Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Rabu, 14 September 2011
Gosip (Chapter 3)
Chapter 3
Mantan Pacar
Officer Park Shi Hoo masih harus bekerja keras, karena belum ada titik terang dari kasus kematian Kim So Eun. Ia hanya dapat menyimpulkan bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan, pelakunya orang yang dikenal baik korban karena kunci pintu maupun jendelanya tidak rusak, juga ada acara minum dan makan kudapan berdua.
Saat memikirkan langkah yang harus diambil, tiba-tiba telepon di mejanya berdering.
"Ya, oh, dr. Song Seung Hun, bagaimana hasilnya, Dokter?"
"Ternyata minuman korban diberi obat tidur. Dosisnya sangat tinggi, dapat membuat pingsan cukup lama. Saya kira, saat dalam keadaan tak sadar, korban dibekap wajahnya sampai kehabisan oksigen."
"Bagaimana dengan kotak satunya?"
"Hmm, kotak minumannya 'kan tidak dibawa kemari. Yang ada cuma sisa minuman dikantung plastik."
"Maaf, saya lupa. Kotak minuman itu dibawa ke bagian forensik, untuk diambil sidik jarinya. Bagaimana dengan minuman yang satunya, Dokter?"
"Negatif. Tidak mengandung apa-apa."
Dari bagian identifikasi dan investigasi, Officer Park Shi Hoo mendapat keterangan, di salah sebuah kotak susu cokelat terdapat dua sidik jari, yakni sidik jari korban dan sidik jari X, seseorang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan. Sedang pada kotak lainnya hanya ada sidik jari X, yang mungkin membawa minuman itu lalu mengisinya dengan obat tidur.
Siapakah si X?
Ketukan di pintu membuyarkan konsentrasi Officer Park Shi Hoo.
"Ya. Masuk." Seorang gadis cantik, bersama ibunya, diantar masuk oleh Officer Jung Yong Hwa.
"Siap, Tuan. Ini Baek Suzy, ia hendak melapor."
"Tentang apa?"
"Tentang meninggalnya Ok Taecyeon Oppa," sahut gadis itu spontan.
Baek Suzy pun bercerita. Sekitar setengah tahun lalu ia putus pacaran dengan Kim Soo Hyun.
"Kenapa?"
"Karena dia sering mengonsumsi obat-obatan terlarang," jawab Baek Suzy singkat.
"Lalu apa hubungannya dengan Ok Taecyeon?"
"Kemudian saya pacaran dengan Ok Taecyeon Oppa. Rencananya, kalau bulan depan filmnya sudah selesai, kami akan menikah. Tapi ...," kalimatnya terputus, karena tangis.
"Masih muda kenapa buru-buru menikah?"
"Karena Baek Suzy sudah...," jawab ibunya polos.
"Oh, begitu. Lalu apa hubungannya dengan kematian Ok Taecyeon?"
"Baek Suzy mengira, Kim Soo Hyun-lah dalangnya, karena sakit hati," tegas ibunya.
Officer Park Shi Hoo menanggapi laporan itu sebagai informasi berharga.
Sore sekitar pukul 17.00 Officer Park Shi Hoo sudah duduk di motornya. Penampilannya berbeda, bercelana jins dan jaket kulit, lengkap dengan helm dan kaus tangan katun.
"Mau ke mana, Tuan? Dandanan anda berbeda sekali hari ini!" celetuk Officer Jung Yong Hwa.
"Nonton syuting film, ayo ikut, mumpung syutingnya masih di daerah kita."
"Sejak kapan Anda tertarik nonton syuting film?"
"Sejak dua krunya meninggal secara tak wajar."
Sayangnya, setiba di lokasi, syuting sudah selesai. Sebagian rombongan sudah pulang, termasuk rombongan sutradara dan bintangnya. Tinggal para kru yang sibuk dengan pekerjaannya. Officer Park Shi Hoo mendatangi seorang lelaki yang mengenakan kaus merah Marun garis-garis putih.
"Tn. Kim Soo Hyun. Syutingnya sudah selesai, ya?" seru Officer Park Shi Hoo.
"Sudah, Tuan. Hari ini terakhir syuting di sini."
Pandangan mata Officer Park Shi Hoo lekat menatap kaus Kim Soo Hyun. Kaus itu bermerek terkenal buatan luar negeri, persis merek kancing baju yang ditemukan di rumah Kim So Eun. Benar, kaus Kim Soo Hyun sebenarnya berkancing tiga, tetapi pada deretan paling atas terpasang kancing putih biasa, tak bermerek, berbeda dengan dua kancing lainnya.
"Kau Tinggal di mana, Kim Soo Hyun?"
"Tinggal bersama Ryu Soo Young Hyung," sambil menyebutkan alamatnya.
"Oh, masih daerah sini juga. Sebelumnya kerja di mana?"
"Di bengkel, pembantu montir."
"Tahu tentang listrik?"
"Sedikit," jawabnya mulai gugup.
"Tumben, kau tidak merokok. Biasanya selalu terselip di bibir?" Officer Park Shi Hoo mengalihkan pembicaraan.
"Jatah saya sudah habis. Mau beli, tempatnya jauh."
"Kalau mau, saya ada," Officer Park Shi Hoo mengambil sebungkus rokok dari balik kantung jaket kulitnya. Bungkus rokok itu diserahkan ke tangan Kim Soo Hyun, yang langsung menerimanya dengan senang hati, sebab rokok ini memang kesukaannya.
Sekembali di kantor Officer Park Shi Hoo mengeluarkan bungkus rokok dari kantung jaketnya, lalu memasukkan ke kantung plastik.
"Officer Jung Yong Hwa, tolong antarkan ini ke laboratorium. Periksa sidik jari di bungkus rokok ini, apakah sama atau tidak dengan sidik jari di karton cokelat susu di rumah Kim So Eun. Kalau sama, langsung jemput Kim Soo Hyun. Ini alamatnya."
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar