Glitter Graphics
MySpace Layouts
Seekor beruang panda sedang bermalas-malasan diatas sebatang pohon. Wajahnya disembunyikan di dada. Bulu-bulu di tubuhnya tidak seputih dan sebersih panda dalam gambar dan film-film kartun yang pernah kulihat. Mungkin karena kotoran dan tanah yang melekat sehingga warna putih dari bulu-bulu itu ternoda. Melihat Panda yang seimut dan selucu dalam gambar itu telah membuat pikiranku berkelana ke Seoul, tepatnya ke masa-masa indah bersama Jung Yunho.
“Go Ah La, aku pinjam catatan fisikamu ya!” pinta Yunho.
“Boleh saja, tapi….yang benar kalau menyebut namaku. GO AH RA. Coba ulangi!” godaku sambil tersenyum jahil. Padahal aku tahu sekali, Yunho itu tidak mungkin berhasil menyebutkan huruf R tanpa merubahnya menjadi L. Entah kenapa, lidah pemuda itu kaku sekali… jika harus mengucapkan huruf favoritku itu.
“Kalau memang tidak mau meminjamkannya padaku, telus telang saja. Tidak pellu mengeljaiku!” Wajah Yunho langsung berubah. Niat jahilku langsung lenyap. Jelek-jelek begitu, dia sahabatku yang paling baik. Eh tidak… siapa bilang Yunho itu jelek? Yunho itu lumayan tampan. Semua siswi di kelasku dan di kelas sebelah banyak yang menaruh hati padanya. Mereka suka titip salam padaku karena mereka pikir aku sahabat Yunho.
“Yunho, kenapa kau susah sekali mengucapkan huruf R? “ tanyaku serius sambil menyerahkan buku catatan Fisika yang mau dipinjamnya.
“Aku juga tidak tahu! Dari kecil, lidahku sudah sepelti ini. Aku sudah berusaha mempelbaiki cala pengucapanku. Tapi hasilnya nihil. Yang ada malah aku diteltawakan teman-teman.” Yunho berkata, pasrah. Diambilnya buku catatanku. Membolak balik halamannya dan mulai menyalin. Aku terdiam memandanginya. Akh, kasihan Yunho. Padahal, sebagai pria dia itu nyaris sempurna. Baik, perhatian, tampan. Otaknya encer. Sayang…..
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar