Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Jumat, 09 September 2011
Terbongkarnya Perempuan Simpanan (Chapter 6)
Chapter 6
Selalu Mesra
Menyimak curhat Park Shin Hye kepada Kim So Eun, seharusnya tak patut mencurigai Jung Yong Hwa. Mereka saling menyayangi dan sudah sepakat untuk menuju pernikahan.
"Tinggal menunggu saat yang tepat," ujar Kim So Eun, menirukan ucapan Park Shin Hye. Apalagi saat ditemui di rumahnya, Jung Yong Hwa terus terang mengakui kedekatannya dengan Park Shin Hye. Teman-teman Kim So Eun yang mengelola Volcom Cafe di Boulevard Street, juga berbicara tentang hal yang sama.
"Mereka memang sering sekali ke sini. Tapi aku tidak pernah melihat mereka bertengkar. Malah, kadang-kadang, aku dan teman-teman iri melihat kemesraan mereka." tegas Park Ji Yeon, salah satu anggota kongsi Volcom Cafe.
Motif "harta" juga tak masuk dalam hitungan Kim Bum. Jung Yong Hwa jelas tak lebih miskin dari Park Shin Hye. Dia punya toko bahan-bahan bangunan dan gerai barang-barang Elektronik yang lumayan laris, dua-duanya terletak di Boulevard Street.
"Anda tahu, Ny. Park Shin Hye sedang hamil?" pancing Kim Bum.
"Ya, tentu saja. Kami bahkan hendak mematangkan rencana pernikahan bulan depan. Saya sangat berharap, polisi segera menemukan Park Shin Hye dan Jung So Min, dalam keadaan sehat. Park Shin Hye bagian dari masa depan saya. Mereka masih hidup, 'kan?"
Kim Bum dan Kim So Eun saling berpandangan. Jawaban apa yang harus diberikan?
"Aku juga berharap begitu, Jung Yong Hwa," Kim So Eun memecah kebuntuan.
"Baiklah, kami permisi dulu. Tapi, saya sarankan Anda tidak bepergian jauh untuk sementara waktu, agar kami bisa cepat menguhubungi jika ada sesuatu yang perlu dikonfirmasi," tutur Kim Bum, menutup pembicaraan.
Jung Yong Hwa mengantar Kim Bum dan Kim So Eun sampai pintu pagar.
Di perjalanan Kim Bum lebih banyak berbicara dengan pikirannya sendiri. Kadang dahinya berkerut, kadang kepalanya menggeleng. Kim So Eun yang bosan diperlakukan seperti patung, akhirnya berinisiatif membuka percakapan.
"Saya punya firasat, siapa pun pelakunya, pasti punya masalah pribadi dengan korban. Ini bukan penculikan murni. Pelakunya kenal baik dengan Park Shin Hye. Mereka bertemu di satu tempat, lalu ke rumah dengan mobil yang sama. Di rumah, mereka terlibat pertengkaran. Park Shin Hye dibunuh, begitu pun Jung So Min yang ikut menyaksikan peristiwa itu. Lalu untuk menghilangkan jejak, mayatnya dikuburkan di sebuah tempat."
"Teorimu boleh juga. Lalu?"
"Para tetangga mengira, mobil Park Shin Hye, yang keluar masuk rumah sejak pagi sampai siang, dikemudikan sendiri oleh pemiliknya. Baek Suzy dan tetangga lainnya mengaku tidak melihat dengan jelas siapa pengemudinya, 'kan? Makanya, mereka tak sedikit pun menaruh curiga."
"Not bad."
"Jadi, apa rencana kita sekarang?"
"Kita? Sekali lagi, saya detektifnya. Kau cuma penumpang gelap."
"Penumpang gelap yang cantik. Iya, 'kan?"
Kim Bum mati kutu. Badannya boleh sekuat Herkules, tapi pemuda single satu ini sering tak berkutik jika berdebat dengan perempuan yang satu ini.
"Besok kau istirahat saja di rumah, tidak usah ikut wara-wiri. Ny. Park Shin Hye 'kan tak punya banyak musuh. Jadi, jika bukan Jung Yong Hwa, pelakunya tentu Ok Taecyeon, atau Lee Ki Kwang, mantan karyawan yang dipecat beberapa hari lalu. Merekalah yang dalam seminggu terakhir bermasalah dengan Park Shin Hye."
"Saya benar-benar tidak boleh ikut?"
"Ini bukan tugas kampus, Kim So Eun. Ini kasus serius."
"Baiklah. Eh, siap, Komandan!"
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar