Suatu hari, saat jam istirahat pertama, Siwon menghampiri Han Hyo Joo yang duduk di sebelah Donghae. Selamanya begitu memang, mereka sudah mempunyai pasangan duduk masing-masing.
“Ehm! Ke kantin yuk, Han Hyo Joo!” Siwon menepuk pundak kanannya dengan lembut. Han Hyo Joo tidak mengerti maksud Siwon mengajaknya makan tapi dia mengangguk setuju.
“Aku juga sudah terlalu malas duduk di sini,“ katanya. Donghae hanya diam walau dari matanya tampak kilat tak suka. Aneh, kenapa kali ini dia merasa Han Hyo Joo telah direbut darinya, ya? Mereka meninggalkan Donghae sendirian.
“Kurang ajar! Ini penghinaan!!” geramnya dalam hati. Segera dia berlari keluar kelas mencari teman genknya. Akan dia ceritakan apa yang baru saja membuatnya hampir merobohkan gedung sekolah ini. Akan disusun siasat yang jitu untuk menjatuhkan Siwon dan menenggelamkannya, selamanya.
“Wah, kalau begitu caranya kau kalah, Donghae!” sergah Yesung, anggota genknya.
“Benar Donghae. Lebih baik cari cara lain saja!” yang lain mengiyakan.
“Lalu, aku harus bagaimana?” ujar Donghae, menyimpan sementara emosinya.
“DJ adalah seorang jomblo, sementara Choi Siwon adalah sang player yang lihai. Jelas saja kau tidak punya tempat di hati para wanita. Mereka pasti lebih memilih sang playboy daripada jomblowan seperti kita,” Yesung memberi analisa yang tidak ketahuan apa maksudnya.
“Dengan kata lain, kau harus melepas gelar jomblo dulu, baru kau menang atas Siwon,” tambahnya.
“Tidak!! Aku yakin dengan predikat jomblo ini, aku bisa mempermalukan Siwon!” emosi Donghae meluap-luap.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar