Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Senin, 21 Maret 2011

Cinta Pada Tamparan Pertama (Chapter 3)


Liburan telah usai, kini hari-hari sekolah aktif kembali. Seoul ramai dengan cerita seru setiap pagi. Apalagi ini baru mulai tahun ajaran, para siswa hampir belum saling mengenal satu sama lain karena dulunya tidak satu kelas. Shinhwa High School memiliki 30 kelas. Kelas I, II masing-masing 10 kelas, kelas III dibagi 3 jurusan, 4 kelas untuk IPA, 4 kelas IPS dan sisanya Bahasa. Di kelas yang terakhir inilah, Donghae akan menjalani hari-hari persaingan dengan rivalnya, Siwon.

Seperti biasa Donghae berangkat lebih siang dari yang lain, hampir selalu terlambat. Padahal rumahnya hanya berjarak dua kilometer saja dari sekolah. Itupun ditempuh dengan motor sportnya. Mungkin maksudnya mau tebar pesona atau ingin punya ciri khas sendiri. Kali ini pun begitu, saat memasuki gerbang sekolah, dia harus membayar lima puluh ribu rupiah kepada satpam sekolah. Sogokan biar bisa sukses masuk.

Bukan hanya hari ini tentunya, mungkin satpam sekolah itu telah menerima 720 kali lima puluh ribuan darinya. Karena sudah dua tahun ini Donghae kalah cepat datang ke sekolah dibanding gerakan satpam yang menutup gerbang.

Suasana kelas tenang, hanya ada beberapa kelas yang terlihat masih duduk-duduk di teras karena belum ada wali kelas. Kelas Donghae juga tampak hening, tidak ada lagi terdengar jeritan perempuan-perempuan ganjen yang biasanya keluar setiap Donghae lewat. Donghae mengetuk pintu tanpa ragu-ragu dan tanpa menunggu dibukakan, kepalanya langsung melongok ke dalam kelas.

“Selamat pagi, Pak!” sapa Donghae pada guru sejarah dengan mimik memelas. Fiuh! Untunglah dia memilih jurusan Bahasa, jadi tidak bertemu lagi dengan pelajaran biologi yang diberikan Mrs. Sung Yu Ri.

Kalau Mrs. Sung Yu Ri melihat Donghae terlambat lagi seperti ini, bisa-bisa ia memberi ‘les privat’. Ya… mungkin disuruh membaca buku dengan vokal diganti huruf “i” semua atau menghitung butiran nasi pada makan malamnya selama tujuh hari berturut-turut atau sekadar duduk di meja guru sementara Mrs. Sung Yu Ri duduk di bangkunya. Pokoknya konyol dan tidak meaning.

Donghae menganggap karena nilai biologinya merah, dia tidak bisa masuk IPA. Meskipun kimia, fisika, dan matematikanya di atas delapan semua. Begitulah aturan sekolah, di antara keempat pelajaran itu tidak boleh bernilai merah. Apalah daya Donghae, ketika Mrs. Sung Yu Ri memberinya nilai itu.

Dia tidak dapat tempat duduk lagi, satu-satunya yang tersisa hanyalah di depan meja guru. Ada seorang gadis yang telah menempatinya, Donghae pun terpaksa duduk di situ.

“Hei aku Han Hyo Joo, pindahan dari Gwanghee High School, Incheon,” gadis itu memperkenalkan diri. Senyumnya lebar penuh pengharapan. Donghae hanya menengok dua detik lamanya, matanya seolah bertanya “Kau siapa?” lalu berbalik lagi menghadap whiteboard yang bertuliskan kerajaan-kerajaan lama di Korea. Han Hyo Joo yang di sebelahnya pun merasa kesal.

“Donghae itu jomblowan sejati. Dia tidak sembarangan menerima teman, jangan heran kalau dia menolakmu saat diajak berkenalan. Begitulah Donghae, dia selalu menatap seseorang dengan sejenak, lalu memutuskan cocok atau tidak,” ujar Iu, gadis yang satu kelas dengan Donghae dan Han Hyo Joo memberi penjelasan pada teman barunya. Han Hyo Joo hanya mengangguk keheranan.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...