saat bus tiba di Terminal, satu persatu penumpang mulai turun. Sedang bus terakhir ke Pulau Jeju berangkat 10 menit lagi. Kim So Eun melepas jaketnya dan diulurkannya pada Kim Bum. Kim Bum menatap Kim So Eun tak berkedip, tangannya masih belum bergeming.

“Aku mohon! Malam ini pasti akan dingin sekali. Kau akan menempuh perjalanan yang cukup jauh. Aku tidak ingin melihatmu sakit,” pinta Kim So Eun penuh harap. Membuat Kim Bum tak berkutik. Akhirnya diulurkannya tangannya menerima jaket Kim So Eun. Kim Bum masih berdiri di ambang pintu Bus, menatap Kim So Eun nanar, sahabatnya, cintanya yang kini harus ia lepas walaupun dengan setengah hati.

“Kim So Eun, mungkin ini pertemuan terakhir kita. Dua hari lagi aku berangkat ke Seoul.” Mata Kim So Eun berkaca-kaca. Ia sambut uluran tangan Kim Bum dengan perasaan tak menentu.

Bus mulai berjalan perlahan meninggalkan Terminal Chuncheon. Kim So Eun masih berdiri mematung dengan tatapan kosong. Cintanya pada Kim Bum sudah pupus berganti dengan rasa sayang persahabatan. Dan rasa cintanya pada Jang Geun Suk sama sekali telah lepas dari genggamannya.

“Cinta adalah caraku bercerita tentangmu. Cinta adalah caraku memberikan perhatian dan kasih sayang padamu.” Kim So Eun mengingat kembali kalimat itu. Kalimat yang pernah Jang Geun Suk ucapkan padanya. Kini cerita itu sudah tidak ada lagi, terhapus bersama semua kenangan yang pernah ada.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

1 komentar:

  1. SoeUn Stupid lg dah @ there...hmmm SEukie slah satu Artis Korea yg gak Q suka after Kim Hyun joong troS kim so Hyeon Dream High jg,,,aaaaah AQ jg gak tau Dosa apa mreka padaQ...Gak Laik sama kyak Pairing mreka Shin hye-Jung so min...!!huuft AQ aneh tp Ini lah AQ..gaya Critanya stiil gud thor tp itu td AQ gak NgEh ma Critanya..hahaha

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...