Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 14 September 2011

Partner Kejahatan (Chapter 4-Tamat)



Chapter 4
Celah Di Antara Celah

Esoknya, hampir seharian mereka habiskan untuk mensurvei kembali toko-toko perhiasan. Begitu sore tiba, Lee Ki Kwang yang tidak pernah menginap dua malam berturut-turut di satu tempat, memilih menghabiskan waktu di sebuah Motel.

Seperti kemarin malam, lagi-lagi Lee Ki Kwang membangunkan Kim Bum di paruh pagi. Kali ini bukan karena mendengar mobil patroli polisi.

“Aku sedang berpikir tentang uang kontan. Kita butuh uang kontan. Bagaimana kalau kau turun dan membunuh perempuan tua pemilik Motel ini, lalu merampok uangnya?”

Kim Bum kaget alang kepalang.

“Tapi kalau kita merampok tempat ini, polisi akan mencari-cari kita. Padahal kita sudah berencana merampok toko perhiasan,” tolaknya halus.

Lee Ki Kwang berpikir sejenak, lalu mengangguk.

“Masuk akal. Tak kusangka kau ternyata partner yang pintar.”

Mereka lalu kembali “tidur”, meski praktiknya, mata Kim Bum tak pernah terpejam sampai pagi tiba.

Paginya, lagi-lagi Lee Ki Kwang mengajak Kim Bum mengintai toko-toko perhiasan, kali ini yang berjejer di sepanjang Daehan Minguk Street, kawasan yang lumayan ramai oleh pejalan kaki. Kim Bum makin deg-degan. Firasatnya mengatakan, inilah tempat paling tepat untuk menghindari perbudakan Lee Ki Kwang. Namun, bagaimana caranya?

Kim Bum terus mencari celah. Suatu saat, Lee Ki Kwang tampak sangat serius mengamati pintu masuk sebuah toko perhiasan. Nah, ketika sang residivis mencari celah masuk, Kim Bum justru menemukan celah untuk melarikan diri. Pelan-pelan, dia bergeser menuju ujung sebuah gedung, menghilang di balik gedung itu, lalu sekuat tenaga berlari menuju sebuah pusat perbelanjaan, masuk dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

Kim Bum kemudian menyetop taksi. “Tolong antarkan aku ke kantor polisi,” pintanya singkat.

Sepuluh menit kemudian, Kim Bum sudah bersaksi di depan Inspektur Ok Taecyeon dan Detektif Jung Yong Hwa dari Kantor Kepolisian Chuncheon. Oleh Ok Taecyeon, semua cerita Kim Bum dikonfirmasi lewat telepon pada kepolisian Seoul dan Hwangseong.

Begitu mendapat kabar positif, yakni ditemukannya mayat Kim So Eun, Ok Taecyeon dan Jung Yong Hwa langsung memblokir Daehan Minguk Street dan memeriksa gedung-gedung di sekitarnya. Polisi juga berjaga-jaga di stasiun dan gerbang keluar kota lainnya.

“Menurut Anda, di mana kira-kira dia sekarang?” tanya Ok Taecyeon.

“Entahlah. Dia berencana merampok salah satu toko perhiasan yang kami survei. Tapi dia sendiri belum memutuskan, toko mana yang akan dirampok,” jawab Kim Bum.

“Sersan, kumpulkan data semua toko perhiasan. Tempatkan minimal satu orang polisi di sekitarnya,” perintah Ok Taecyeon pada Jung Yong Hwa.

Namun Lee Ki Kwang tetap Lee Ki Kwang. Jika tekadnya sudah bulat, tak satu pun rintangan dapat menghalangi niatnya. Tak juga polisi. Siang menjelang sore, penjahat berdarah dingin itu merampok Incheon Jewellery di Seongnam Street. Dengan pistol, dia melukai pemilik toko Kim Hyun Joong, menembak mati istri Kim Hyun Joong, Jung So Min, dan karyawan mereka Go Ah Ra.

Lee Ki Kwang lalu membajak truk yang dikemudikan Lee Hong Ki. Lee Hong Ki selamat, setelah lari terbirit-birit meninggalkan truknya, begitu tahu status Lee Ki Kwang dari radio.

Beberapa saat kemudian, Lee Ki Kwang menembak Jang Geun Suk, yang ditemuinya di Ulsan Street.

Polisi yang datang ke lokasi atas laporan Lee Hong Ki, menjumpai Jang Geun Suk dalam keadaan luka parah. Namun Jang Geun Suk sempat menunjuk gedung Gunpo’s Way No. 13 sebagai tempat Lee Ki Kwang bersembunyi. Polisi, didahului oleh pasukan khusus, menyerbu masuk.

Namun, dor! dor! Lee Ki Kwang memberikan perlawanan sengit. Gas air mata pun melesak ke dalam gedung, seiring desingan peluru dari kedua belah pihak. Beberapa saat kemudian, tembak menembak reda. Polisi mendapati seorang lelaki terbaring tak bergerak, dengan luka tembak di bahu kanan, kepala, dan kaki kiri. Lee Ki Kwang telah mati.

Belakangan diketahui, peluru nan mematikan yang bersarang di kepala Lee Ki Kwang, ternyata berasal dari pistolnya sendiri! Sampai kematiannya, Lee Ki Kwang masih ingin menentukan nasibnya sendiri.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...