Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 14 September 2011

Partner Kejahatan (Chapter 2)



Chapter 2
Korban Pertama


Kim Bum kembali terbangun dari lamunan, ketika mobil yang dikendarainya hampir bersenggolan dengan mobil lain. Di kursi sebelah, Lee Ki Kwang mulai mengoceh lagi. Dari ocehan Lee Ki Kwang, Kim Bum jadi tahu, Kim So Eun merupakan korban pertama yang meninggal di tangan Lee Ki Kwang. Sebelumnya, penjahat itu tidak pernah membunuh orang, meski korban yang dilukainya tak terhitung.

Lee Ki Kwang bukan orang yang gemar membunuh untuk kesenangan. Ia melakukannya untuk memecahkan kebuntuan atau jika memang benar-benar dibutuhkan. Saat merampok bank misalnya, ia tidak pernah menembak orang-orang di dalam bank yang tidak melakukan perlawanan. Baru jika ada yang mencoba macam-macam, dengan senang hati dia akan menembaknya sampai mati.

“Mungkinkah Lee Ki Kwang menembak Kim So Eun untuk memecahkan kebuntuan?” Tanya Kim Bum, lagi-lagi hanya di dalam hati. “Tapi mengapa harus Kim So Eun? Mengapa pula harus diselesaikan menggunakan pistol? Bukankah segala sesuatunya masih bisa dibicarakan? Kim So Eun sama sekali tidak layak mati dengan cara seperti ini. Dia perempuan baik, bahkan sangat baik,” Kim Bum mencoba menekan emosi yang melecut hati.

Kim So Eun memang perempuan baik-baik. Dia bukan pelacur seperti diduga Kim Bum sebelumnya. Ia wanita pemijat terlatih berjari “emas” yang memiliki diploma dan tahu seluk-beluk pijat kesehatan. Bekerja di Sungkyunkwan Castle, sebuah hotel mewah di pantai Hwangseong, Seoul. Gajinya di hotel mewah itu lebih dari mencukupi. Sampai akhirnya dia bertemu Lee Ki Kwang di Shinhwa Bar, tempat gaul malam yang cukup laris di Seoul.

Layaknya orang Korea kelas atas, Lee Ki Kwang berwajah dan penampilan menarik. Meski tidak tinggal serumah dengan Kim So Eun, mereka sering menghabiskan waktu bersama.

Sayangnya, Lee Ki Kwang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap mempunyai gaya hidup yang bisa membuat semua pacar-pacarnya sengsara. Ia dikenal gemar menghambur-hamburkan uang di bar. Selera gaul dan cara berpakaiannya pun meniru kalangan the have.

Berbekal tabungan Kim So Eun, Lee Ki Kwang membeli mobil berwarna Merah, agar bisa bolak-balik Seoul - Hwangseong tanpa harus naik bus. Kim So Eun, tentu saja tak dapat terus menerus menopang gaya hidup Lee Ki Kwang. Lama-kelamaan, rekening tabungannya semakin menipis. Saat itulah, Lee Ki Kwang menyarankan agar Kim So Eun “melacurkan” jari-jemari emasnya.

Menurut Lee Ki Kwang, dengan keahlian dan pengalamannya, Kim So Eun layak mendapat penghasilan yang lebih besar. Untuk itu, ia tidak boleh terpaku hanya pada “pijat kesehatan”. Sebagai usaha sampingan, Kim So Eun seharusnya juga menawarkan “pijat organ-organ khusus” bagi pelanggan yang menginginkan. Sialnya, petuah sesat Lee Ki Kwang itu ditelan begitu saja oleh Kim So Eun.

Aneh memang, Kim So Eun yang cantik, terlatih dan pintar mau saja menuruti permintaan Lee Ki Kwang. Apalagi belakangan terbukti, ia sebenarnya tidak betul-betul jatuh cinta pada lelaki itu. Kim So Eun jatuh cinta (lagi) pada Kim Bum, cinta pada pandangan pertama. Dia bahkan terkesan tak takut pada Lee Ki Kwang. Jadi, sebenarnya tak ada alasan Kim So Eun melacurkan jari-jari emasnya, hanya untuk membiayai gaya hidup Lee Ki Kwang.

Meski singkat, Kim Bum merasa beruntung sempat merasakan kebahagiaan bersama Kim So Eun. Mereka berpacaran seperti Remaja yang baru saja mengenal cinta. Keduanya tinggal di apartemen Kim So Eun di Hwangseong, membuka tabungan baru, serta menikmati tiap akhir pekan dengan makan malam di berbagai tempat makan murahan. Tidak seperti Lee Ki Kwang, Kim Bum tidak suka menghambur-hamburkan uang di bar atau tempat-tempat makan mahal. Mereka merasa sangat klop.

Lee Ki Kwang yang mencium hubungan Kim Bum dan Kim So Eun, satu kali pun tidak pernah menyatakan keberatannya. Sampai suatu sore, ia menelepon temannya itu.

Lee Ki Kwang bilang, dia punya “penawaran bagus” untuk Kim Bum. Namun ketika tak lama kemudian Lee Ki Kwang sudah muncul di pintu apartemen, Kim Bum sadar lelaki itu sedang merencanakan sesuatu. Sebuah kejutan yang tampaknya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Peristiwanya berlangsung sangat cepat. Jarak antara kedatangan Lee Ki Kwang, percakapan singkatnya dengan Kim So Eun, dengan aksinya mengeluarkan pistol dan menembak kening Kim So Eun dari jarak dekat, hanya sekitar 5 menit.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...