Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Sabtu, 10 September 2011
Cincin Berlian (Chapter 1)
Chapter 1
Jejak Di Bawah Jendela
Sejam kemudian Officer Kim Bum beserta anak buahnya tiba di tempat kejadian perkara. Disusul sejumlah paramedis pimpinan dr. Kim Hyun Joong, ahli forensik.
Mereka langsung meneliti korban dan memeriksa tempat kejadian. Saat ditemukan, korban masih berpakaian lengkap, berbaju tangan panjang kotak-kotak yang digulung sebatas siku, dipadukan dengan celana jins dan sepatu kulit merek terkenal. Sepertinya Lee Ki Kwang baru pulang dari bepergian.
"Melihat kondisi tubuh korban yang kaku dan darahnya mulai mengering, saya perkirakan dia meninggal sebelum tengah malam. Tengkorak belakangnya pecah," kata dr. Kim Hyun Joong kepada Officer Kim Bum.
Tampak darah mengalir dari kepala hingga ke telinga dan pipi kiri korban, menggenangi karpet. Sebagian sudah membeku. Darah itu berasal dari kepala bagian belakang sebelah kiri. Pada tulang tengkoraknya terdapat lubang berbentuk segitiga sedalam 3 cm.
Mayat itu dikenali sebagai Lee Ki Kwang. Perjaka berusia 24 tahun, berkulit putih, dan bertinggi 174 cm itu tengah bersinar di dunia cat walk.
"Menurut Dokter, luka di kepala ini karena apa?" tanya Officer Kim Bum.
"Akibat benturan. Korban kelihatannya terkena tendangan atau pukulan keras dari si penyerang," sambung dr. Kim Hyun Joong sambil menunjukkan luka memar di dada korba ndan rahang kanannya. "Mungkin si penyerang jago bela diri. Sebelum jatuh ke lantai, kepala korban membentur ujung bufet, lalu mengenai meja kaca. Karena banyak darah yang keluar, korban akhirnya meninggal."
Pada salah satu ujung bufet yang tajam itu memang ditemukan sedikit bercak darah yang sudah mengering.
"Bagaimana dengan kemungkinan kecelakaan? Si penyerang hanya melakukan tindakan beladiri, misalnya," tanya Officer Jung Yong Hwa, anak buah Officer Kim Bum.
"Bisa saja. Tapi melihat pintu yang dikunci dari dalam, bukan tak mungkin pembunuhan ini sudah direncanakan," kali ini Kim Bum yang berteori.
Sejenak ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing. Lalu Officer Jung Yong Hwa mendekati Officer Kim Bum. "Saya menemukan ini, Komandan. Sepertinya bukan pecahan kaca, tapi batu permata," bisik Jung Yong Hwa yang sebelumnya sempat mengumpulkan pecahan-pecahan kaca di atas karpet.
"Betul, ini mungkin berlian. Di mana kau temukan?" tanya Kim Bum. "Tak jauh dari lokasi korban terbaring," jawab Jung Yong Hwa.
Sebelum memasukkan mayat ke dalam mobil jenazah, kedua petugas polisi itu memeriksa korban sekali lagi. Didapati korban tampak tidak memakai perhiasan apapun. Namun, pada Telunjuk kirinya terdapat tanda putih melingkar seperti bekas cincin.
Lalu di bagian ruas Telunjuk atasnya terlihat ada luka kecil. Kim Bum menduga, korban biasa memakai cincin di Telunjuk kiri, seperti gaya anak muda masa kini. Cincin itu mungkin dilepas secara paksa oleh si pembunuh.
Dari tuturan Lee Hong Ki, si pembunuh kelihatannya mengunci pintu dari dalam, lalu keluar lewat jendela samping ruang tamu yang tidak berteralis. Ini gaya lama pelaku kejahatan, agar korban tidak segera ditemukan orang lain.
"Hari ini ada acara gladi resik pameran busana rancangan saya. Lee Ki Kwang salah satu model dan peragawannya. Namun, sampai siang hari dia tidak juga muncul. Teleponnya juga tidak diangkat-angkat. Saya jadi khawatir. Karena itu, saya lantas menyuruh Lee Hong Ki untuk mengecek dan menjemputnya," jelas Park Shi Hoo, si perancang busana, majikan Lee Hong Ki.
"Sudah lama Lee Ki Kwang bekerja dengan Anda?" selidik Kim Bum.
"Kira-kira setahun lebih. Kematiannya merupakan kehilangan besar buat saya," jawab Park Shi Hoo.
Kim Bum kemudian membawa Lee Hong Ki untuk melakukan rekonstruksi penemuan mayat. Ketika sampai di dekat jendela tempat Lee Hong Ki masuk, Kim Bum berhenti sejenak. Pada lantai semen di bawah jendela terlihat bekas tapak sepatu bersol karet. Sepertinya, lantai semen itu belum kering ketika diinjak. Mungkinkah itu jejak kaki tersangka?
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar