Aku terus menangis dan menangis. Aku tak pernah menyangka kau akan berbuat senekad itu? Padahal sudah berulang kali aku katakan, aku akan selalu di sisimu, aku akan selalu menemanimu, dengan atau tanpa wajah sekalipun! Semua itu aku lakukan karena aku terlalu mencintaimu. Ya, aku terlalu mencintaimu, Minho. Kenapa kau melakukan ini?!? Apakah aku begitu tak kau inginkan? Sampai kau lebih memilih untuk mati?!?
Lalu kutemukan selembar kertas kusut yang ada di dalam genggaman tanganmu yang penuh dengan darah yang sudah nyaris mengering. Akupun mengambil dan membacanya.
Maafkan aku, Kwon Yuri, aku terpaksa melakukan ini, karena aku tak kan pernah mau jadi milikmu. Kau tahu kenapa? Karena dokter di mana pun, tak mampu mengembalikan wajahku, jadi aku sudah tak mungkin lagi jadi Choi Minho yang dulu kau puja, sekarang aku hanyalah seorang pemuda tak berwajah, yang selamanya akan membuatmu menyesal karena telah mencintaiku.
Yuri, aku tahu kau tak cantik, tapi kau jauh lebih sempurna daripada aku, dan kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih dari aku, selamat tinggal, Kwon Yuri.
Aku lupa, kalau begitu besar arti sebuah wajah untukmu, hingga kau melupakan yang lebih penting dari itu, hati…..
***
Minho mengangguk mendengar ceritaku, tentang bagaimana kehidupannya sebelum berada di tempat ini. Tempat di mana semua nampak putih dan berkilau. Lalu dia memelukku erat.
“Sekarang aku tahu dan percaya, bahwa hati yang tulus bisa mengalahkan segalanya. Terima kasih, Yuri, kau sudah bersedia menyusulku kemari untuk menemaniku selamanya, dan maafkan aku, karena telah menyakiti hatimu,” ungkapnya sambil mengembangkan senyum indahnya. Indah menurutku…
“Happy Valentine Day, Minho,” balasku.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar