Sebenarnya Baek Suzy tidak mau menemui Kim Bum. Dia malu. Tetapi ketika sampai gelap ibunya belum pulang juga, dia panik.
Tadi Ibu bilang mau mengunjungi Paman Kim Bum. Mengapa sampai sekarang belum pulang juga? Mustahil Ibu pergi selama itu. Dia masih lemah. Cepat lelah. Dan dia sudah meninggalkan rumah sejak sore.
Akhirnya Baek Suzy memberanikan diri mengunjungi rumah tahanan Kim Bum. Waktu berkunjung memang sudah habis. Baek Suzy harus mengiba-iba supaya diizinkan menemui Kim Bum.
"Tolonglah, Tuan," pintanya memelas sekali kepada petugas yang melarangnya masuk. "Sebentar saja. Ibu saya belum pulang. Padahal baru saja dioperasi. Saya takut ada apa-apa, Tuan. Barangkali Paman Kim Bum tahu ke mana ibu saya pergi."
Kim Bum terkejut sekali ketika petugas penjara menjemputnya di sel. Lebih-lebih ketika melihat siapa yang datang.
"Baek Suzy!" cetusnya kaget. "Ada apa? Ibumu baik?"
Baek Suzy tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Air matanya langsung mengalir membasahi pipinya. Kim Bum trenyuh sekali melihatnya. Dia harus menahan dirinya agar tidak memeluk gadis itu untuk menghiburnya.
"Jangan menangis, Baek Suzy," gumam Kim Bum lembut. "Paman tahu kenapa kau melakukannya."
Sesaat Baek Suzy menatap Kim Bum dengan nanar. Sudah tahukah Paman Kim Bum? Dari mana dia tahu?
"Bajingan itulah yang seharusnya dihajar. Dia menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Kalau Paman sudah bebas nanti, Paman akan membuat perhitungan atas apa yang dilakukannya padamu, Baek Suzy."
Sekarang Baek Suzy yakin. Paman Kim Bum sudah tahu! Artinya... Ibu juga sudah tahu! Ya Tuhan! Ke mana Ibu pergi sekarang? Ke tempat Paman Kim Hyun Joong?
"Paman..." Baek Suzy menggigit bibirnya menahan tangis. "Tadi Ibu kemari? Ibu bilang mau pergi ke mana?"
* * *
"Tumben." Jung So Min mengawasi suaminya dengan heran. "Angin apa yang membawamu ke sini?"
Selama menjadi suaminya, Kim Hyun Joong memang baru dua kali mengunjungi istrinya di tempat kerjanya. Biasanya dia paling malas datang ke sana.
Jung So Min mempunyai sebuah butik yang dikelolanya sendiri. Tidak besar. Tapi cukup eksklusif. Di tempat inilah dia dapat mengusir kesepiannya. Melupakan kebosanannya berkurung di rumah.
Dia sedang menata sebuah gaun baru ketika Kim Hyun Joong tiba-tiba muncul. Dan Jung So Min sudah merasa, bahkan sebelum Kim Hyun Joong membuka mulutnya, ada kabar teramat penting yang dibawanya.
"Ada hal penting yang ingin kubicarakan," kata Kim Hyun Joong sambil melangkah masuk ke dalam ruang kerja Jung So Min.
"Tentang apa?” Jung So Min mengikuti suaminya masuk ke ruang kecil di belakang toko yang dipergunakannya sebagai kantor. "Begitu pentingnyakah sampai tidak dapat menungguku pulang ke rumah?"
"Aku ingin minta sesuatu padamu."
Seriusnya suara Kim Hyun Joong membuat Jung So Min semakin penasaran. Dan semakin berdebar-debar menunggu kelanjutan kata-katanya.
"Tentang apa? Kalau soal perempuan, aku tidak mau dengar!"
"Aku ingin punya anak."
Wajah Jung So Min memerah sampai ke telinga. Bibirnya terkatup rapat menahan geram.
"Lagu lama," desisnya kering.
"Sekarang keinginanku sudah tak tertahankan lagi."
"Kau ingin menikahi temanmu yang hampir mati itu? Dia masih sanggup memberimu anak?"
"Aku ingin mengadopsi cucunya."
"Cucu siapa?” desak Jung So Min bingung. "Ingat anak perempuan pincang yang pernah datang ke rumah kita?"
"Anak teman baikmu yang sakit kanker itu?"
"Dia hamil! Aku ingin mengadopsi anaknya."
Sekarang Jung So Min menatap suaminya dengan tajam. Begitu tajamnya sampai Kim Hyun Joong merasa resah.
"Kenapa harus anaknya?" sergah Jung So Min curiga.
"Kenapa tidak? Dia tidak bisa memelihara anak itu."
"Siapa ayahnya?"
"Mana aku tahu?"
"Kau mau mengambil anak haram yang tidak ketahuan siapa Ayahnya?"
"Apa bedanya? Aku mau mengadopsi anaknya, bukan Ayahnya!"
"Kenapa tiba-tiba begitu berminat mau mengadopsi anak ini?"
"Kenapa tidak? Kita sudah lama ingin punya anak!"
"Tapi kau selalu menolak anak angkat! Katamu, kau ingin anak kandung! Kenapa sekarang tiba-tiba berubah?"
"Aku sudah putus asa."
Tetapi cara Kim Hyun Joong menjawab membuat Jung So Min bertambah gelisah. Ada sesuatu yang disembunyikannya. Jung So Min merasa, suaminya berdusta.
Mungkinkah... anak itu... anaknya sendiri? Gadis pincang itu perlu uang. Dan dia masih hijau. Belum berpengalaman. Mungkinkah Kim Hyun Joong...?
"Aku ingin bicara dengan gadis itu dulu."
"Untuk apa?" Kim Hyun Joong separuh membentak.
"Untuk apa?" Jung So Min membelalak kesal. "Kau mau mengangkat anak yang tidak ketahuan siapa Ayahnya tanpa menyelidiki dulu asal-usulnya?"
“Asal-usal apa lagi? Aku kenal neneknya. Dia perempuan baik-baik."
"Tapi kau tidak kenal kakeknya! Tidak kenal ayahnya."
"Kalau kau mau mengadopsi anak, kau harus kenal semua nenek moyangnya?"
"Paling tidak, aku tahu dari comberan mana mereka berasal.'"
"Dengar, Jung So Min." Suara Kim Hyun Joong berubah dingin. Wajahnya membeku. "Aku akan mengambil anak itu. Jika kau masih menginginkan rumah tangga kita utuh, jangan bantah kehendakku.'"
* * *
Kim Bum merasa resah. Dia menyesal. Merasa bersalah. Dia yang telah membangkitkan kecurigaan itu di hati Kim So Eun.
Tadi Kim So Eun pergi dengan marah. Matanya memendam dendam dan sakit hati yang tak terperikan.
Kim So Eun mungkin sudah tidak mengharapkan lagi bersuamikan Kim Hyun Joong. Tetapi bagaimanapun, lelaki itu bekas pacarnya. Hubungan mereka pernah telanjur intim. Dan kini... Kim Hyun Joong menghamili putrinya!
Sekarang Kim So Eun belum pulang ke rumah. Padahal dia sudah begitu lelah. Ke mana dia pergi? Mencari Kim Hyun Joong? Mendesaknya mempertanggungjawabkan perbuatannya?
Bagaimana kalau Kim Hyun Joong menyangkal? Dan bagaimana... kalau dia... mengaku?
* * *
Kim Hyun Joong turun dari mobilnya dengan marah. Dibantingnya pintu mobil dengan sengit.
Dasar wanita! Tidak diceraikan saja sudah bagus! Kenapa Jung So Min begitu konyol? Tidak tahu diri! Perempuan mandul! Apa pedulinya anak siapa pun yang mereka adopsi?
Kim Hyun Joong masuk ke kantornya dengan kesal. Kim Heechul, satpam di kantornya, langsung membukakan pintu begitu mengenali Boss-nya.
"Selamat malam, Tuan," sapanya hormat. "Ada yang ketinggalan, Tuan?"
Kim Hyun Joong hanya mendengus. Dia tidak merasa perlu menjawab.
Apa pedulimu mau apa aku kemari? Ini kantorku! Aku mau tidur di sini pun bukan umsanmu!
Melihat suramnya wajah Boss-nya, Kim Heechul tidak berani membuka mulutnya lagi. Diam-diam dia mengundurkan diri ke posnya.
Kim Hyun Joong langsung masuk ke kantor. Menyalakan lampu. Dan mengambil arsip surat-surat perjanjian.
Dia harus bertindak cepat. Sebelum Baek Suzy sempat menggugurkan kandungannya. Anaknya sudah datang! Anak yang sangat didambakannya. Dia sudah bertekad untuk memiliki anak itu, apa pun taruhannya!
Kim Hyun Joong mengambil sebuah contoh kontrak. Dia akan mendesak Baek Suzy dan ibunya untuk menandatangani surat perjanjian. Mereka akan menyerahkan anak itu kepadanya sesudah lahir nanti. Apa pun permintaan mereka akan diturutinya....
Kim Hyun Joong duduk di depan meja tulisnya. Menyalakan komputernya. Dan baru mau mengetik ketika pintu ruang kerjanya terbuka....
* * *
"Serangan jantung?" Kepala sipir penjara yang bertugas jaga itu mengerutkan dahinya. "Bagaimana keadaannya?"
"Sangat kesakitan. Napasnya sesak."
"Sudah hubungi Dokter Lee Seung Gi?"
"Dokter Lee Seung Gi sudah memeriksanya."
"Apa katanya?"
"Dia ragu. Katanya sebaiknya pasien dikonsultasikan kepada dokter ahli jantung."
"Dia tidak pura-pura sakit?"
"Kata Dokter Lee Seung Gi, gejalanya persis serangan jantang."
"Dia tidak minum obat apa-apa? Ada sejenis obat yang dapat memberi efek seperti serangan jantung."
"Tidak ada yang tahu. Tapi kalau Anda mengizinkan, saya akan mengawalnya ke dokter jantung. Dan membawanya pulang kembali jika dia tidak perlu dirawat di rumah sakit"
* * *
"Kim So Eun?” sapa Kim Hyun Joong heran. "Ada apa?"
Belum pernah Kim Hyun Joong melihat Kim So Eun dalam keadaan seperti itu. Wajahnya yang kurus tampak pucat seperti mayat.
Matanya yang sayu dan letih menatap dingin. Begitu dinginnya sampai Kim Hyun Joong merasa bulu romanya meremang.
Kim So Eun-kah yang datang? Atau... hantunya?
Tubuhnya yang kurus dan lemah tegak dalam keremangan cahaya di ambang pinta. Latar belakang yang gelap menimbulkan kesan yang lebih menyeramkan lagi.
Mendadak sekerat perasaan tidak nyaman menyelinap ke hati Kim Hyun Joong. Mengusik kewaspadaannya. Dia sudah merasa, kedatangan Kim So Eun pasti bukan membawa kabar gembira. Dia seperti hendak menuntut sesuatu... menggugat... menuduh....
Lambat-lambat Kim Hyun Joong bangkit dari kursinya. Dan menghampiri wanita itu.
"Duduk, Kim So Eun," tukasnya hati-hati. "Kau tampak lelah...."
Kim Hyun Joong mengulurkan tangannya untuk membimbing Kim So Eun ke kursi. Tetapi wanita itu spontan mengelak.
"Jangan sentuh, aku lagi!" Suaranya tawar dan kering. Tapi matanya tetap menatap sedingin es.
Kim Hyun Joong terpaku. Alarm tanda bahaya berdering mengirimkan sinyalnya ke seluruh tubuh Kim Hyun Joong. Membangkitkan kewaspadaannya.
"Ada apa?" tanyanya hati-hati. "Kau datang seperti hantu!"
"Jawab saja pertanyaanku. Kaukah ayah anak Baek Suzy?"
* * *
Jung So Min tidak dapat lagi berkonsentrasi pada pekerjaannya. Bayangan wajah suaminya yang sangat gusar mengusiknya terus.
Kenapa Kim Hyun Joong begitu marah? Kenapa dia begitu ngotot ingin mengadopsi anak itu?
Jung So Min kenal sekali sifat suaminya. Kim Hyun Joong lebih baik menceraikan istrinya daripada mengangkat anak!
Jung So Min-lah yang selama ini menolak perceraian. Bukan karena dia masih mencintai suaminya. Tetapi karena ingin mempertahankan status.
Kenapa sekarang tiba-tiba Kim Hyun Joong berubah? Benarkah anak itu... anaknya sendiri?
"Apa bedanya bagimu?" geram Kim Hyun Joong sesaat sebelum pergi tadi. "Anak siapa pun yang kuambil, anak itu tetap anak angkatmu. Karena kau tidak bisa memberikan anak kandung kepadaku!"
Memang menyakitkan. Tetapi itulah selalu yang dikatakan Kim Hyun Joong selama ini.
"Jika kau masih menginginkan rumah tangga kita utuh," ancamnya dingin. "Jangan bantah kehendakku.'"
Dan Jung So Min tahu, Kim Hyun Joong bersungguh-sungguh. Kalau Jung So Min masih menginginkan menjadi istrinya, dia tidak punya pilihan lain. Dia harus menerima anak itu, tidak peduli siapa ayahnya!
Bergegas Jung So Min berkemas. Dia harus menyusul suaminya. Tapi... ke mana dia pergi?
* * *
Kim Hyun Joong tidak menjawab. Tetapi ketika melihat air muka laki-laki itu, Kim So Eun tidak memerlukan jawaban lagi.
Kesedihan, sakit hati, dan kemarahan yang ditahannya sejak tadi, menggumpal menyesakkan dada. Stres demi stres yang silih berganti menyapanya sejak beberapa bulan terakhir ini seperti menemukan tempat pelampiasan.
Kim Hyun Joong menggauli Baek Suzy... menghamili putrinya yang baru berumur 15 belas tahun! Sungguh menjijikkan!
"Kau bajingan!" Dengan kalap Kim So Eun menyerang dan menerkam Kim Hyun Joong. Dicakarnya wajahnya. Dipukulinya dadanya.
Kim Hyun Joong yang tidak menyangka Kim So Eun dapat bertindak histeris seperti itu, tidak sempat mengelak.
Torehan kuku Kim So Eun meninggalkan goresan panjang berdarah dan menyakitkan di wajahnya. Refleks Kim Hyun Joong memukul wanita itu. Agak terlalu keras sampai Kim So Eun yang masih lemah dan dalam keadaan letih serta shock, terjajar ke dinding di belakangnya.
Kepalanya membentur tembok. Dan tubuhnya merosot lemas ke lantai.
"Kim So Eun!" teriak Kim Hyun Joong bingung.
Saat itu seorang laki-laki muncul di pintu. Begitu melihat keadaan Kim So Eun, Kim Bum meraung marah. Dia menerkam Kim Hyun Joong. Dan menjotos rahangnya.
Begitu kuatnya sampai Kim Hyun Joong merasa tulang rahang bawahnya berderak dan giginya goyah. Tetapi lelaki itu tidak memberinya kesempatan untuk membela diri. Pukulannya datang beruntun. Dia baru berhenti memukul setelah Kim Hyun Joong ambruk ke lantai. Dan Kim Heechul berlari-lari mendatangi.
Melihat keadaan Boss-nya, satpam itu langsung menghunus pisaunya. Dan dia sudah bergerak untuk menikam Kim Bum ketika seruan Jung So Min membatalkan niatnya.
* * *
Kim Bum menggendong Kim So Eun keluar dari kantor Kim Hyun Joong. Kim So Eun sudah siuman. Tetapi dia belum mampu mengucapkan sepatah kata pun. Seolah-olah dia masih berada di dunia lain.
Matanya menatap Kim Bum dengan tatapan yang sangat memilukan hati.
Tatapan yang membuat Kim Bum merasa hatinya tercabik menjadi serpihan kecil-kecil.
"Kita akan mengatasinya bersama-sama. Sayang," bisik Kim Bum lembut. "Kuatkanlah hatimu. Tetaplah tegak seperti batu karang di tengah laut kehidupan,"
Kim Bum membawa Kim So Eun pulang ke rumah. Sama seperti malam pertama pertemuan mereka dulu. Bedanya, kali ini Kim So Eun yang sakit, Dan kali ini, anak-anak Kim So Eun masih belum tidur. Mereka masih menunggu Ibu pulang.
Lee Young Yoo dan Kim Yoo Jung menyambut kedatangan Kim Bum dengan gembira. Kim Bum merangkul mereka dengan terharu setelah membaringkan Kim So Eun di sofa. Baek Suzy membawakan handuk dingin untuk mengompres kepala Kim So Eun atas perintah Kim Bum. Sementara Nenek menyuguhkan segelas air.
Malam itu, Kim Bum melewatkan waktunya bersama Kim So Eun dan anak-anaknya. Hanya malam itu. Karena keesokan paginya, dia harus meninggalkan rumah. Menyerahkan dirinya kembali ke ramah tahanan.
Kim Bum memang harus membayar pelariannya dari pengawalan penjaga yang sedang membawanya ke rumah sakit. Tetapi dia tidak menyesal. Dia telah berhasil membalaskan sakit hati Kim So Eun dan Baek Suzy.
Malam itu Kim Hyun Joong harus dirawat di rumah sakit karena gegar otak ringan. Tulang mandibulanya patah. Empat buah giginya rontok. Dan dia tetap tidak berhasil mengadopsi anak Baek Suzy.
Baek Suzy telah bertekad untuk merawat sendiri anaknya. Kim So Eun memboyong keluarganya pindah ke rumah sederhana yang sedang dicicilnya. Dia tinggal di sana sambil menunggu Kim Bum dan Park Ji Yeon dibebaskan dari tahanan.
Sementara karier Kim Yoo Jung sebagai bintang iklan terus melangit. Permintaan demi permintaan terus mengejarnya sampai Kim So Eun kewalahan mengatur jadwalnya agar Kim Yoo Jung tidak ketinggalan pelajaran di sekolah.
Kim Yoo Bin terus bertumbuh sebagai anak imbesil yang sulit dididik. Tetapi Kim So Eun bertekad untuk melatihnya sekuat tenaga agar Kim Yoo Bin kelak dapat hidup Mandiri. Dan Kim So Eun bersyukur Tuhan masih memberinya waktu untuk membesarkan anak-anaknya.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Chapter 10 ... Chapter 11
Chapter 9 ... Chapter 12
Chapter 8 ... Chapter 13
Chapter 7 ... Chapter 14 ... Chapter 27
Chapter 6 ... Chapter 15 ... Chapter 26
Chapter 5 ... Chapter 16 ... Chapter 25
Chapter 4 ... Chapter 17 ... Chapter 24
Chapter 3 ... Chapter 18 ... Chapter 23
Chapter 2 ... Chapter 19 ... Chapter 22
Chapter 1 ... Chapter 20 ... Chapter 21
ceritax tragis. Kyak nonton sinetron....
BalasHapusKasihan so eun dapat cobaan bertubi tubi, tapi memang takdir author nggak bisa diganggu gugat =.='
AQ dataaaaaNg
BalasHapusMaw Koment 4 d-First PESAN KHUSUS U/SARY IS VIP sudah ditrima...
CHUKAHAEYO CHINGU...>> super Gomawwooo,wkwkwkwk
NAMAX JD PNJG NICH, PLUS TITLE DI BELAKANG NAMA...HIHIHI...>> 100% BenaR, namaQ makin kayak kereta..JamiL IRfana Sari, S.Pd. (Lumayan Lah nambaH boboT dikit,huhihihi)
AKHIRX PENGUNJUNG SETIA Q NONGOL + COMMENT LAGI...SENANGX...HIHIHI...>> yaaaa Dong LaH..AQ pun senang MampiR kemari..^^
-Back to The RiGht Man
WaaaaaaaaH, si Kim Hyun Joong beNar2 *DamN..
AQ sukaaaaaaaK wkt so Eun ma Kim Bum pada salaH paHam..coZ jd keliatan mreka sama2 suka..yipiiiiW!!
PikiRQ duLu ending-nya sampeX kim Bum KLuaR penjaRa thoR..tyta BLum KLuaR dah The End..hahaha yah tak aPe laaa..yg penting so Eun teteP nunggu-in..(ituu sudaH lebih cukup Bagi-ku ThoR,tp kalo Bisa bsok2 bwt lg yow karya laen yg Over Dosis cukup Bagi-ku ThoR,huhihihi!!)
4 d' Last..pkoknya KEep Fighting lah, gak di Pkerjaan ato di Blog nie jg..BanZaaaaii \0/