Glitter Graphics
MySpace Layouts
“Iya, aku memang sedang jatuh cinta. Tapi…aku bingung bagaimana menyatakan pelasaanku pada gadis itu, “ Jawaban Yunho membuatku terperangah.
“Wow! Wow! Yunho fall in love!” Aku mengedipkan mata. “Dengan siapa? Namanya tidak menggunakan huruf R, ‘kan ?” godaku.
Yunho menunduk lesu. “Itu masalahnya. Nama gadis itu menggunakan huluf yang bisa membuat wajahku melah setiap kali menyebutnya. Membuatku mindel dan tidak belani menyatakan perasaanku padanya. Karena….menyebut namanya saja tidak becus. ” Ujar Yunho pelan. Kepalanya semakin menunduk dalam. Aku jadi iba. Kutepuk-tepuk bahunya.
“Poor Yunho,” gumamku. “Boleh tahu tidak siapa nama gadis itu?” Tanyaku.
Yunho mengangkat kepalanya. Matanya menatapku lekat-lekat. Ihhh….aku jadi merinding. Tatapan Yunho lain dari biasanya. Apa dia tersinggung dengan ucapanku barusan? Tidak! Itu bukan tatapan marah! Tapi, tatapan yang dilumuri bingung dan …sepertinya ada binar-binar kemesraan disana! Apa ini feeling-ku saja, ya?
“Gadis itu belnama Go Ah La.”
Gubraakkk! Kata-kata Yunho yang to the point sontak membuatku nyaris pingsan. Buru-buru, kupindahkan tanganku dari bahunya. Gila! Benar-benar gila! Mana mungkin Yunho mencintaiku? Tepatnya, mana mungkin aku menerima cintanya? Selama ini, aku hanya menganggapnya sahabat. Tidak lebih. Iya, kuakui, Yunho tampan, pintar, baik hati dan tidak sombong. Pokoknya, tipe pria idaman! Tapi, aduh…masa iya aku harus berpacaran dengan pemuda yang mengucapkan namaku saja tidak becus?
“Yunho, kau jangan bercanda. Tidak mungkin kau menyukaiku.” Ujarku akhirnya. Bingung harus mengatakan apa. Mau menolak, tidak enak hati. Tapi menerimanya lebih tidak mungkin lagi.
“Maaf, Go Ah La. Tapi aku selius. Aku sayang padamu sejak dulu, tapi balu sekalang aku sadal kalau lasa sayang ini bukan sekedal sayang telhadap sahabat.” Yunho berkata mantap. Semantap tatapannya yang menghunjamku bagai panah-panah asmara yang dilontarkan sang Cupid.
Aku yang biasanya cuek jadi gelagapan. Honest, it’s really my first experience!
Seumur-umur, baru kali ini ada seorang pria yang menyatakan cintanya padaku. Kalau diusili, dijahili, digoda itu udah kenyang dan menghadapinya mudah. Tetapi ini, sahabatmu sendiri yang menyatakan cintanya padamu?
“Go Ah La…,” Tiba-tiba Yunho meraih tanganku. Menggenggamnya mesra.
“Aku tahu kau pasti kaget dengan pelnyataanku tadi. ” Katanya lembut. “Aku tidak akan memaksamu. Kalau kau tidak mau jadi kekasihku, ya, tidak apa-apa. Tapi, aku minta dengan sangat, jangan menjauhiku, ya? Jangan sampai pengakuanku tadi merusak pelsahabatan kita.” Pintanya. Mungkin dia pikir aku marah karena aku tidak memberikan komentar apapun. Akh, Yunho….aku tidak marah. Aku hanya bingung harus bagaimana. Akhirnya, aku hanya bisa mengangguk kaku atas permintaannya.
Persahabatan kami pun terus berlanjut. Seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Tetapi, sesungguhnya tali persahabatan yang sudah terjalin sejak kami masih kelas II SMP, tidak lagi sekokoh dulu. Sering kali, saat kami sedang bercanda gila-gilaan, keheningan mendadak menyergap. Kami bisa sama-sama terdiam tanpa sebab. Hanya mata saling menatap, yang diakhiri dengan saling buang pandang dengan wajah sama-sama merah. Ada kalanya, tawaku yang membahana seketika berhenti bagai disihir saat kusadari mata Yunho sedang menjelajahi wajahku dengan selaksa cinta. Akupun meleleh bagai lilin yang terbakar pelan-pelan.
Tanpa kusadari, ada debar aneh setiap kali berdekatan dengan Yunho. Ada rasa rindu yang membuncah bila Yunho sakit dan tidak masuk sekolah. Ada api cemburu yang menyala setiap kali menyampaikan salam-salam centil dari fans Yunho. Tapi…semua rasa itu kukubur dalam-dalam. Aku tidak mungkin berpacaran dengan Yunho. Kecuali…Yunho bisa mengucapkan namaku dengan sempurna. GO AH RA! Aku yang suka kesempurnaan memang tidak bisa menolerir ketidaksempurnaan Yunho.
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar