Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 10 September 2011

Cincin Berlian (Chapter 2)



Chapter 2
Tamu Berjaket Hitam


Sore harinya, ketika masih berada di rumah korban, Kim Bum melihat empat orang berwajah lugu mendatangi rumah itu.

"Anda-anda ini siapa?" tanya Kim Bum dengan nada sopan.
"Saya Lee Seung Gi, dan mereka teman-teman saya. Kami ini Pekerja yang sedang merenovasi rumah ini, Tuan," ujar lelaki itu, mewakili teman-temannya.

"Kenapa sore begini baru datang?" tanya Officer Jung Yong Hwa.

"Hari ini sebenarnya kami libur. Kami datang cuma ingin minta gaji pada Tn. Lee Ki Kwang," kata Lee Seung Gi.

"Ooo, begitu."

"Kemarin, sejak siang Tn. Lee Ki Kwang pergi. Kami tunggu sampai jam enam sore, sambil membuat adukan semen untuk lantai garasi, dia tidak pulang juga."

"Ngomong-ngomong, lantai garasinya kenapa tidak langsung ditutup keramik?" Kim Bum mengalihkan pembicaraan.

"Belum, Tuan. Ketika mau pulang kemarin, lantainya masih basah," jawab Lee Seung Gi.

"Jam berapa persisnya kalian mulai menyemen?"

"Kira-kira jam lima."

"Kalau disemen jam lima, jam berapa keringnya?"

"Harusnya pagi sudah kering, asal malamnya tidak hujan."

"Bagaimana kalau ada orang yang menginjaknya saat masih basah?"

"Ya, amblas, Tuan!" sahut Lee Seung Gi.

Kim Bum lalu mengajak Lee Seung Gi pergi ke samping rumah Lee Ki Kwang.

"Lihat bekas tapak sepatu ini. Kira-kira, kapan lantai sepatu ini diinjak?"

"Mungkin tadi malam," kata Lee Seung Gi.

"Kau lihat perbedaan tapak kaki kanan dan kiri?"

"Ya. Sepertinya cetakan kaki kanan lebih dalam dari yang kiri."

Kim Bum diam sejenak.

"Apakah ada tamu cacat atau kakinya pincang yang datang selama kalian merenovasi rumah ini?"

"Rasanya tidak. Memangnya kenapa, Tuan?"

"Orang yang pincang atau cacat, misalnya kaki kiri lebih panjang dari yang kanan, sewaktu berjalan semua beban tubuhnya tertumpu pada kaki yang lebih pendek. Jadi, kaki kanan lebih menekan ke tanah, seperti terlihat di bekas tapak ini," jelas Kim Bum.

Lee Seung Gi mengangguk-angguk.

"Officer Jung Yong Hwa, di rumah ini… Lee Ki Kwang tinggal sendirian?"

"Tidak, Komandan. Dia tinggal bersama seorang pembantu. Tapi sudah beberapa hari ini pembantunya pulang kampung."

"Tn. Lee Seung Gi, berapa Pekerja yang bekerja merenovasi rumah ini?" kata Kim Bum.

"Semuanya ada lima, termasuk saya. Yang berdiri di sana itu, Lee Donghae, Kim Soo Hyun, dan Choi Siwon. Satu lagi, Ok Taecyeon sedang sakit."

"Bisa kami menemui dia?"

"Bisa, Tuan. Rumahnya di dekat sini!"

Officer Kim Bum ditemani Officer Jung Yong Hwa, Lee Seung Gi, dan dua polisi berpakaian dinas segera beranjak pergi. Tak jauh dari rumah Lee Ki Kwang, ada gang kecil menuju perkampungan padat penduduk. Di sanalah letak rumah kontrakan Ok Taecyeon.

"Firasat saya tidak enak, Komandan," bisik Jung Yong Hwa.

Yang diajak bicara hanya menepuk-nepuk bahu Jung Yong Hwa. Feeling Jung Yong Hwa kali ini tampaknya benar. Di depan rumah Ok Taecyeon, mereka mendapati sepasang sepatu kain beralas karet yang dekil lantaran semen yang sudah mulai mengering.

Kim Bum mengetuk pintu, sementara Jung Yong Hwa bersiaga. Ok Taecyeon yang baru bangun tidur tampak tak menyangka tamunya adalah polisi. Dia mencoba kembali menutup pintu. Tapi Kim Bum dengan sigap bertindak.

"Ok Taecyeon! Diam di tempat! Banyak yang harus kau jelaskan pada kami di kantor polisi nanti." Sejurus kemudian, tangan anak buah Lee Seung Gi itu sudah masuk jepitan borgol.

"Tapi Komandan, Ok Taecyeon 'kan tidak pincang," protes Officer Jung Yong Hwa. "Memang, tapi berat badannya bertumpu pada kaki kanan, karena dia membawa sesuatu di tangan kanannya. Dia pasti mencuri sesuatu dari rumah Lee Ki Kwang."

* * *

"Kau yang membunuh Lee Ki Kwang dan merampok barang-barangnya?" tuding Kim Bum, begitu mereka tiba di ruang interogasi.


"Ampun, Tuan. Bukan saya yang membunuh," jawab Ok Taecyeon.

"Kalau bukan kau, lalu siapa?"

"Ampun, Tuan. Saya tidak bohong. Tadi malam, sekitar jam sepuluh saya memang ke rumah Tn. Lee Ki Kwang, mau minta gaji. Saya sudah tidak punya uang, Tuan. Dari kejauhan, saya melihat seseorang keluar dari rumah itu dengan terburu-buru. Saya tak sempat mengenalinya, karena dia langsung menyetop taksi."

"Lalu?"

"Saya ketuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Pintunya sendiri ternyata tidak terkunci."

"Kemudian kau masuk?"

"Betul. Saya kaget bukan main, suasananya berantakan sekali. Meja terbalik, kacanya pecah, dan pecahan kaca ada di mana-mana. Tn. Lee Ki Kwang sendiri tertelungkup di dekat bufet. Saya goyang-goyangkan tubuhnya, tapi dia tidak bergerak."

"Akhirnya kau memutuskan untuk mencuri? Tega betul kau!"

"Saya kekepet, Tuan. Kalau Tn. Lee Ki Kwang mati, siapa yang bayar gaji saya? Makanya saya ambil beberapa barang elektronik yang bisa dijual."

"Lalu kau matikan lampu, mengunci pintu dari dalam dan keluar lewat jendela samping?"

Ok Taecyeon mengangguk, kemudian tertunduk diam.

"Saya menceritakan yang sebenarnya, Tuan. Sungguh!" sambung Ok Taecyeon.

"Kau juga yang mengambil cincin berlian Lee Ki Kwang?"

"Cincin? Seingat saya, malam itu Tn. Lee Ki Kwang tidak memakai perhiasan. Mungkin orang berjaket hitam itu yang mengambilnya."

"Orang berjaket hitam itu, laki-laki atau perempuan?"

"Kurang jelas, Tuan."

"Ingat nomor polisi taksinya?"

"Tidak, Tuan. Saya hanya ingat warnanya, Kuning," tegas Ok Taecyeon.

"Ah, taksi warna Kuning 'kan banyak!"

Kim Bum dan Jung Yong Hwa seperti kehabisan kata-kata. Siapa sebenarnya orang berjaket hitam yang meninggalkan rumah Lee Ki Kwang? Atau, ini cuma akal-akalan Ok Taecyeon!

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...