Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 24 Maret 2011

Thank You (Chapter 3)


Donghae kaget dan segera mengejar Han Hyo Joo keluar kelas. Dia berhasil menyusul Han Hyo Joo dan menarik lengan gadis itu. Dilihatnya mata Han Hyo Joo basah.

“Kenapa kau marah seperti itu? Jadi kau tidak mau? Ya sudah! Kalau kau mau terus jadi seorang gadis kampung yang selalu dikucilkan seperti ini, fine! Aku hanya berniat baik, agar kau tidak anggap kuper, culun, dan tidak asyik. Aku bosan melihatmu selalu diejek anak-anak. Kalau ikut lomba ini, siapa tahu kau menang dan sekolah ini jadi bangga, kau pun semakin punya rasa percaya diri.”

Mereka terdiam. Kali ini Donghae benar-benar bisa melihat betapa cantiknya Han Hyo Joo sedekat ini.

“Aku benci dihina terus. Mereka seolah paling hebat, paling keren, paling berhak dibanding aku yang culun dan norak ini. Mereka selalu mengangapku aneh,” dalam keadaan itu, Han Hyo Joo jadi terbawa emosi dan mengeluarkan semua uneg-unegnya. Ternyata dia tidak ingin jadi bahan hinaan teman-temannya, seperti yang selama ini terjadi.

“Tidak berbuat apa-apa saja aku jadi bahan celaan. Bagaimana kalau ikut lomba puisi?”

“Apa peduli kita pada mereka? Kau itu pintar, berbakat, istimewa, dan cantik. Jangan meng-underestimate dirimu seperti ini, Han Hyo Joo!” Donghae memegang bahu Han Hyo Joo. Dia mencoba memberi pengertian dan semangat pada gadis itu.

“Orang lain harus melihat kehebatanmu, bukan penampilan luarmu. Aku ingin kau bisa membawa harum nama sekolah ini. Tunjukkan pada sekolah lain, termasuk SMU Shinhwa, bahwa mereka punya siswi sehebat dirimu.”

Han Hyo Joo terdiam. Matanya masih basah dan berulang kali disekanya. Donghae memberikan saputangan untuknya. Han Hyo Joo ragu-ragu.

“Ambillah. Ini bersih…” katanya sambil mengerling. Han Hyo Joo tersenyum salah tingkah.

“Han Hyo Joo…. aku mohon, ikut lomba itu ya! Kau pasti bisa. Aku pasti membantumu. Coba dulu, ya…” Han Hyo Joo menatap Donghae. Lalu Donghae menyerahkan selembar kertas yang dibawanya sedari tadi.

“Sebelum bel masuk berbunyi, formulir ini harus aku serahkan ke Mrs. Sung Yu Ri.” Han Hyo Joo menghela nafas berat. Lalu mengambil formulir itu dan menandatanganinya.

“Yes!!!” ucap Donghae riang. “Nanti puisi-puisinya aku suruh Leeteuk Hyung untuk mengetiknya di ruang OSIS. Lalu formulirnya aku serahkan dulu ke perpus. Naskah puisinya akan kuserahkan padamu saat jam pulang sekolah saja. Oke?”

“Leeteuk Hyung?” Han Hyo Joo heran.

“Dia petugas office boy yang biasa mengerjakan ketikan para guru,” jawab Donghae.

Han Hyo Joo mengangguk. Namun dalam hatinya yang paling dalam, tak ada keyakinan sedikitpun puisinya akan mampu lolos ke meja para juri. Tapi ia hanya merasa tidak enak dengan Donghae, katanya dalam hati.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...